Fujifilm X-M5 adalah kamera mirrorless bersensor APS-C yang berukuran sangat compact. Pendahulu kamera ini, Fujifilm X-M1 di rilis 11 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2013. Lini X-M pada awalnya dirancang untuk penggemar fotografi yang menyukai kamera yang compact dengan kualitas body dan fitur yang canggih.
Tapi setelah X-M1, Fujifilm tidak memperbaharuinya melainkan membuat lini baru yang dinamakan Fujifilm X-A yang bentuknya sama-sama compact, tapi dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Mungkin karena saat itu persaingan antara kamera mirrorless sangat kompetitif, jadi Fujifilm memilih mengembangkan X-A dengan spek yang lebih rendah, sehingga harganya lebih kompetitif. Lini Fujifilm X-A ini diperbaharui sampai X-A7 yang dirilis di tahun 2019.
Konsep desain dari X-M5 mirip dengan X-A7, cuma material body M sepertinya lebih baik, juga processornya setingkat dengan kamera kelas atas Fujifilm X-T, oleh sebab itu lini X-M berada setingkat diatas X-A.
Penamaan Fujifilm X-M5 ini didasari dari processor yang digunakan sudah generasi ke-5. Ini memberi sinyal bahwa kamera ini peningkatannya jauh dari X-M1, dari processor generasi ke-2 dengan resolusi 16MP, langsung lompat ke 26MP dengan processor 5, sejajar dengan Fujifilm X-T5 dan X-T50. Kehadiran X-M5 juga menandakan Fujifilm mulai mengarahkan fokus ke fotografer/creator pemula dan menengah.
Karakter Fujifilm X-M5 dan fitur videografi
Kamera Fujifilm X-M5 dirancang supaya sekecil dan seringan mungkin. Harganya juga signifikan lebih murah daripada Fujifilm X-T5 dan X-T50. Tidak mengagetkan karena X-M5 ini tidak punya beberapa fitur yang bikin kamera mahal seperti jendela bidik, in-body image stabilization dan baterai yang besar.
Fujifilm X-M5 punya beberapa fitur baru yang berkaitan dengan videografi, khususnya vlogging. Untuk mengakses fitur-fitur video, kita bisa akses halaman menu khusus Vlog. Pertama kita putar dulu mode kamera ke Vlog. Lalu sentuh kotak Menu, dilaman ini ada beberapa fungsi baru, misalnya ada setting untuk stabilization, setting untuk mempermulus wajah, pengaturan ketajaman background, mode autofocus product priority dan lain-lain.
Salah satu yang sudah ada di kamera Fujifilm sebelumnya tapi sudah ditingkatkan kualitasnya adalah mic internalnya. Arah perekaman suara mic ini bisa set arah dari depan, belakang kamera, atau segala arah.
Fujifilm X-M5 ini sayangnya tidak punya stabilizer, adanya digital stabilizer atau DIS, fitur ini hanya berlaku untuk video. Untuk gerakan yang dinamis seperti panning dan tilt, yang paling bagus adalah menghidupkan DIS+OIS dan mematikan IS Boost.
Untuk video tanpa banyak getaran/goncangan,setting IS boost ON saja sudah cukup, tapi jika kamera banyak bergetar dan diambil sambil jalan, DIS dan OIS dapat dihidupkan bersamaan untuk stabilitas yang maksimal.
Kekurangan dari digital image stabilization ini adalah adanya crop 1.3x saat diaktifkan. Cukup signifikan sehingga pengguna perlu perhatikan lensa yang digunakan, lensa yang lebih lebar dari 18mm lebih ideal untuk vlogging.
Yang paling baru dan inovatif dari X-M5 yaitu bisa merekam video vertikal dengan posisi landscape. Ini memungkinkan karena sensor gambar M5 ini bisa merekam 6K, jadi kalau yang diambil bagian tengah saja dengan aspek rasio 9×16 ditengah masih menyisakan resolusi Full HD. cukup untuk media sosial seperti tiktok, ig reel dan youtube short. Saat merekam video short, kita tidak perlu memutar posisi kamera ke mode vertikal. Bisa langsung record dengan posisi landscape.
Creator juga dapat memilih kualitas videonya, yang paling rendah 8mbps. Ukuran filenya kecil jadi transfer ke ponsel bisa cepat dan tidak menghabiskan banyak ruang. Cocok untuk membuat video pendek yang tidak terlalu banyak geraknya, misalnya video “talking head”. Ada pilihan 25mbps atau lebih juga ada jika butuh kualitas yang lebih tinggi saat merekam adegan-adegan yang lebih dinamis dan kompleks.
Untuk video, kemulusan autofokus akan tergantung dari motor fokus lensanya. Banyak lensa-lensa produksi awal Fujifilm yang motor fokusnya dirancang hanya untuk fotografi, jadi bisa tidak terlalu cepat dan mulus, alias kadang-kadang hunting maju mundur. Untuk autofokus yang lebih baik dan mulus untuk videografi, saran saya cari lensa yang memiliki stepper motor/STM atau lebih baik lagi yang Linear motor (LM).
