Berikut ini adalah daftar peralatan yang pernah saya punya atau pakai. Angka disebelah nama gear adalah nilai kualitas (quality) dan angka setelah garis miring (/) adalah nilai produk dibandingkan dengan harganya (value). Tentunya nilai ini adalah penilaian subjektif saya berdasarkan pengalaman saya selama pemakaian. Mudah-mudahan bisa memberikan wawasan kepada pembaca. Seiring dengan waktu, daftar ini akan bertambah atau direvisi.
Keterangan tambahan:
- Tanda * berarti saya tidak memiliki item tersebut saat ini.
- Enche tidak disponsori oleh perusahaan yang menjual produk dibawah ini. Dengan demikian review benar-benar menurut pengalaman pribadi yang jujur dan bukan karena tekanan dari sponsor.
KAMERA CANON
Canon 40D* 7/-
Saya memakai Canon 40D selama beberapa tahun dan puas dengan kinerja dan kecepatan foto berturut-turutnya yang mencapai 6.5 foto per detik. Bodinya sangat tahan banting (pernah jatuh ke tanah berbatu dan cuma lecet sedikit). Kekurangannya yaitu di kualitas fotonya sudah tidak selevel dengan kamera DSLR generasi sekarang. di ISO 1600, banyak noise yang muncul dan foto berkurang ketajamannya.
Canon 450D* 6/-
Canon 450D sempat saya jadikan sebagai kamera cadangan. Ukurannya kecil dan ringan, tidak secepat Canon 40D baik dari kecepatan foto berturut-turut maupun auto fokusnya. Kualitas fotonya sedikit lebih buruk dari 40D. Cocok untuk pemula di jamannya. Saat ini, sudah ada beberapa kamera penerusnya (500D-650D) yang lebih baik dari segi fitur dan kualitas fotonya.
Canon 550D 7/10
Canon 550D dibeli untuk kelas kupas tuntas kamera Canon dan dipakai sehari-hari oleh istri saya. Peningkatan dari Canon 450D cukup signifikan yaitu kualitas fotonya lebih baik dan layar LCD beresolusi lebih tinggi sehingga lebih tajam dan jelas. Kecepatan autofokus dan kinerja keseluruhan sedikit meningkat tapi tidak banyak. Kamera ini seimbang dari harga dan fitur yang tersedia cukup lengkap.
Canon 650D 8/9
Canon 650D saat ini digunakan istri saya untuk travel dan kelas kupas tuntas. Peningkatan dari Canon 550D diatas yaitu adanya layar sentuh yang bisa dilipat. Titik-titik autofokusnya lebih sensitif dan pegangan kamera lebih nyaman digenggam. Tombol ISO juga lebih besar dan peletakannya lebih pas di jari. Kamera yang seimbang dari harga dan fitur. Saat live view, autofokus lebih mulus saat mengunakan lensa STM. Sayangnya sensor gambarnya masih mirip dengan 550D yaitu APS-C 18 MP. Baca: Review Canon 650D dan kesan Iesan terhadap Canon 650D.
Canon 7D* 9/8
Canon 7D lebih cocok sebagai penerus Canon 40D & 50D daripada 60D. 7D didesain untuk fotografer yang mementingkan kecepatan diatas segalanya. Kualitas fotonya bagus dan sistem autofokusnya juga canggih dan cepat. Cocok untuk fotojurnalis, sports dan wildlife photographers. Casing bodi dari magnesium alloy yang tangguh, tidak seperti kamera pemula dan menengah Canon yang terbuat dari plastik. Kekurangannya, kamera cukup berat (hampir 1 kg).
LENSA CANON
Canon EF 28-135mm f/3.5-5.6 IS* 6/6
Satu paket dengan Canon 40D. Lensa 28-135mm ini sebenarnya lensa EF yang lebih cocok untuk kamera full frame seperti 5D. Saya tadinya tertarik dengan 28-135mm dibandingkan dengan 17-85mm IS karena 135mm lebih jauh jangkauannya. Di luar ruangan atau ruangan besar 28mm gak masalah. Tapi kalau di ruang yang sempit dan foto grup agak kesulitan. Canon 28-135mm kualitas foto yang dihasilkan biasa saja dan tidak tajam. Yang saya suka adalah kualitas bodi yang lumayan bagus dan autofokusnya yang cepat dibandingkan dengan lensa kit 18-55mm atau 18-135mm.
Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM* 8/7
Lensa yang mungkin paling ideal untuk kamera Canon bersensor APS-C karena fleksibilitas jarak fokusnya yang bisa lebar dan cukup jauh. Untuk fotografi liputan, portrait dan pemandangan, lensa ini sangat baik dan fleksibel. Sangat tajam dipakai di bukaan f/4 atau lebih kecil lagi. Kelebihan lain yaitu bukaan yang besar dan konstan, juga ada IS sehingga di tempat yang gelap pun lensa ini bisa mengatasinya dengan sukses. Kekurangannya lensa ini tidak anti debu dan air. Jadinya kalau sering dipakai ditempat yang banyak debunya dan tidak rajin membersihkan, debu bisa masuk ke dalam lensa. Kecepatan autofokus pada umumnya cukup cepat tapi tidak begitu cepat untuk mengikuti subjek bergerak cepat seperti olahraga.
Canon EF-S 18-55mm IS 5/8
Lensa ini sering disebut lensa kit karena biasanya dipaket dengan kamera DSLR. Lensa ini tergolong ringan dan kecil, cocok untuk jenis kamera DSLR pemula. Karena bukaan maksimumnya tidak terlalu besar, maka sulit membuat latar belakang blur. Kualitas fisik lensa sendiri tidak begitu baik karena terbuat dari plastik sehingga harus dijaga dari benturan, air, debu, pasir dan sebagainya. Jika tidak, lensa bisa macet autofokusnya.
Canon EF-S 55-250mm IS* 6/9
Lensa ini biasanya dipasangkan dengan 18-55mm untuk menjangkau subjek foto yang lebih jauh. Kualitas foto cukup bagus dan konsisten, hanya saja kecepatan autofokus dan kualitasnya casing dari plastik. Memungkinkan untuk membuat latar belakang blur, hanya saja tidak semulus jika mengunakan lensa berbukaan besar (f/2.8 atau lebih besar).
