Kadang-kadang, ada yang menanyakan dan meminta saya untuk membahas tentang filter. Ironisnya, saya sendiri tidak memakai filter, dan dalam tulisan ini saya akan menjelaskan sedikit banyak tentang filter dan kenapa saya tidak mengunakannya.
Untuk yang belum pernah mendengar aksesoris fotografi ini, filter adalah sebuah lensa yang biasanya berbentuk bulat dan bisa di pasang di depan lensa kamera.
Di era kamera analog / film, penggunaan filter sangat membantu sekali, tapi di era digital, penggunaan filter tidak sepenting dulu.
Mengapa demikian? semua ini terkait dengan fungsi filter. Sebagian filter berguna untuk menyaring warna, menambah kontras, dan membuat efek tertentu seperti melembutkan foto. Nah, di era digital sekarang, kita lebih mengunakan software untuk menyaring warna seperti Adobe Photoshop , Lightroom, Aperture dan lain-lain.
Sebenarnya ada juga kegunaan filter yang bagus di jaman digital, yaitu untuk melindungi bagian depan lensa dari goresan, benturan dan lain. Namun kalau Anda memakai filter yang berkualitas rendah, biasanya itu malah mengurangi kualitas foto misalnya ketajaman dan kontras. Filter yang kurang berkualitas juga membuat foto yang dihasilkan beresiko kena flare (lihat ilustrasi).
Jadi, kalau ingin memakai filter, jangan terburu-buru membeli filter yang murah, tapi belilah yang berkualitas.
Beberapa jenis filter populer dan kegunaannya:
UV/ultraviolet: untuk menyaring sinar ultraviolet / keunguan. Filter ini sangat populer digunakan untuk outdoor maupun sekedar melindungi lensa.
Polarizer: Filter ini berfungsi membuat warna biru lebih dalam dan kontras, dan juga mengurangi refleksi pada permukaan seperti kaca dan air. Filter ini paling efektif dipakai saat cahaya berada 90 derajad relatif terhadap arah kamera. Baca juga kapan pakai filter polarizer.
Neutral Density (ND): Filter ini berfungsi mengurangi cahaya yang masuk. Biasanya digunakan supaya kita bisa mengunakan bukaan lensa yang besar di lingkungan cahaya yang terang di luar ruangan. Selain itu ND juga efektif saat kita ingin mengunakan shutter speed yang sangat lambat untuk merekam gerak air  di kondisi cahaya yang agak terang.
Graduated Neutral Density: Filter ini berfungsi mengurangi cahaya yang masuk tapi bergradasi sampai setengah dari lensa. Biasa digunakan untuk foto pemandangan, untuk menyeimbangkan warna langit dengan permukaan bumi. Di era digital, banyak fotografer mengunakan teknik HDR (high dynamic range) untuk menghasilkan efek yang sama.
Diffusion / Soft: Filter untuk memberikan efek difusse / lembut. Di era digital, fotografer mengandalkan software untuk membuat efek ini.
Color correction: Untuk menyaring warna-warna tertentu seperti warna lampu tungsten. Filter-filter ini sudah jarang digunakan karena di era digital, kita dengan mudah mengubah setting white balance.
Close-up / Macro: Filter yang membuat Anda bisa fokus lebih dekat dengan subjek. Salah satu cara murah untuk mengubah lensa Anda menjadi lensa makro. Tapi tentunya hasilnya tidak sedetail dan setajam lensa khusus makro.
Mudah-mudahan tulisan ini cukup jelas dan membantu teman-teman sekalian dalam menentukan untuk mengunakan jenis filter tertentu atau tidak sama sekali.
Om sya lg bingung pilih filter yg UV atau Polarizer?kegunaan untuk foto model outdoor dn sekedar melindungi lensa..kira2 tipe apa yg cocok dan merk apa yg bagus?
om enche tanya.. apa bedanya filter UV (C) HMC dengan filter UV biasa atau HD? >> merk Hoya
UV(C) lebih tipis filternya (lebih bagus). HD kualitasnya lebih baik (high definition).
om ence. perbedaan yg jelas antara filter mc uv dan uv di hasil nya apa..kira2 untuk harga 150 an rb berbagai merk samasaja
Om, saya sudah beli Filter Cpl Hoya 58mm Slim semalam, tapi saya masih bingung cara pemakainnya. apakah hanya diputar bagian depannya untuk mendapatkan hasil langit yang biru dan Dasar air menjadi terlihat ? tolong bantu om, masih bingung saya. Dan katanya juga posisi kita harus 90 derajat dari matahari. apakah benar om? Tolong dijawab ya om, terima kasih 🙂
Iya benar, paling efektif jika ada cahaya dari samping. Kadang gak ada efek kalau hari mendung/cahaya merata.
pak saya mau tanya…
merek filter cpl yang bagus apa ya pak??
merk B+W bagus, HOYA HD, boleh juga.
dan lagi-lagi ulasan yang mantabz,,, bung, good job.
saya lagi cari referensi buat beli filter, sudah lihat banyak review di sana sini, dan tetap setuju sama bung enche. saya akan ambil filter protector B+W aja. tanpa embel-embel UV, polarizer dll.
lebih baik pakai filter uv atau lens hood?