Kualitas video X-M5 juga tidak diturunkan dari kamera yang kelasnya lebih atas seperti X-S20, X-M5 masih bisa rekam video 6.2K, 4K 60p dan full HD 240p tanpa cropping.
Untuk merekam video kita bisa sentuh subjeknya untuk tracking, dan kamera akan terus mengikuti subjeknya sampai tidak terlihat lagi baru pindah ke subjek lainnya. Hasil video bisa diupload ke cloud via frame io.
Meskipun banyak peningkatan di videografi, fitur-fitur fotografi juga tidak dihilangkan, masih ada mechanical shutter, hot shoe buat flash, kinerja autofokus-nya sama dengan kamera Fujifilm dengan processor generasi 5 lainnya seperti X-T50, XT5 bahkan X-H2. Subjek manusia dari jauh pun sudah bisa terdeteksi kepalanya saat membelakangi kamera. Selain itu ada pilihan berbagai subjek yang bisa dipilih seperti hewan, pesawat terbang sampai kereta api.
Kinerja foto berturut-turut X-M5 boleh dibilang cepat, 8 foto perdetik dengan mechanical shutter, kalau electronic shutter bisa sampai 20 foto perdetik dan bisa ditingkatkan ke maksimum 30 foto perdetik tapi akan ada 1.25x crop.
Pengalaman memotret
Saya sempat mencoba kamera ini untuk berpindah dari stasiun ke stasiun kereta api di Jakarta. Untuk petualangan ini, saya membawa dua lensa, 18-55mm f/2.8-4 IS dan 35mm f/2. Saat dipasang dengan 18-55mm kesannya agak panjang, tapi bagi saya masih cukup baik karena lensanya gak berat dan jarak fokalnya fleksibel.
Fujifilm X-M5 ini tidak punya pegangan besar seperti type X-S, jadi tidak terlalu kukuh saat digenggam. Mungkin ergonominya bisa lebih baik jika kita pasang aksesoris seperti thumb-up atau mungkin nanti akan ada aksesoris gripnya dari pihak ketiga?
Di bagian kiri atas X-M5 ada dial baru, film simulation, yang tadinya kalau di X-M dan X-A itu built-in flash, yang di X-M5 jadi absen. Nah ini mungkin bakal jadi perdebatan panjang lagi nih. Ada yang tidak suka dengan dial ini, apalagi kalau menghilangkan salah satu fitur yang mungkin aja yang sering digunakan.
Keuntungan dial khusus untuk film simulation adalah kita jadi lebih mudah untuk melihat apa film yang aktif dan kalau mau ganti bisa sangat cepat, tinggal putar saja, gak perlu tekan tombol atau melihat menu lagi.
Fujifilm X-M5 tidak punya shutter speed dial seperti kamera X-T, ia lebih menyerupai X-S, jadi untuk mengatur exposure seperti aperture, ISO dan shutter kita pakai roda/dial di didepan atau belakang.
Dial di bagian depan kamera dirancang untuk mengubah Aperture/F lensa, ISO dan film simulation. Untuk mengganti fungsi, dialnya bisa ditekan layaknya tombol. Tentunya aperture, ISO dan film simulation juga dapat di atur secara independen melalui aperture ring di kamera, dial film simulation yang terletak di bagian kiri atas kamera.
Kualitas gambar
Kualitas foto dari kamera ini seperti kamera Fujifilm pada umumnya tidak mengecewakan. Hasil foto langsung dari kamera Fujifilm khas berkat film simulationnya yang racikannya cenderung enak dilihat, dan menimbulkan kesan nostalgia. Kemungkinan besar karena kombinasi warnanya terkait dengan karakter gambar yang dihasilkan kamera film di masa lalu.
Yang mempertimbangkan Fujifilm X-M5 yang diluncurkan tanggal 14 Oktober ini mungkin akan mempertimbangkan Fujifilm X-S10, X-T30 yang harganya mungkin tidak terpaut jauh yaitu dibawah Rp15 juta. Fujifilm X-M5 ini cocok bagi yang suka kamera yang se-compact mungkin tapi fiturnya canggih, bisa ganti lensa dan nyaman digunakan foto-foto sehari-hari atau untuk vlogging video vertical maupun horizontal.
Saksikan juga review kamera Fujifilm X-M5 di YouTube
hallo pak enche untuk fotografi dibandingkan dengan fuji xe3 dari segi fitur lebih enak mana ya?
Hallo pak enche kalau untuk fotografi dibandingkan dengan fuji xe3 dari segi fitur lebih enak mana ya? Soalnya saya lihat xm5 tdk ada jendela bidik, trimakasih
Memang, untuk fotografi lebih enak yang ada jendela bidik seperti Fujifilm X-E3, cuma memang X-M5 sudah lebih canggih karena kualitas processornya lebih baru dan berakibat pada kualitas sistem Autofocus yang lebih cepat. Alternatif lain mungkin tunggu X-E5 atau X-T50 (yang menurutku fiturnya paling lengkap untuk fotografi).