Canon EF 40mm f/2.8 7/9
Lensa ini termasuk lensa pancake karena sangat tipis dan sangat ringan (dibawah 100 gram). Harganya juga sangat terjangkau ($150). Optiknya cukup baik dan tajam terutama saat dipasang di kamera full frame. Cukup bagus di kamera beresolusi sangat tinggi seperti 50MP (5DS R) tapi vinyet (ujung-ujung foto gelap) cukup parah di foto jenis RAW. Saat dipasang di kamera APS-C. Jarak fokusnya jadi telefoto pendek yang agak tanggung bagi saya, makanya lebih sering disimpan.
Canon EF 85mm f/1.8 USM* 8/9
Lensa 85mm adalah lensa yg biasa disebut sebagai lensa portrait karena memang cocok untuk portrait. Saya memakainya dengan canon 40d jadinya sudut pandang agak sempit. Saat foto portraigt arus mundur agak jauh. Cocok untuk beauty close-up atau candid. Kadang saya pakai juga untuk fotografi indoor spt bola voli karena autofokusnya cukup ngejar. Kualitas foto yg dihasilkan cukup lembut trutama bokehnya out of focus blur. Harganya juga gak terlalu mahal.
Canon EF 100mm f/2.8 macro L IS 9/8
Salah satu lensa makro terbaik Canon yang harganya tidak terlalu mahal. Seperti lensa makro lainnya, autofokus lensa ini sangat pelan dan tidak bisa diandalkan saat memotret subjek yang sangat dekat. Untuk subjek jarak jauh, kecepatan autofokus cukup cepat. Canon membanggakan hybrid IS yang katanya akan membantu untuk foto jarak dekat maupun jauh. Untuk foto jarak jauh, hybrid IS ini bekerja cukup luar biasa. Shutter speed 1/10 masih dapat menghasilkan hasil yang tajam. Tapi saat foto jarak dekat, IS kurang begitu maksimal. Paling-paling hanya bisa menahan sampai shutter speed 1/60 detik. Baca juga: Pengalaman Iesan dengan lensa Macro.
Canon EF 135mm f/2 USM* 10/7
Lensa 135mm ini sangat tajam dan kontrasnya tinggi. Bokehnya lembut. sehingga banyak fotografer pro mmengunakanya untuk sesi foto portrait atau fashion. 135mm agak sulit digunakan untuk indoor atau ruang sempit karena sudut pandangnya sempit. Gak bisa zoom sehingga tidak fleksibel. Autofokusnya cukup cepat tapi tak berdaya mengikuti (tracking) subjek bergerak.
Canon EF 70-200mm /4 IS* 9/9
Adalah lensa yang sangat tajam sampai sekitar 150mm. Lensa ini cukup fleksibel di ruangan gelap ataupun terang. Saya menyukai ukuran lensa yang cukup pendek dan ringan sehingga tidak terlalu memberatkan dan mudah disimpan. Bodi lensa berkualitas baik dan kokoh, berwarna krem. tapi seiring pemakaian cat kremnya mengelupas. Untuk foto sport indoor atau bertunjukan dalam ruangan kurang ideal krn bukaan maksimum hanya f/4 tapi untuk foto di luar ruangan mantap.
Tamron 17-50mm f/2.8* 6/7
Saya membeli lensa ini untuk menggantikan lensa Canon 28-135mm IS. Menurut review yang saya baca lensa ini baik dan harganya murah. Tapi setelah saya coba, hasilnya kurang begitu memuaskan. Detail foto tidak jelas dan autofokusnya kesulitan mengunci subjek di dalam ruangan atau kondisi backlight. Mungkin saya mendapatkan copy yang jelek. Akhirnya saya jual dan menggantinya dengan Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM.
Sigma 50mm f/1.4 HSM* 9/8
Lensa ini terbilang mahal, dan lebih mahal dari lensa dari Canon, Nikon. Ukurannya relatif besar dan berat dibandingkan lensa 50mm yang lain. Kelebihannya, hasil fotonya sangat tajam meskipun di bukaan terbesar (f/1.4). Lensa ini memang terbaik di kelas 50mm.
Sigma 100-300mm f/4 HSM* 7/6
Lensa ini saya beli untuk fotografi olahraga seperti sepakbola dan football Amerika. Hasil warna foto agak kuning kemerahan (warm). Ketajaman cukup bagus tapi masih kalah dengan Canon 70-200mm f/4 IS. Kelemahannya ukurannya cukup berat dan panjang. Lebih cocok jika mengunakan monopod karena kalau pakai tangan, terlalu berat. Saya sendiri hanya bisa bertahan memakainya selama 15 menit berturut-turut.
KAMERA DSLR NIKON
Nikon D40* 5/-
D40 adalah kamera DSLR sederhana untuk pemula. Di saat saya menulis, D40 sudah termasuk kamera jadul. Bagi pelajar dan mahasiswa yang anggaranya terbatas, mencari D40 yang second akan sangat hemat. Kelebihan kamera ini adalah cukup kecil dan ringan, tidak terlalu memusingkan, dan punya flash sync speed 1/500. Artinya kita bisa mengunakan shutter speed 1/500 dan menggunakan flash sekaligus. Sedangkan kamera dslr jaman sekarang maximum flash sync speednya biasanya sekitar 1/200-250 detik saja. Kualitas fotonya hanya 6 MP, cukup bagus untuk dicetak sebesar 10R. Baca Reviewnya disini.
Nikon D5000* 6/-
D5000 generasinya sama dengan D90, yaitu telah mengunakan sensor ukuran 12 MP yang masih bagus sampai saat ini. Kamera ini desainnya tidak lazim yaitu punya LCD putar yang diputar kebawah. Desain ini kurang oke karena saat memakai tripod, layar LCD terhalang.
Nikon D600/610 9/9
Nikon D600 desainnya mirip dengan Nikon D7000, kamera DSLR kelas menengah. Bedanya, isinya sensor full frame beresolusi tinggi yaitu 24 MP. Kualitas di ISO tinggi (6400) masih cukup baik. Kecepatan foto berturut-turut cukup cepat, yaitu 5.5 fps. Kelemahannya penyebaran titik autofokus D600 terlalu ditengah. Fitur-fitur otomatis seperti HDR dan Intervalometer sudah terpasang. Kamera ini paling cocok untuk fotografer amatir yang suka jalan-jalan. Review lengkapnya bisa dibaca di sini.
