≡ Menu

Panasonic Lumix S9 – Kamera full frame compact untuk Creator?

Pada tanggal 22 Mei 2024, Panasonic mengumumkan kamera L-mount dengan sensor 24MP full frame berukuran compact yang dinamakan Lumix S9. Image sensor Lumix S9 ini sama dengan Lumix S5 II berikut dengan berbagai teknologi yang didalamnya, termasuk adanya stabilizer di body.

Empat warna Lumix S9 dengan lensa kit 18-40mm f/3.5-6.3
Lumix S9 dengan lensa 26mm f/8

Karena body yang sangat compact, lebih menyerupai kamera APS-C daripada full frame, maka banyak hal yang dikurangi dan dibatasi. Diantaranya tidak memiliki jendela bidik, tidak punya hot shoe karena tidak ada kontak elektronik (jadinya namanya cold shoe), tidak ada mechanical shutter, jadi pakai electronic shutter, dan tidak ada fan.

Mungkin untuk melindungi penjualan S5, S5 II, Waktu perekaman S9 juga ikut dibatasi. Untuk video 6K 10 menit, 4K 15 menit dan Full HD 20 menit. Tentunya pengguna dapat langsung merekam lagi setelah video putus, sampai baterai, memory card habis atau overheat yang waktunya tergantung kondisi, rata-rata sekitar 30-2 jam perekaman.

Meskipun sekilas seperti kamera rangefinder jadul, kalau diamati lebih jauh, Lumix S9 adalah kamera yang sangat video-centric, desainnya compact, mudah dipasang di gimbal, di rig, dan punya layar putar ke samping. S9 juga punya tombol LUT supaya creator dapat mengaplikasikan LUT (semacam preset warna) di foto atau video.

S9 bisa digunakan untuk fotografi, tapi karena hanya menggunakan electronic shutter, maka ada resiko gambar subjek bergerak cepat menjadi terdistorsi/skewed karena kecepatan sensor tidak mampu merekam sekaligus (kecuali menggunakan stacked sensor/global shutter)

Harga Lumix S9 lebih terjangkau dibandingkan dengan Lumix S5 II atau Sony ZVE-1 yang memiliki body dan target pengguna yang sama. Dengan harga pembuka $1498 atau sekitar Rp24 jt, lebih murah 8-10 juta dibandingkan S5 II (Rp32 juta) dan Sony ZV-E1 (Rp34 juta).

Lumix S9 di pasangkan dengan dua lensa baru yaitu 26mm f/8 pancake lens, dan 18-40mm f/3.5-6.3 kit lens. Karena kamera ini L-mount, pengguna dapat menggunakan lensa dari aliansi L-mount seperti lensa Sigma DG DN.

Opini Enche Tjin

Kamera ini sangat menarik bagi content creator yang menginginkan kualitas gambar dalam paket bodi yang kecil. Sebelumnya, Sigma telah mencoba membuat Sigma fp lima tahun yang lalu (2019), namun kamera itu gagal take-off karena banyak keterbatasannya seperti sistem autofokus yang sangat lambat, tidak memiliki stabilizer di body, dan secara umum, saat itu pilihan lensa L-mount masih terbatas, terutama yang berukuran kecil,

Lumix S9 ini meskipun punya beberapa keterbatasan, tapi jauh lebih fungsional daripada Sigma fp, sehingga kesempatan untuk bisa populer lebih tinggi. Tapi S9 tidak bisa menggantikan Lumix S5/II sebagai kamera hybrid all-around, jadi lingkup penggunanya akan lebih sempit.

S9 cocok buat influencer/creator yang makin berkembang dan anti ribet. Mereka saat ini sebagian besar menggunakan gear yang lebih portable seperti ponsel, kamera action cam, atau kamera vlog seperti DJI OSMO. Apakah S9 bisa menarik mereka untuk masuk ke sistem full frame?

Bagi yang sudah memiliki dan menggunakan Lumix S5 II seperti infofotografi, kamera S9 ini mungkin cocoknya sebagai pendamping S5 II. Sebagai kamera backup atau cocok digunakan tidak mau membawa gear yang berat, katakanlah saat membuat konten di medan yang sulit seperti naik gunung, trekking dan lain lain.

Panasonic Lumix GX9 – kamera mirrorless bersernsor four thirds

Harapan sebagian penggemar fotografi sebenarnya versi seri Lumix GX dengan sensor full frame, yang memiliki mechanical shutter, punya jendela bidik dan layar LCD yg tilt ke atas dan kebawah dan samping untuk portrait, tapi mungkin Lumix melihat bahwa pasar content creator lebih memikat, dan kompetisi sangat ketat, terutama dari harga yang membuat mereka sampai pada desain S9.

Sebagai pengguna dua kamera L-mount dengan seperangkat lensa L-mount. Saya pribadi senang dengan hadirnya Panasonic Lumix S9 yang menunjukkan pilihan kamera L-mount semakin banyak, bukan yang besar dan berat saja tapi ada juga yang compact dan fungsional.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment