≡ Menu

Laporan photo tour Kamboja 21-26 September 2011

Tanggal 21-26 September 2011 yang lalu saya bersama lima peserta tour yang lain mengadakan “petualangan” foto tour ke Kamboja. Tour ini tidak dirancang seperti tour jalan-jalan pada umumnya. Fokus tour ini adalah untuk memaksimalkan waktu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Lain dengan tour biasa, kita tidak bertujuan untuk mendatangi banyak tempat dalam satu hari. Di tour ini kita hanya mendatangi dua tempat rata-rata perhari.

Tur foto kali ini jadwalnya cukup intensif. Kita sampai hampir tengah malam di Kuala Lumpur lalu check-in di hotel Tune di dekat Airport. Karena pagi-pagi sekali sudah harus check-in dan terbang ke Siem Reap, Kamboja, kita hanya sempat beristirahat di hotel selama 2-3 jam saja.

Sesampai di Siem Reap, Kamboja, kita disambut guyuran hujan. Ternyata di Kamboja sedang dilanda badai topan. Karena kita juga kelaparan, maka kita-kita makan-makan dulu di restoran. Setelah perut terisi, hujan agak reda dan kita langsung menuju ke lokasi pertama, yaitu pintu gerbang selatan kota tua Angkor Thom. Disini kita foto-foto gerbangnya yang tinggi dan juga patung-patung di sisi kanan dan kiri jalan.

Lalu kita menuju ke kuil Bayon, yang merupakan kuil Buddhist yang terkenal karena memiliki banyak menara yang berbentuk wajah. Diyakini wajah tersebut adalah wajah bodhisatva Avalokitesvara. Kebetulan, wajah tersebut juga mirip dengan wajah raja pendiri kuil yaitu Jayavarman VII. Disini banyak spot-spot yang menarik untuk foto.

Bayon Temple

Bayon Temple dengan wajah raksasa di menaranya dan patung Buddha di dalam ruangan

Sorenya kita keluar dari Bayon melalui pintu gerbang utara. Pintu ini agak lain karakternya dengan pintu selatan yang lebih terkenal. Di pintu ini, terdapat pohon besar yang menjulang tinggi. Lalu pintu ini lebih banyak dilalui oleh penduduk lokal daripada turis.

Lalu kita menuju kuil Preah Khan, reruntuhan kuil yang tidak jauh dari kompleks kota Angkor Thom. Karena hujan sepanjang hari, jalan ke kuil cukup menyulitkan karena banyak genangan air dan tanah pasir menuju kuil menjadi lebih lembek daripada biasanya. Tapi rombongan tetap semangat mengeksplorasi kuil ini. Preah Khan cukup unik karena kuil ini tidak direstorasi seperti kuil Angkor Wat, sehingga reruntuhan kuil dan tanaman-tanaman menyatu dan terkesan tidak terurus. Ditengah kuil ada sebuah stupa yang disinari oleh sinar matahari dari beberapa lubang. Di dalam kuil ini juga ada pahatan Apsara, bidadari cantik yang sangat detail. Tapi pahatan ini cukup sulit di lihat karena tempatnya agak gelap dan sempit akibat reruntuhan.

Di hari kedua, kita ke Kampong Khleang, kota terapung dimana para penduduk disana mengunakan perahu untuk transportasi dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan di danau Tonle Sap. Sayangnya karena cuaca yang cukup buruk, tidak banyak aktifitas yang dilakukan penduduk. Meski demikian, kita bisa mendapatkan foto-foto yang cukup menarik.

Keluarga kecil sedang bersantai di depan rumah panggung

Mendayung sampan ditengah hujan deras

Sorenya, kita menuju ke Beng Melea, atau disebut juga jungle temple (kuil hutan). Kuil ini mirip dengan Angkor Wat, karena dibangun di periode dan desain yang mirip. Tapi Beng Melea ini sudah lama diabaikan dan bagian tengahnya sudah ambruk total dan banyak rusak karena akar pepohonan. Tapi justru karena banyaknya pepohonan dan reruntuhan inilah reruntuhan kuil ini terkesan romantis dan misterius. Kesan romantis bertambah karena hujan rintik-rintik pada sore hari itu.

Di hari ketiga, ditengah hujan badai, rombongan kita tetap nekad ke Phnom kulen, yang merupakan gunung suci penduduk setempat. Di atas pegunungan ini terdapat sebuah kuil diatas batu besar yang berisi patung Buddha yang sedang berbaring. Di gunung ini juga memiliki air terjun yang ukurannya cukup besar. Karena hujan lebat, air terjun hari ini sangat dashyat!

Seusai foto pemandangan diatas gunung dan air terjun, kita kembali ke kota Siem Reap untuk bersantap dan menyaksikan tarian tradisional Kamboja antara lain tarian Apsara, tarian berburu kodok dan sebagainya.