Nikon D700 10/8
Nikon D700 adalah kamera pekerja keras yang telah saya pakai selama 4 tahun sampai saat ini tetap menjadi pilihan utama. Kualitas fotonya sangat baik karena mengunakan sensor full frame. Saat memakai ISO tinggi, kualitas foto tidak menurun terlalu drastis. Saya pernah cetak foto di ISO 6400 dicetak ukuran 10R masih bagus. Pernah juga cetak ukuran besar untuk foto keluarga dan hasilnya juga tidak pecah meskipun resolusi fotonya hanya 12 MP. Kecepatan kamera ini juga cepat dan bisa di boost dengan memasang battery grip menjadi delapan foto perdetik. D700 pernah rusak ketika tas kamera saya jatuh beberapa bulan setelah pembelian. Kameranya bisa nyala, tapi ada fungsi-fungsi yang tidak jalan. Seperti kena penyakit stroke. Tapi setelah di servis selama 2-3 minggu sampai sekarang sudah pulih. Sekarang karet di bagian pegangan sudah mengelupas dan penutup lubang konektor ke USB dan media lain kendor akibat pemakaian yang intensif 🙂
Nikon D90 8/8*
Kamera yang saya beli sebagai back-up dan kini digunakan oleh mama saya. D90 merupakan kamera jenis menengah yang lumayan kokoh dan lengkap fiturnya untuk digunakan oleh penghobi fotografi. Ada dua layar LCD, banyak tombol untuk akses cepat dan kualitas fotonya bagus. Kelemahannya dibandingkan kamera yang lebih canggih yaitu di kecepatan foto dan sistem autofokusnya yang masih kurang cepat dan akurat. Kualitas foto yang dihasilkan cukup bagus sampai ISO 800 masih bagus dan bisa untuk cetak besar.
LENSA untuk Kamera NIKON
Nikon AF 50mm f/1.8D* 7/10
Lensa termurah dan paling sederhana dari Nikon. Termasuk lensa yang klasik karena desainnya desain kamera film. Keunggulannya ukurannya kecil, murah dan hasilnya lumayan asal tidak beradu dengan cahaya matahari.
Nikon AF-S 16-35mm f/4 VR 8/8
Lensa favorit saya saat ini untuk travel dan landscape. Fleksibel karena memiliki bukaan yang konstan dan peredam getaran (VR). Kualitas foto yang dihasilkan bagus, tajam dan konsisten dari f/4-f/16. Auto fokus dan kualitas konstruksinya juga bagus. Sangat saya rekomendasi untuk yang memiliki kamera full frame seperti Nikon D700.
Nikon AF-S 16-85mm f/3.5-5.6 VR 7/8*
Lensa serbaguna yang cocok untuk kamera Nikon DX seperti Nikon D90 atau D7000. Kualitas lensanya baik, tidak terlalu besar, cukup konsisten dalam berbagai bukaan dan jarak fokus. Autofokusnya juga cepat. Kelemahannya bukaannya tidak begitu besar di bagian telefotonya (f/5.6) dan setelah dipakai beberapa tahun, karet gelang fokusnya terkelupas.
Nikon AF-S 28mm f/1.8G 8/7
Lensa lebar fix ini sanggup meladeni kamera resolusi tinggi seperti kamera full frame 24 MP, 36 MP dan bahkan mungkin lebih besar lagi. Ukurannya kecil dan ringan, distorsi sedikit dan ketajaman cukup merata dari ujung ke ujung, tapi tidak tajam sekali. Pilihan yang bagus jika suka focal length 28mm. Bagus untuk dokumenter atau environmental portrait.
Nikon AF 85mm f/1.4D 8/7
Lensa favorit saya saat ini untuk foto portrait. Kualitas foto sangat bagus dan tajam meskipun memakai bukaan f/1.4. Blur latar belakang sangat lembut. Konstruksi lensa ini dari logam, lain dengan lensa jaman sekarang yang kebanyakan materialnya dari campuran plastik (polycarbonate). Lens hoodnya juga dari logam dan sayangnya tidak bisa dibalik saat disimpan. Kelemahan lensa ini adalah autofokusnya ditempat gelap agak sulit. Kelemahan lain adalah chromatic abberation cukup jelas di foto dengan pencahayaan yang kontras. Di saat sekarang, sudah ada pilihan yang lebih baik saat ini yaitu 85mm f/1.8G atau 85mm f/1.4G.
Nikon Ai 135mm f/2.8 6/8
Lensa fix ini saya beli karena iseng. Ukurannya cukup ringkas untuk lensa sepanjang 135mm, dan beratnya setengah dari lensa Zeiss 135mm f/2. Ideal untuk portrait ataupun pemandangan, cocok untuk dipasang ke kamera mirrorless dengan adaptor. Kekurangannya Tidak begitu tajam di sensor beresolusi 24MP atau lebih, dan kualitas menurun tajam saat cahaya yang kuat dari belakang.
Sigma 70-200mm f/2.8 HSM 8/9
Lensa ini saya beli untuk fotografi liputan dan olahraga. Sebelumnya saya tertarik dengan Nikon 80-200mm f/2.8, tapi setelah saya pinjam dari teman, yang versi Nikon agak lambat autofokusnya, dan terasa agak berat karena terbuat dari full logam. Akhirnya pilihan saya jatuh ke Sigma 70-200mm f/2.8 HSM. Kualitas fotonya diatas harapan saya. Foto sangat tajam terutama di f/4. Autofokusnya cepat dan gak masalah untuk mengikuti subjek yang bergerak cepat. Sangat oke buat fotografi olahraga atau seni pertunjukan.
Sigma 24-70mm f/2.8 HSM 7/8
Lensa andalan saat foto liputan acara karena fleksibel untuk dipakai dengan kamera full frame seperti Nikon D700. Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan Nikon 24-70mm f/2.8 Kualitas fotonya juga sangat tajam terutama di bukaan f/4. Ukurannya tidak terlalu panjang. Sayangnya mengunakan filter yang besar 82mm yang agak mahal. Selain itu, auto fokusnya agak sulit mengunci fokus ditempat yang agak gelap.
