≡ Menu

Review Nikon Z50 – Kamera untuk content creator yang senang kolaborasi

Nikon Z50 ini adalah kamera mirrorless Nikon dengan mengunakan Z-mount. Sistem Nikon Z pertama kali diumumkan di tahun 2018 dan kamera ini diluncurkan di tahun 2019 yang lalu. Bentuknya seperti kamera DSLR mini. Saat saya pegang, Z50 ini mengingatkan saya dengan kamera DSLR yang saya pernah punya, Nikon D5500.

Desain kamera

Z50 punya grip/pegangan yang nyaman. Tombol-tombolnya cukup banyak dan rata-rata mudah dijangkau hanya saja ukurannya agak sedikit kecil. Tombol-tombol penting di letakkan dibagian atas dekat shutter yaitu tombol rekam video, ISO dan kompensasi eksposur. Z50 juga punya dua roda kendali memudahkan untuk mengganti setting dengan cepat. Di bagian belakang kamera ada tombol empat arah dan empat tombol dibagian bawahnya.

Dengan lengkapnya roda dan tombol di kamera ini, menandakan kamera ini bukan kamera entry-level/pemula, tapi posisinya lebih ke kamera menengah seperti kalau di DSLR, padanannya adalah Nikon D7500.

Layar monitor LCD ini Z50 mekanismenya agak berbeda. Bukan diputar ke samping dan atas, tapi bisa diputar kebawah seperti kamera DSLR Nikon D5000. Dengan layar yang diputar kebawah, hot shoe bebas dipasang speaker atau alat bantu cahaya. Tapi saat dipasang di tripod, layar ini jadi terhalang.

Layar monitor Z50 ini agak besar, memiliki tiga tombol soft button yang permanen yang memudahkan untuk meninjau foto. Akibat dari layarnya yang besar ini, empat tombol di bagian kanan bawah jadi agak sedikit rapat dan kecil.

Gaya vlogging dengan layar LCD yang dilipat kebawah

Kualitas gambar

Kualitas gambar yang dihasilkan Z50 dengan lensa Nikon S 16-50mm f/3.5-6.3 VR tergolong bagus di kelas APS-C. Nikon memilih mengunakan sensor 20.9MP seperti Nikon D7500, tapi tidak seperti Nikon D7200 (24MP) dengan tujuan supaya gambar di ISO tinggi tetap bagus dan tajam dengan kinerja yang cepat.

Kanan: Crop dari foto kanan, menandakan Z50 mampu menangkap detail dengan baik. ISO 100, f/8, 1/125 detik – Studio Flash.
Picture Control Vivid. ISO 400, f/4.5, 1/25 detik, 26.5mm (ekuiv. 40mm) – Cahaya matahari dari pintu kaca.
Creative Picture control Graphite
Creative Picture control Pink
Picture Control: Standard, ISO 100, f/5.6, 1/25 detik, 38mm (ekuiv. 57mm) – Lampu LED
Picture Control: Standard, ISO 100, f/5.3, 1/125 detik, 36mm (ekuiv. 54mm) – Lampu LED

Dalam pengujian, saya mendapati kualitas gambar yang dihasilkan di ISO 100-1600 sangat baik, 3200-6400 bisa diterima, tapi diatas itu kurang baik karena banyaknya noise dan detail gambar berkurang.

Klik untuk gambar yang lebih besar

Soal warna dan tone, Nikon memberikan banyak pilihan kustomisasi di dalam menu picture control, dimana kita bisa memilih picture control sesuai keinginan misalnya standard, portrait, vivid, dan sebagainya. Juga tersedia creative picture control yang seperti layaknya filter di instagram yang memberikan berbagai “look” dan suasana yang berbeda untuk foto maupun video.

Kinerja foto dan videografi

Z50 mengincar penggemar fotografi tapi juga videografer pemula. Keseriusan Z50 untuk videografi ini ditunjukkan dengan adanya tuas khusus untuk memindahkan mode foto ke video dan tombol rekam video yang letakknya strategis.

Desain layar juga dibuat untuk memudahkan merekam video terutama vlog/selfie. Sayangnya kameranya tidak memiliki image stabilizer built-in seperti seri Z6/Z7. Tapi memang jika ada, pasti ukurannya lebih besar dan harga juga lebih mahal. Sebagai alternatif penstabil bisa mengunakan Electronic/Digital IS. Saya coba cukup stabil saat kamera tidak digerakkan. Saat digerakan footage-nya agak sedikit bergetar/shaky.

Kinerja autofokus saat merekam video cukup baik untuk vlogging, kamera dengan mudah mengenali wajah (face detection) tapi tidak mata (eye detection). Kualitas video yang disediakan Z50 ini cukup baik, bisa merekam video 4K dan full HD 120fps slow motion.

Kamera ini bisa untuk bekerja, tapi secara spesifikasi, Z50 lebih cocok untuk sebagai kamera back-up dan second kamera. Karena baterainya kecil, memory card yang digunakan SD card, dan cuma satu slot. Selain itu weathersealingnya tidak semantap seri Z6, Z7 atau kamera DSLR pro Nikon.