Di hari keempat, kita pagi-pagi buta menuju kompleks Angkor Wat untuk mengabadikan sunrise. Beberapa hari terakhir, kita langit kelabu sehingga tidak ada kesempatan melihat matahari terbit. Tapi di hari itu, langit cukup cerah dan akhirnya kita bisa melihat matahari terbit. Kita melanjutkan perjalanan ke dalam Angkor Wat yang tersohor.

Matahari terbit di belakang Angkor Wat

Sorenya, kita berkunjung ke kuil Ta Phrom, yang juga sangat terkenal terutama setelah syuting film Tomb Raider di tahun 2001. Berbeda dengan Beng Melea dimana pohonnya berukuran lebih kecil, tapi di Ta Phrom pohon-pohonnya berukuran raksasa. Tidak heran banyak yang terpukau dan merupakan salah satu kuil terpopuler setelah Angkor Wat. Di malam harinya, kita makan gaya piknik / lesehan di sebuah pasar malam di kota Siem Reap. Di pasar malam ini tersedia banyak makanan populer warga Kamboja, seperti BBQ ayam, kodok dan burung dara. Juga tersedia makanan ringan khas Kamboja.

Ta Phrom yang luar biasa

Di hari terakhir, pagi-pagi sekali sebelum pulang ke Jakarta, kita menyempatkan diri menyaksikan acara spiritual khas Kamboja yaitu persembahan untuk leluhur dan hantu-hantu yang kelaparan. Di dalam acara ini, para Bhikkhu memanjatkan paritta dan umat membawa piring yang berisi bola nasi. Umat mengelilingi kuil dan melemparkan bola-bola nasi di tempat yang telah disediakan.

Para Bhikkhu dan Bhikkhuni bersembahyang di pagi hari sebelum matahari terbit

Umat melemparkan bola nasi dan menuangkan air ke dalam kotak yang dijaga oleh anak penduduk kampung yang miskin, sementara Para Bhikkhu menonton dari lantai atas kuil

Gelombang umat berbaris dan mengitari kuil dengan membawa piring berisi bola nasi, lilin dan daun bunga teratai

Setelah itu kita langsung ke bandara dan acara foto tour Kamboja telah berakhir.

Keseluruhan acara berlangsung lancar meskipun grup kita tidak begitu beruntung karena adanya badai topan dan musibah banjir. Namun kita tetap beruntung karena masih bisa mendapatkan foto matahari terbit dan juga hujan menambahkan suasana atmosfer yang berbeda. Di gunung Kulen, kita juga beruntung karena biasanya tempat tersebut sangat ramai, tapi ketika sampai di daerah air terjun, tidak ada seorang turis lain disana, sehingga kita bebas mengambil foto sepuasnya.

Orang-orang Kamboja juga ramah dan murah senyum, terutama anak-anaknya yang terus menerus melambaikan tangan ke kita saat kita berkunjung ke Kampong Khleang (kampung terapung). Saat salah satu tas saya ketinggalan, seorang anak penjaga toilet umum menjaga tas tersebut sampai kita kembali mengambilnya.

Kesan saya terhadap tour Kamboja ini sangat positif. Teman-teman peserta tour bersemangat dari hari pertama sampai akhir. Saya berencana untuk kembali mengadakan photo tour untuk tahun depan (2012). Bagi yang ingin ikutan bisa mulai mendaftarkan nama dengan menghubungi saya di e-mail enche.zein@gmail.com, hp 085813183069 atau mengisi komentar dibawah ini.

Foto-foto lainnya bisa dilihat di photo gallery saya di facebook atau di enchetjin.com

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 12 comments… add one }
  • Ira Lestari January 6, 2012, 8:26 am

    hi Mas…
    Tahun ini Kamboja diulang? atau ke tempat yang lain?

    • Enche January 6, 2012, 8:50 am

      Belum tau Ira, ada saran?

  • Philardi Ogi October 25, 2011, 12:09 am

    wooow keren bangeeet..asik nih traveling kayak gini…saya pengen ikut dong trip berikutnya on Enche…

    • Enche October 25, 2011, 12:10 am

      Sip sip 🙂 stay tune di infofotografi

  • Ridge October 6, 2011, 10:22 am

    trims om, tetap berkarya 😀

  • Enche October 6, 2011, 9:43 am

    Ok Ridge, mungkin di postingan berikutnya ya

  • Ridge October 6, 2011, 9:00 am

    om, share dong waktu di Kamboja pake gear (kamera + lensa) dan aksesoris penting (kalau ada) apa aja?

  • Enche October 3, 2011, 9:51 pm

    Thanks buat koreksinya 🙂

  • budi October 3, 2011, 2:35 pm

    Saya berencana untuk kembali mengadakan photo tour untuk tahun depan (2011), emang ini tour tahun 2010 om?

  • eka hadi prasetyo October 3, 2011, 4:45 am

    Om pesen bukunya lighting itu mudah 1 ya..takut kehabisan..

Leave a Comment