Sigma 70mm f/2.8 macro 8/7
Lensa ini cocok untuk foto still life atau makanan di dalam ruangan. 70mm ideal karena tidak terlalu jauh. Ketajaman lensa ini sangat tinggi. Kelemahannya autofokusnya sangat lambat, seringkali harus mengunakan manual fokus. Selain itu, barrel lensanya menonjol keluar saat fokus jarak dekat. Konstruksi topi lensanya dari logam tapi tidak bisa dibalik untuk memudahkan penyimpanan.
Sigma APO Teleconverter 1.4X HSM for Nikon 6/7
Lens extender ini saya beli untuk memperpanjang jarak fokus lensa 70-200mm. Biasanya saya pakai untuk fotografi olahraga, fashion show, burung dll. Dengan memasang teleconverter ini, jangkauan bisa bertambah sebanyak 1.4X. Kekurangannya yaitu bukaan maksimal akan berkurang 1 stop. Dalam kasus saya, lensa 70-200mm f/2.8 menjadi 79-280mm f/4. Ukurannya relatif kecil dan ringan tapi kualitas fotonya sedikit berkurang. Saya gunakan teleconverter ini jika benar-benar perlu saja.
Zeiss ZF.2 135mm f/2 APO 10/8
Lensa ini adalah lensa manual fokus yang sangat tajam, tapi juga sangat mulus blurnya. Optiknya menurut saya sempurna. Kekurangannya agak sedikit besar dan berat karena konstruksinya metal. Jika berhasil menjinakkannya dengan manual fokus, maka kualitas foto yang dihasilkan akan memuaskan. Cocok juga dipasang ke kamera mirrorless dengan adaptor, lebih mudah manual fokusnya karena ada fitur focus peaking dan focus magnifier.
Baca juga: Pengalaman saya dengan lensa Sigma
KAMERA MIRRORLESS
Olympus EPL-5* 7/8
Kamera micro four thirds ini kecil, ringan dan berkinerja cepat. Saya menyukai autofokusnya yang sangat cepat baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Kualitas fotonya sangat baik terutama di ISO 800 atau kebawah. ISO 6400 masih baik untuk cetak kecil atau online. Kelebihan lain yaitu kamera ini bisa diputar LCDnya sampai 180 derajat untuk motret diri sendiri. Kekurangan utamanya yaitu mekanisme LCD agak kaku, dan pegangan dan tombol-tombolnya berukuran agak kecil. Review lengkap bisa dibaca disini.
Sony A6000 8.5/10
Kecepatan foto berturut-turut di kondisi outdoor yang terang sangat cepat, nyaris setara dengan kamera yang jauh lebih tinggi harganya. Ukurannya kecil, resolusinya cukup besar (24 MP) dengan pengendalian noise yang cukup baik. Harganya juga sangat pantas. Kekurangan utamanya yaitu tidak ada touchscreen, dan layar electronic hanya 1.44 juta titik, agak noise di tempat gelap. AF juga melambat di kondisi gelap. Review lengkap A6000 dapat dibaca disini.
LENSA SONY
Sony FE 28mm f/2.8* 8/8
Lensa fix berukuran cukup ringkas dan ringan (200 gram) ini sangat baik kualitas fisiknya dan relatif murah dibandingkan dengan lensa Sony lainnya. Kualitas gambar yang dihasilkan sangat tajam di bagian tengah, tapi soft di bagian pinggir, dan distorsi cukup lumayan. Cocok untuk foto environmental portrait, street dan dokumenter, tapi tidak begitu ideal untuk landscape.
KAMERA COMPACT
Pentax Q 7/5
Pentax Q berukuran seperti kamera saku tapi bisa ganti-ganti lensa. Kualitas bodi kameranya sangat baik dan kokoh (terbuat dari bahan magnesium alloy, sama seperti kamera DSLR canggih). Sayangnya kualitas fotonya sama dengan kamera saku yang lain. Kecepatan autofokus dan foto berturut-turutnya relatif lambat. Harganya juga cukup mahal. Tidak saya rekomendasikan karena banyak kamera yang lebih murah tapi menghasilkan foto dengan kualitas yang lebih baik. Baca juga: Pentax Q review.
Panasonic LX3 7/-
Kamera saku canggih ini yang sudah menemani saya cukup lama yaitu dari tahun 2009. Biasanya saya pakai untuk survei foto. Sekarang baterainya sudah ngembang dan batere indikatornya sudah gak akurat. Kualitas bodi dan foto baik untuk ukuran kamera saku. Untuk di dalam dan luar ruangan juga cukup oke karena lensanya berbukaan besar (f/2-2.8). Kekurangannya zoomnya mentok di 60mm saja. flare kalau foto dimalam hari, di ISO 400 fotonya sudah banyak bintik-bintik/noise.
Ricoh GXR & S10* – Bodi kamera 9, S10 – 7 Nilai paket 7
Ricoh GXR merupakan sistem unik, dimana image sensor kamera bergabung dengan lensa. Kualitas badan kamera dan lensa sangat tangguh. Banyak tombol yang bisa diprogram. Kualitas modul S10 (lensa 24-72mm f/2.5-4.4 VC) ini cukup baik dan tajam. Hanya saja sensornya kecil (1/1.7″) saja sehingga kualitas foto di ISO 400 dan keatasnya mulai menurun karena munculnya noise. Kinerja autofokus cukup cepat, tapi masih dua kali lebih lambat daripada kamera DSLR. Resolusi video dan kecepatan berturut-turut mengecewakan. Ukuran paket cukup besar sehingga hanya muat di kantong celana yang besar seperti celana kargo. Kamera Ricoh GXR memiliki tombol yang banyak, maka itu dibutuhkan waktu untuk mempelajari dan membiasakan diri dalam mengoperasikan sistem kamera ini. Setelah terbiasa, kamera ini bisa menjadi alat yang sangat mumpuni.
Ricoh GRD3* 9/-
Saya suka dengan kamera compact ini karena memiliki kualitas badan kamera yang tangguh seperti kamera DSLR kelas atas, dan punya banyak tombol untuk mengatur setting kamera. Kualitas foto sangat baik untuk ukuran compact karena lensanya berkualitas baik. Kelemahannya, kecepatan saat startup kamera dan autofokusnya agak lambat (sekitar 1 detik). Karena banyaknya menu dan tombol, butuh waktu untuk mempelajari dan membiasakan diri. Harganya juga cukup mahal untuk kamera yang lensanya tidak bisa zoom.