Perbandingan ukuran Z50 (kiri) dengan Z6 (kanan)

Kelebihan Nikon Z50

  • Ukuran yang compact, mudah dibawa kemana-mana
  • Built Quality terasa kokoh dan tidak murahan
  • Ergonomi dan pegangannya mantap
  • Wifi dengan snapbridge stabil dan lancar
  • Kinerja relatif bagus, sistem autofokus seperti face tracking bekerja dengan baik
  • Organisasi menu mirip dengan kamera DSLR Nikon
  • Kualitas foto dan video tajam dan detail
  • Ada pilihan silent/electronic shutter

Kelemahan Nikon Z50

  • Tidak ada sensor shift stabilization
  • Tidak ada pembersih debu sensor otomatis
  • Tombol-tombol terasa agak kecil dan susunannya agak rapat
  • Pilihan lensa sangat terbatas saat ini, hanya ada dua untuk APS-C.
  • Layar LCD bukan di flip ke samping tapi ke bawah
Deteksi mata di mode fotografi

Kesimpulan

Menurut saya, kamera Nikon Z50 yang dijuluki “The Collaborator” ini diposisikan dengan baik dan dengan harga yang tepat, sekitar 14 jt dengan lensa 16-50mm f/3.5-6.3 VR. Meski demikian di segmen ini, Z50 bersaing cukup ketat dengan kamera seperti Sony A6400, Canon M6 II dan Fuji X-T30.

Kamera ini cocok bagi anak muda kekinian yang aktif di sosial media, baik foto maupun video dan senang berkolaborasi. Yang menentukan kesuksesan sistem Nikon Z APS-C kedepannya adalah seberapa kuat determinasi Nikon dalam mengembangkan lensa dan aksesoris untuk kamera APS-C ini.

Memang, kita bisa memasang lensa Z untuk full frame yang sudah cukup banyak dipasaran, seperti Nikon S 14-30mm f/4, tapi sayangnya harganya relatif tinggi dan saat dipasang, efek lebarnya tidak terlalu lebar seperti saat dipasang di Z6. Alternatif lain yaitu memasang lensa DSLR dengan adaptor, tapi ukuran keseluruhan sistem kamera ini jadi besar.

Spesifikasi dan harga Nikon Z50

  • 20.9MP APS-C CMOS sensor
  • Foto kontinyu maksimum 11 fps, 5 fps saat live view
  • 4K video at up to 30p
  • Jendela bidik elektronik 2.36 juta titik
  • Layar LCD lipat kebawah dan ke atas
  • Bluetooth Wifi (via Snapbridge app)
  • Harga: Rp 13.999.000 dengan lensa 16-50mm

Jika Anda tertarik untuk membeli kamera ini, atau ingin belajar fotografi, silahkan hubungi kami di melalui WA 0858 1318 3069

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 11 comments… add one }
  • Wahyu ade July 14, 2020, 9:29 am

    Koh klo diantara 2 pilihan z50 sama xt2 lebih baik pilih yang mana?untuk kebutuhan foto dokumentasi indoor & outdoor

    • Enche Tjin July 14, 2020, 11:17 am

      Nikon Z50 lebih lincah, tapi pilihan lensa X-T2 lebih banyak. Bakalan ada dana buat beli lensa tambahan?

  • Rudy May 27, 2020, 7:17 pm

    koh, klo untuk foto landscape lebih prefer mana antara Nikon Z50 ini dengan Sony A6400 ?
    Thank koh……

  • Haryo May 19, 2020, 10:28 pm

    Koh, izin bertanya(maaf jika oot). Sebenarnya, dalam segi hasil baik video maupun foto, sensor dengan format APS-C ini, apakah sudah dapat diandalkan untuk bekerja (semi) profesional, seperti memotret wisuda, foto pre-wed teman (yang tentu berharap budget tidak terlalu besar) atau sekedar membuat video konten youtube? Berhubung saya mahasiswa dengan budget terbatas (under 20 jt) hehe
    Terimakasih, koh

  • sapta April 19, 2020, 9:56 pm

    koh,, untuk potrait potography,, di nikon d750, bagus mana antara nikon 50mm f1.4 vs nikon 85mm f1.8,, lalu kalo dibandingkan nikon 85mm f1.8 vs samyang 85mm f1.4, koko lebih prefer kemana? soalnya banyak yg bilang lensa pihak ke3 sering banyak kekurangannya dan kualitasnya lebih jelek… thanks…

    • Enche Tjin April 20, 2020, 2:06 am

      Kalau cari ketajaman bagus Nikon, tapi kalau latar belakang blur lebih penting f/1.4 lebih blur, cuma gak begitu tajam di bagian yang fokusnya.

  • Ayie April 17, 2020, 7:59 am

    Maaf koh out of tofic

    Koh mnding lensa mana? antara canon 70-200mm f2.8 non is atau canon 135mm f2?

    Keperluan saya buat potrait photography koh. Makasih koh #salamjepret

    • Enche Tjin April 18, 2020, 12:31 pm

      Kameranya apa? Kalau mau yang fleksibel 70-200mm.

Leave a Comment