@tiyo saya jarang pakai filter uv, kalau lens hood pakai terus
bang, klo filter CPL merk Kokai tu trmasuk kualitas ap y? menegah/rendah.
thaks
@sae Biasanya tergantung harganya, kalau harganya dibawah 500rb biasanya kualitasnya kurang baik
bang enche, mau tanya donk, lebih baik pilih Kenko UV 58mm atau Hoya UV HMC 58mm? thanks ya
@Andri kelasnya sama, kualitasnya sama, pilih mana juga oke 🙂
Mas Enche, boleh dong rekomendasi filter CPL & ND ukuran 58mm yg murah tapi “tidak murahan” (tidak mengurangi kualitas foto) 🙂
Thanks
Mas Enche, saya menggunakan lensa kit AF-S DX 18-105mm f/3.5-5.6G ED VR. Filter CPL yang cocok sizenya untuk lensa kit saya apa ya?
Thanks
@kaka diameter untuk filternya adalah 67mm
sy masuk sebuah toko fotografi d bandung, dan tanya ttg filter, tp yang ada d benak mereka cuma uv, knapa ya..? apa filter yang laen kurang populer?
@tendi mungkin! karena filter lain itu spesifik hanya digunakan untuk kondisi tertentu
pak enche mau tanya, saya pengen beli filter nih 🙂
kemarin saya liat di web2 yang jualan asesoris kamera ada filter yang di jual 1 paket Hoya UV (C) HMC + CPL (PHL) + ND8 52mm + Case, Filter yang paket gt bagus gak menurut pak enche?
@dinal lumayan Dinal 🙂
I’m just glad anyone appreciated them too. Enjoy your web site!
maaf om Enche pemula mau tanya..
untuk pemakaian filter apakah , apakah bisa dipakai dua dua nya sekaligus.
contoh : filter CPL dngan ND8, apakah bisa dipakai saat bersamaan ?
Terima Kasih
@Rudy bisa, tapi kalau pakai lensa yang lebar ada kemungkinan bisa vinyet (gelap di sisi2 foto)
makasi mas..kayaknya ambil yg menengah deh, maklum kalah di budget, toh juga buat belajar biar tau seberapa besar pengaruh filter cpl itu thd hasil foto….
Kualitas tinggi: B+W, Lee. Kualitas menengah: HOYA Kualitas rendah: Kenko, Phottix, dll
yang pasti makin tinggi harganya biasanya makin berkualitas.
mas minta info filter cpl yg recomended merk apa ya???, makasi…
Bagaimana cara menggunakan filter CPL agar focusnya tidak berubah lagi ?
om Enche.,,saya bingung,,mau beli filter,,menurut anda,kalau pake kperluan outdor/landscape.,mending pake UVfilter atau Polarizer????mohon pencrahany,,trimks.
Kalau perlu dua-duanya karena fungsinya berbeda.
wah ketemu lagi blog yang bagus….thanks deh buat oom google. bedewe salam kenal dulu nih buat mas enche…
o ya mas, kebetulan nih mas bahas tentang filter close up. saya pernah baca di buku panduan leica ada conversion buat macro itu sama dengan filter close up ya ? thanks bila mas enche bersedia menjelaskan, mungkin juga dari teman2 pembaca yang lain.
Kurang tau san, mungkin mirip-mirip. 🙂
Ohh … sory satu lg nih…. menurut saya tidak semua kebutuhan hard ware yg kita pakai dpt digantikan oleh software jadi kulitas foto terbaik masih tergantung dari kualitas hardware dan fotografer itu sendiri… met moto aja deh…
Seru juga neh… kalau bisa usul.. bagaimana setiap saran yg masuk disertai contoh hasil foto agar kita lebih mengerti maksud penjelasannya…MAKASIH BANYAK ATAS PENJELASAN enche dan masukan dari rekan2 sekalian
Untuk mengurangi refleksi sinar pada kaca apakah bisa dilakukan dengan software ? kalau bisa bagaimana tekniknya?