Ricoh GRD 4 9/7
Kamera ini mirip GRD3, hanya ada beberapa perubahan antara lain kecepatan auto fokusnya yang sekitar dua kali lebih cepat (0.25 detik). Ada juga sensor shift stabilization yang membantu mencegah blur saat memakai shutter lambat. Saya bisa mengunakan sampai 1/7 detik (sekitar 2 stop) tanpa mengakibatkan blur di foto. Untungnya, ukuran kamera tetap sama dengan GRD3 meskipun fiturnya ditambah.
Sigma DP2 Merrill 10 untuk kualitas gambar, 4 untuk kinerja/kecepatan. Value: 8
Kualitas gambar hasil kamera ini sangat baik dan tajam (kadang terasa terlalu tajam), bisa dibandingkan dengan kamera DSLR kelas atas (24-36 MP). Kualitas fisik kamera cukup bagus (dari logam). Tapi masalahnya kinerja kamera sangat lambat saat proses foto, baterai sangat cepat habis (20-50 foto per charge). Untungnya, setiap pembelian kamera tersedia dua baterai. Sampai saat ini sepertinya tidak dijual di Indonesia.
LAMPU KILAT
Nikon SB900 8/7
Flash Nikon ini ukurannya besar dan cukup berat () sehingga kurang nyaman kalau dipakai sehari-hari. Tapi untuk profesional, atau off camera flash itu sangat baik. Antar mukanya jelas, tombol-tombolnya banyak dan juga bisa menjadi master flash. Isu overheat, tapi kalau memakai kekuatan 1/2 atau lebih lemah tidak masalah. SB900 juga include aksesoris diffuse and color gel yang membantu untuk creative shooting.
Nikon SB600 7/8
SB600 jauh lebih kecil dari SB900 dan cukup handal. Antar mukanya sederhana tapi agak repot untuk beberapa setting khusus. Misalnya untuk mengaktifkan remote/wireless flash, harus menekan dua tombol sekaligus secara bersamaan. Setelah saya pakai dalam waktu 3 tahunan, kepalanya sekarang agak macet dan agak sulit diputar.
KAMERA PENTAX
Pentax K200* 5/-
Kamera digital SLR pertama yang saya gunakan. Relatif mudah untuk digunakan dan dipelajari, punya LCD tambahan diatas kamera. Dan hasilnya bagus, tajam dengan warna yang kontras saat memakai lensa Pentax. Badan kamera terasa cukup kokoh.
Pentax Kx* – 6/8
Berukuran relatif mungil tapi bahan casing cukup kokoh. Kinerjanya lumayan cepat. Seperti kamera Pentax lainnya, Kx juga memiliki fitur shake reduction untuk meredam getaran kamera akibat tangan kita bergoyang. Uniknya Pentax Kx mengunakan baterai universal AA daripada baterai litium. Kalau menggunakan baterai Alkaline biasa, baterai akan cepat habis. Enaknya batere AA bisa dicari dengan mudah dan relatif murah daripada baterai litium. Satu hal lagi yang menjadi masalah Pentax kx adalah titik autofokusnya tidak menyala di layar. Sehingga saat membidik dengan jendela bidik optik, kita tidak tau titik AF yang aktif yang mana. Kita tahunya dari layar LCD saja. Kualitas foto kx sendiri sangat baik. Sampai ISO 3200 noisenya masih sedikit.
TRIPOD & LIGHTSTAND
Benro C0681TB00 9/8
Tripod berbahan carbon fiber yang sangat ringan (1.1kg) dan berkapasitas 6kg. Cocok buat jalan-jalan atau hiking dengan kamera DSLR dan lensa zoom lebar. Harga kompetitif dibandingkan dengan merek lainnya. Salah satu kekurangannya adalah saat diubah jadi monopod, tingginya terlalu pendek bagi saya. Baca review lengkap disini dan memesan disini
Benro C1682TV1 10/8
Salah satu tripod terkokoh yang saya pakai dan miliki. Meskipun ballheadnya (TV1) berkapasitas 14 kg, tapi berat tripod hanya sekitar 1.5-1.6 kg, tidak terlalu melelahkan untuk dibawa jalan-jalan. Stabil digunakan untuk memotret di tempat yang sulit seperti rooftop atau dataran tinggi yang berangin kencang. Fitur yang paling saya sukai adalah ballheadnya bukan lingkaran/bundar seperti ballhead pada umumnya, tapi bentuknya ellips, sehingga saat orientasi kamera pada posisi vertikal, kesimbangannya lebih terjaga dan stabil. Pesan tripod disini.
Induro AB0 Adventure Tripod 7/8
Tripod yg relatif kecil dan tapi tidak terlalu tinggi. Bisa masuk koper dengan mudah.Kepala tripodnya (ballhead) agak kecil dan tidak kuat menahan berat 2 kg. Cocoknya untuk kamera dan lensa yang berukuran kecil. Untuk kaki tripodnya cukup baik, ringan dan mudah untuk dipanjangkan atau dipendekkan. Jika memakai kamera DSLR dan lensa yang panjang, saya sarankan mengganti ballhead dengan yang kapasitasnya lebih besar.
Manfrotto Nano compact light stand 8/7
Merupakan lighstand pertama dan favorit saya sampai saat ini. Sangat ringan dan pendek ketika di lipat. Kekurangannya kapasitasnya rendah, hanya cocok untuk mendudukan flash external dengan payung saja. Tidak kuat untuk lampu studio. Lighstand ini pun rawan jatuh kalau ada angin kencang di lokasi. Meski demikian, konstruksinya bagus dan tahan lama.
TAS & AKSESORIS
Canon BG-E5 Battery Grip for Canon 450D* 8/7
Battery grip untuk kamera DSLR pemula berfungsi untuk menempatkan baterai cadangan sehingga tidak perlu sering ganti baterai. Fungsi lainnya yaitu untuk penyeimbang saat memakai lensa panjang. Selain itu, battery grip memiliki tombol shutter/jepret tambahan untuk mempermudah kita saat foto dengan orientasi portrait/vertikal. Battery grip ini bagus, karena kamera dSLR pemula biasanya agak kecil ukurannya. Jika memiliki ukuran tangan yang besar, grip ini akan sangat membantu.
