Vivo X70 Pro adalah salah satu ponsel kelas menengah ke atas yang masuk di Indonesia tgl 7 Oktober 2021. Kesan pertama, ukuran cukup besar 6.56 inci dengan berat 186g. Layarnya cerah dan tepinya sedikit melengkung kebawah memberikan kesan lebar dan mewah.
Seperti ponsel kekinian, Vivo X70 Pro punya berbagai modul kamera yang dapat digunakan untuk berbagai kondisi. Kamera utamanya memiliki resolusi maksimum 50MP dengan lensa wide, sekitar 26mm bukaan f/1.8. Sensor yang digunakan berukuran 1/1.56″ bukan yang paling besar tapi lebih baik daripada sebagian besar kamera ponsel yang ada.
Modul kamera lainnya yaitu yang ultrawide ekuivalen 16mm, dengan sensor 12MP, 1/3.1 dan bukaan f/2.2. Kamera ini cocok untuk merekam pemandangan yang sangat luas atau arsitektur. Selanjutnya ada kamera dengan modul lensa standard, yaitu ekuivalen 50mm dengan sensor 12MP, 1/2.93″ dan lensa f/2. Modul kamera ini menurut pendapat saya tidak perlu karena bisa tercakup dengan digital zoom/crop dari kamera utama.
Kamera telefoto juga tersedia di kamera ini, mengunakan teknologi periscope zoom sampai 60x sehingga ukuran ponsel tetap flat/rata. Kamera ini memiliki resolusi sensor 8MP, 1/4.4″ dengan bukaan f/3.4 dan jarak fokal ekuivalen 125mm.
Dalam membuat lensa, Vivo bekerjasama dengan Zeiss yang melapisi elemen lensa dengan T* coating yang terkenal dari Zeiss untuk mencegah flare dan membuat foto tetap tajam dan cerah di berbagai kondisi cahaya, termasuk backlight. Zeiss juga terlibat dalam mengembangkan image processing untuk latar belakang bokeh-nya.
Hasil gambar yang dihasilkan berbagai modul kamera ini rata-rata berwarna cerah, tajam dan sebagian orang akan suka. Yang paling baik dan detail dihasilkan oleh modul kamera utamanya yang berlensa lebar. Di kondisi cahaya yang baik, modul kamera ultrawide (zoom 0.6x) menghasilkan gambar yang sama baiknya dengan kamera utama. Modul ultrawide ini sangat menarik untuk pemandangan yang sangat luas dan arsitektur dimana lensa utama tidak cukup lebar. Untuk lensa standar zoom 2x nya, cocok untuk foto detail atau portrait.
Hasil foto dari kamera ini di lihat dari layar monitor ponsel VIVO secara default cerah warna dan tajam, sebagian besar orang akan suka dan tidak dibutuhkan editing lagi. Memotret menghadap cahaya juga masih bagus berkat coating Zeiss. Hanya di sudut tertentu bisa muncul flare, tapi tidak signifikan. Jika kita lihat di monitor besar seperti laptop atau monitor PC dengan perbesaran 100%, detail gambar tidak sebaik jika dibandingkan dengan kamera DSLR/mirrorless yang bersensor besar.
Untuk modul telefoto zoomnya, karena ukuran sensor yang kecil dan bukaan yang sedang-sedang saja, maka hasil fotonya tidak sebaik modul kamera lainnya. Hasil fotonya tajam tapi kurang detail misalnya tekstur wajah tidak terlihat, dan di zoom 60x, tulisan dari kejauhan tidak jelas meskipun masih bisa terbaca.
Untuk mode portraitnya, kita bisa memilih simulasi bokeh ala lensa Zeiss seperti Biotar, Planar, Sonnar, dan Distagon. Idealnya, latar belakang yang dipilih memiliki sumber cahaya yang berukuran kecil-kecil tapi banyak, misalnya lampu hias, atau cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah dedaunan. Hasil ini sekilas dapat mengecoh orang yang melihatnya seperti mengunakan lensa Zeiss meskipun hanya merupakan pemrosesan via software.
Untuk videonya, Vivo adalah salah satu pabrikan ponsel pertama yang menerapkan gimbal stabilization dan gyro-EIS untuk menghasilkan gambar video yang mulus saat kameranya bergerak. Hasil video di modul kamera utama dan ultrawide terlihat mulus dan stabil saat kamera diam ataupun bergerak.
Rekomendasi
Sebagai ponsel kelas menengah ke atas, VIVO PRO ini cocok bagi teman-teman yang ingin mengabadikan momen-momen liburan baik untuk foto maupun video. Keunikan VIVO ini adalah pada coating Zeiss yang membuat tampilan foto tajam dan cerah, foto portrait-nya yang bisa diatur gaya bokehnya, dan kestabilan videonya. Karena videonya juga sudah mendukung perekaman video 4K dan FULL HD dengan gyro EIS, maka cocok juga untuk teman-teman yang suka membuat konten video di media sosial.