Saya rasa tetap ada filter-filter penting (dan paling sering dipakai) yang tidak bisa digantikan oleh olah digital. Misalnya refleksi yang hilang karena filter CPL/polarizer. Demikian juga dengan saturasi yang meningkat karena penggunaan CPL, efeknya pasti sangat berbeda jika dibandingkan dengan meningkatkan saturasi lewat Photoshop misalnya (warna kemungkinan bisa jadi ‘pecah’).
Pada dasarnya saya sangat setuju dengan penjelasan atas artikel mengenai filter ini. hanya saja kalau bro Enche tidak keberatan, saya ingin menambahkan / mengkoreksi sedikit (sekali lagi mohon maaf bukan bermaksud menggurui namun sekedar share untuk pembelajaran kita). saya sedikit tergelitik untuk menambahkan point:
1. Bentuk filter: bentuk filter saat ini tidak saja bulat namun ada juga filter yang berbentuk kotak yang tentunya penggunaannya dapat disertai holder atau adapter.
2. Polarizer: atau yang lebih dikenal dengan CPL (circular polarizing) filter ini berbentuk bulat dan dapat diputar 360 derajat untuk menghasilkan efek yang berbeda disetiap derajat putarannya, filter ini bukan saja mengurangi refleksi namun juga dapat mempertajam refleksi. selain itu filter ini juga mampu memunculkan dimensi pada langit / awan di siang hari. filter ini merupakan salah satu filter wajib yang harus dimiliki “landscaper” karena efek dari filter ini dalam kondisi tertentu hampir tidak mampu dimanipulasi dengan sofware editing.
3. Natural Density (ND): memiliki beberapa varian misalnya ND 8, ND 400, ND 800, ND 1000 dan sebagainya. semakin tinggi nilainya maka akan semakin gelap filter tersebut, namun pada dasarnya filter ini bukan saja digunakan untuk mendapatkan bukaan lensa yang lebar namun juga mengurangi speed agar dapat menghasilkan foto slow speed dalam kondisi cahaya yang cukup terang sehingga hasil dari eksekusi tidak over exposure.
4. Graduated Neutral Density (GND): nah pada akhir dari pembahasan point ini nich yang saya sedikit kurang sepaham, tepatnya filter GND dapat digantikan dengan HDR atau memilii efek yang sama.GND berfungsi menghasilkan foto landscape yang seimbang antara langit dan bumi (horizon bagian atas dan horison bagian bawah) karena bagian terkadang bagian bawah bisa mendapatkan warna yang ideal namun bagian atas akan over exposure, nah dalam kondisi ini filter GND sangat dibutuhkan, namun tidakserta merta setelah memasang filter GND langsung akan mendapatkan hasil foto yang ideal karena pemilihan penempatan metering pada obyek akan sangat berpengaruh pula.
Sedangkan HDR atau High Dinamic Range, lebih berfungsi mempertegas detil obyek yang difoto dengan mereduksi shadow atau dark area dari obyek terdepan hingga terbelakang dari sebuah frame.
Intinya adalah GND menyeimbangkan warna dari atas kebawah frame sedangkan HDR mempertegas detil obyek dari dimensi terdepan hingga terbelakang.
Semoga tambahan saya ini dapat di berguna dan tidak menyinggung bro Enche yang sudah bersusah payah meluangkan waktu untuk membuat artikel dan sharing ilmu buat kita2 semua…..sekali lagi terima kasih atas sharing artikel dan waktu yang telah diluangkan Bro Enche……dan mohon maaf bila tambahan artikel yang saya buat kurang berkenan…..salam
– Udit –
Makasih untuk ulasannya 🙂
fungsi filter semacam itu bukan buat menahan sinar matahari yang terik, tapi untuk mengatur banyaknya cahaya yang akan masuk ke kamera, contohnya seperti filter ND-Graduated.
Setau saya lensa gak segampang itu rusak dengan hanya membidik ke arah cahaya matahari, tapi masalahnya kalau terkena cahaya matahari langsung, hasil foto akan jelek karena ada lens flare.
kerenn, ini memang salah saatu penjelasan yang aku tunggu2 , kamera ku juga aku kasih filter (itu atas saran yang lebih ahli) yang fungsinya memang u/ menghindari goresan.
Tapi… aku pernah lihat ada yang memakai filter yang manual, cara pakainya dengan menambah suatu alat yang di tempelkan di lensa, trus filternya bisa ditarik dan di ganti sesuai dengan kebutuhan.
Yang aku tanyakan, apakah fungsi filter itu juga untuk supaya menahan sinar matahari yang terik? karena yang aku denger, jangan pernah membidik sinar matahari secara langsung, apalagi kalau sedang terik2nya, nanti akan merusak lensa. Benarkah?
terima kasih.