KATA Gearpack 100 8/7
Tas ini tergolong sangat baik untuk penghobi fotografer yang suka jalan-jalan. Muatannya banyak dan bagian dalamnya bisa dikonfigurasi sesuai kebutuhan. Tas ini tidak cocok untuk fotografer yang memiliki kamera DSLR profesional dengan battery grip terpasang, karena ruang di dalam tas tidak terlalu dalam. Keunggulan tas ransel ini adalah sangat ringan (hanya 710 g) biasanya tas ransel yang berkapasitas serupa memiliki berat 1.5-2.5 kg. Harganya juga terjangkau. Baca review lengkap tas ini di artikel ini | Beli disini
Kata ReportIT10 9/8
Tas selempang yang cukup lapang, bisa untuk kamera DSLR dengan 70-200mm f/2.8 terpasang dan 3 lensa tambahan dan iPad. Saat terisi penuh, tas cukup terasa berat, tapi untung tali tas (gecko harness) yang membuat bahu tidak sakit. Keunggulan utama tas ini adalah akses cepat ke kamera/lensa karena memiliki ristleting di bagian atas. Tas juga ada kakinya sebagai pelindung dari benturan dan untuk bisa berdiri tegak. Review lengkap bisa dibaca disini | Beli disini
Think Tank Photo Pee Wee Rocket 8/7
Dompet kecil ini bisa untuk menyimpan 4 compact flash dan 3 sd card. Kartu nama juga bisa masuk. Cocok untuk yang punya dua kamera atau lebih yang memakai kartu memory yang berbeda. Ada cantelannya untuk keamanan dan muat di taruh di saku celana.
Think Tank Photo Urban Disguise 35 V1 8/8
Tas selempang berbentuk vertikal ini dirancang untuk mengakomodir kamera DSLR dengan battery grip dan lensa 70-200mm f/2.8 yang terpasang. Tujuan tas ini adalah supaya fotografer dapat mengeluarkan dan menyimpan kamera DSLRnya dengan mudah. Ada juga tempat untuk menaruh netbook atau Ipad. Kapasitas tas ini cukup besar, yaitu bisa memuat 2 kamera DSLR, 2-3 lensa. Kalau terasa berat, bisa mengunakan aksesoris Shoulder harness untuk diubah jadi tas ransel. Berat tas 1.3 kg.
Think Tank Photo Shape Shifter 9/8
Tas ransel ini unik karena tidak berbentuk kotak seperti ransel kamera pada umumnya. Di dalam tas terdapat kantong-kantong dimana kita bisa menyimpan kamera dan lensa secara terpisah. Jika dikeluarkan dari kantong, tas ini bisa dirampingkan. Karena bentuk tad mengikuti isi tas, maka tas ini tidak terlihat seperti tas kamera. Kapasitas tas ini besar, bisa mengisi 2 kamera SLR, 2 lensa panjang, 1 lensa pendek, laptop berukuran sampai 17 inci dan aksesoris lainnya. Ada kait untuk tripod juga. Kelemahannya, saat menyimpan kamera, perlu memisahkan dulu dengan lensanya baru bisa masuk ke kantong-kantong di dalam tas. Kualitas tas ini sangat baik. setelah penggunaan selama beberapa tahun, tas ini masih terlihat baru.
Think Tank Photo Change Up 10/8
Tas pinggang yang bisa berubah bentuk menjadi tas selempang. Change Up bentuknya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk kamera DSLR pemula-menengah dengan 2 lensa tambahan. Banyak kantong untuk menaruh aksesoris seperti memory card, pen, notes, tutup lensa dll. Ada tempat untuk tablet (ipad dll). Menurut saya, tas ini sangat fleksibel dan terbaik yang saya pernah tau untuk kategori tas pinggang.
Think Tank Shoulder Harness V1 7/8
Shoulder harness ini berguna untuk mengubah tas selempang ThinkTank menjadi backpack. Untuk perjalanan yang jauh, backpack lebih nyaman daripada tas selempang. Tapi setelah menjadi tas ransel, agak sulit untuk menggambil barang dari tas (seperti lensa dll) karena harus buka shoulder harnessnya dulu baru tasnya. Bahan agak tipis jadi tidak begitu nyaman untuk pemakaian lama.
Thinktank Photo battery compartment 8/5
Masalah yang sering saya hadapi saat membawa baterai AA untuk flash adalah berantakan saat di tas. Kantung battery ini membantu sekali untuk membuat batere2 itu tetap pada tempatnya. Bisa untuk isi 8 batere. Batere rechargeable yang sudah habis saya putar balik untuk membedakan dengan yang masih segar.
Lowepro Nature Trekker AW II* 6/7
Tas ini cukup besar, bisa muat banyak kamera dan lensa. Sekitar 2 kamera profesional dengan 5-6 lensa bisa masuk dengan mudah ke dalam tas. Proteksi kamera juga bagus, banyak busa padding yang cukup tebal. Ada juga tempat untuk menyimpan laptop. Masalahnya, tas ini sangat berat saat terisi. Tanpa peralatan di dalamnya saja, berat tas ini mencapai 4.2 kg. Karena itulah saya tidak merekomendasikan tas ini.
Domke Satchel 8/7
Tas selempang ini terkesan low-profile dan tidak terlihat seperti tas kamera. Ruang dalamnya cukup banyak dan fleksibel. Bisa buat ngangkut 1 kamera dengan 3-4 lensa tambahan dengan mudah. Cuma kalau terisi penuh tas ini agak berat dan tidak begitu nyaman dipakai. Tas ini saya sering gunakan saat foto hunting karena mudah saat menukar lensa. Setelah lima tahun pemakaian, tasnya terlihat agak kumuh. Bagian logamnya sudah mulai berkarat. Tapi malah saya suka karena memberikan kesan tua.
FILTER
B+W filter MRC 77mm 9/8
Filter B+W terkenal kualitasnya yang oke, dan memang tidak mengecewakan. Filter dengan coating MRC memang cukup tahan air dan debu. Mudah membersihkannya. Kualitas foto juga tidak berkurang, malah nambah karena debu dan air tidak lengket. Meski agak mahal, sangat saya rekomendasikan.
B+W Circular Polarizer slim 8/7
B+W CPL slim line berukuran lebih tipis daripada filter biasa. Tujuannya supaya saat mengunakan lensa yang sangat lebar, foto tidak vinyet (gelap disudut foto). Karena sangat tipis, memutar filter menjadi lebih tidak nyaman. Filter ini (seperti filter CPL yang lain) agak sulit dibersihkan jika terkena sidik jari atau kotoran lain. Kualitasnya sendiri sangat baik.
B+W Neutral Density filter 3.0 (10 stops) 77mm 9/8
Filter ND sepuluh stop ini biasanya digunakan untuk foto slow speed untuk merekam gerakan air yang mulus di pantai. Konstruksi lensa sangat kuat dan kualitas foto tetap tajam. Filter cukup mudah dibersihkan. Warna foto sedikit berubah menjadi lebih hangat/kekuningan.
Salam kenal pak enche.
Mau tanya ni.
Saya pakai nikon d7100 dengan lensa kit untuk foto pasfoto aja.
Pingin lensa yg bukaan tetap 2.8, buat foto foto outdoor gitu.
rencana sih sigma 24-70 f2.8, karena berangan-angan satu saat kalo upgrade fullframe bisa kepake lensa ini. Support ga ya dengan d7100 saya, dan hasilnya seperti ketajaman dan bokehnya masih bisa maximal ga pak?
Mohon infonya dan terima kasih banyak sebelumnya.
Enche Tjin.
mau tanya kalau kamera Nikon Df yg full frame dibandingkan dgn Nikon D 500 yg crop , bagusan mana utk di pakai/disimpan dlm jangka lama
terima kasih ( saat ini sy sudah punya Df )
Fungsinya beda, Nikon Df buat jalan2 oke, kalau D500 buat kerja, foto satwa liar/action lebih cocok karen responsnya lebih cepat.
om, ada ga alternatif lensa selain “Sigma 70-200mm f/2.8 HSM 8/9 ”
atau lensa paling cocok buat liputan weding dan jepret dari jarak minimal 7 s/d 8 meter dari objek, yang kualitas ketajamanya masih berimbang dengan lensa fix dengan anggaran dana sekitar 9 jutaan…
Makasi sebelumnya
Semoga Blognya Sukses selalu
Sy Pemula DSLR.
Knp lensa tdk bs diputar full seperti biasanya (Hny bs dri 18 ke 24mm saja), pdhal pemakaian tdk ad jatuh, bru beli & blm sampai1 bulan.
Ad yg tau lensanya knp macet?
Pak Enche, saya sudah pakai Nikon D90 lebih 4 tahun sejak mulai kenal DSLR, dan sangat puas. Sekarang sedang cari kamera (masih DX format juga) dgn ukuran sensor 24 Mp. Mohon ulasan pak Enche untuk kamera Nikon D7100. Saya ada rencana mau jadikan D7100 sbg kamera utama dan backup Nikon D90 lama saya. Terimakasih.
Ya, perbedaan utama Nikon D7100 dari D90 adalah kualitas fotonya lebih banyak detail dan lebih tajam. Kualitas body dan kinerja autofokus juga lebih baik. Bagus untuk upgrade dari D90.
Bang enche, ada jual lensa fix gk bang yg second jg boleh,, cari yg brsahabat ama kantog aja, nubie 🙂 C 600D , koleksi abang yg d gudang yg gk d pake juga boleh hehehe 🙂
numpang tanya nih om…saya pemula,kpengen bnget tau photografi..sbagai awalnya saya beli nikon D5300…tp saya msh suka menemukan ksulitan utk operationalnya…minta sarannya dong om….thx yaa..
Coba ikut kupas tuntas kamera DSLR Nikon atau baca buku kamera dslr itu mudah
Ko enche, mau nanya ….Kalo service MB D80 dimana ya, Saat dipasang ke body d90 terlalu kencang malah ga mau, minta agak longgar.
Kalau di Jakarta saya taunya di Gunung Sahari Raya, Kompleks Mangga Dua Square Blok H No. 1-2, Jakarta Utara, Jakarta 14430, Indonesia
+62 21 62312600
Ko enche, mohon pencerahannya.. saya pengguna nikon d7000 memakai lensa nikon 50mm f/1,8D yang saya tanyakan bagaimana settingan yang pas supaya hasil foto bisa tajam semua secara keseluruhan, masalah yang saya hadapi contohnya : jika saya memfoto orang yang fokus wajahnya tetapi di area leher dan rambut sudah agak ngeblur tidak fokus, apakah harus manual tidak pakai AF ato bagaimana?
Mohon pencerahannya… 🙂
Itu adalah masalah bukaan lensa yang terlalu besar. Dengan setting bukaan f/5.6 atau f/8 misalnya, akan membuat foto orang tajam keseluruhannya. Baca juga segitiga emas fotografi.
Ko enche, saya mau traveling pake nikon d3200 dan uda punya tokina 12-28 buat cover landscapenya. Kira2 perlu ga ya beli prime 35mm f1.8 untuk cover low light jika harus foto2 di dalem musium, rumah adat,dll gitu yg low light. Ato ada saran ko enche buat 2nd lens yg hrs saya bawa stlh super wide itu?
Iya, saran saya jangan 35mm, mungkin 50mm f/1.8G lebih mantap, karena 35mm itu terlalu dekat dengan 28mm. Kalau dana gak masalah, Sigma 17-50mm f/2.8 OS lebih oke lagi.
Klo sigma f2.8+os apa bisa imbangin shutter speed f1.8 non os/vr ko enche?
Bisa, tapi kalau foto benda bergerak enaknya yang bukaan besar
@0mEnche: mohon sarannya, om. Perbandingan Sigma 70-200 f/2.8 dgn Tamron 70-200 f/2.8, mana yg lbh baik ya!? Sy berencana utk coba Lensa Tele di D80. Nikon Jadul sich hehe… Seblm ganti dgn yg lbh bagus. Terima ksh sarannya… Newbie
@Joko saran saya yang Sigma karena autofokusnya lebih baik.
bang nanda sekarang mengunakan kamera nikon d90 , punya masalah di karet pegangan kamera dekat jempol nya tu lepas bang..kira-kira ada gak yang ngejual karet tu aja bang?
@sindy di pusat servis Nikon biasanya lengkap
Om mau nanya tentang flash neh.
Kl lampu flash punya kamera ricoh jadul bisa dgunakan di kamera canon 600D Ъќ om?
Makasih
@heri wah kurang tau juga tuh, coba tes saja
mau Tanya lagi suhu: kemarin baru lihat iklan Panasonic GF6 di sebuah toko kamera online. Baca spec nya koq canggih ya dan harga bersaing banget (di bawah 8jt, double lens lagi).
Apakah ada komen utk kualitas performa kamera Panasonic?
Trmksh …
@vinzen GF6 seperti mobil balap mini, gesit meliak liuk, bagus untuk travel, kekurangan utamanya adalah gak bisa pasang flash external (gak ada hotshoe).
saya mau tanya… selain bp 511A,baterei apa lagi yang dapat digunakan untuk eos 50D… terimakasih…
@rinno sepertinya cuma tipe itu saja. Mereknya bisa bermacam-macam.
mau Tanya, saya sedang bingung milih antara Fujifilm XM-1 (8,5jt) dgn Sony NEX 6 (9,9jt) (Kit double lens). kalau baca di review, kualitas hasil jepretan ke duanya seimbang …
Saya senang model retro nya Fuji tp tertarik dgn double lens nya Sony … (berhubung anggaran maks. 10jt, tdk mngkn lg beli lensa tambahan …)
Mohon pencerahan suhu …. 🙂
@vinzen Secara value lebih baik double lens Sony. Tapi sebaiknya dicoba dulu keduanya, lebih senang yang mana tergantung dari pribadi masing2. Coba dipegang dan dicoba2 dulu 🙂
mas Enche,
mohon infonya utk sewa lensa TS – 24 mm itu dimana lg ya selain di oktarent.?? butuh banget utk foto di tgl 18 okt..
thankyou..
chacha
@chacha coba cari di sewakamera.com
Pak Enche, mau tanya camera mirrorless yg bagus apa ya? thanks.
@Dudi tergantung budgetnya berapa?
sore mas,
tanya satu lagi….kalo untuk filter lensa sigma 18-250 + nikon d5200, mending pilih hoya pro 1 digital protector atau hoya uv pro 1 digital?
makasih mas.
om saya punya toyo roll film holder 6×7, punya national blits, lensa kodak retinar, kamera brownie, tripot manfroto dan kamera record chinon pacific, jika berminat tolong hub saya. Makasi
Selamat pagimas Enche,
Saya pake Canon 60 D, anehnya di ISO 1000 sudah mulai muncul noise…kenapa ya..apa ada settingan kameranya yang salah?
Mohon pencerahannnya..terima kasih
pak enchee ngak suka Sony ya ?
@tantha tepatnya kurang pengalaman dengan Sony hehe mesti dicoba nih.
Oc pak Enche…
kamsia”…..
Pagi pak Enche, Menurut bapak, Lensa yang bagus (harga terjangkau) untuk kamera Nikon D3200 apa ya???
soalnya hobi saya adalah jalan-jalan, hiking & tracking..
thx..
salam..
@Budi Setiawan kalau lensa yang lumayan ringan dan praktis 18-105mm VR
Malam pak enche, saya baru saja beli nikon d90, sayang sekali bk panduan nya dlm bhs jerman, tolong tanya apakah anda punya buku petunjuk praktis penggunaan nikon d90, mohon infonya.
Terimakasih.
Salam,
Alfian K
@Alfian belum ada pak, tapi saya ada rencana bikin tutorial dalam bentuk video.
okey.. thank you om Enche.. 🙂
@Asda Canon EF 17-40mm menghasilkan hasil foto yang sedikit lebih tajam. Tapi ya gak selebar dan sejauh 15-85mm zoomnya dan juga tidak ada stabilizer.
thank you.. apabila ef-s 15-85 di bandingkan dengan EF 17-40mm L series? kualitas gambarnya bagaimana? karena harganya tidak terpaut jauh?
Om enche.. tolong donk direview lensa canon EF-S 15-85mm f/3.5-5.6 IS USM.. kualitas fisik, lalu kualitas gambar yang dihasilkan.. apakah worthy dengan harga yang cukup mahal untuk kelas lensa EF-S? Thank You..
@Asda kualitas fisik dan gambar yang dihasilkan sangat baik dan yang penting juga jarak fokusnya praktis, bisa lebar untuk efek dramatis di 15mm dan lumayan jauh 85mm. Menurut saya worthed kalau memang butuh lensa jalan-jalan/pemandangan yang praktis. Tapi kalau mau bikin blur background akan kesulitan karena bukaannya relatif kecil.
ga jadi deh saya beli 40d 😛
om enche, lensa yang cocok untuk landscape pake kamera nikon d7000 apa ya ?
Pa Enche, kalau lensa sigma dan tamron bagus mana?
Koh Enche, mau tny … antara lensa canon 50mm f/1.4 dengan sigma 50mm f/1.4 … koh enche sendiri lbh prefer yang satu mana??? bahkan kalo di bandingkan dengan canon 85mm f/1.8? makasih koh enche …
@peter saya pilih Sigma 50mm f/1.4 karena memang handal dan kualitasnya masih sangat bagus di f/1.4nya. Canon 85mm f/1.8 beda lagi dong, lebih sempit sudut pandangnya.
Om untuk foto pernikahan dengan Canon 60D ,.. Tanya pilihan lensa yang paling tepat untuk budged 5-10jt ??
@Joko Sigma 17-50mm f/2.8 OS HSM bagaimana?
Om ence.. saya barusan ambil lensa nikon 18-105mm, kok di banding nikon 18-70mm saya yg lama, lebih tajam yg 18-70mm ya..? saya pake nikon d5100.. Ada nggak lensa nikon yg setara dengan nikon 18-70mm sekarang ini, dgn range yg sama..trimakasih
@sandi ada yang mirip, yaitu Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR
Koh enche, untuk lensa sigma 70-200mm yg dipakai itu generasi brp? Apa sama kwalitasnya yg OS dg yg belum?
@estoro yang saya pakai yang sebelum OS. Kualitas fotonya kurang lebih sama.
om ence, kalo canon 50mm f1.4 sama sigma 50mm f1.4 bagusan mana ya ?
ane pake 550d, rencananya buat jepret2 model…
Kyanya saya dah mantep ambil 17-40 f/4 bang. Klo gk slh yg 24-70 dnger2 dah discontinue dan dah keluar mark II nya, dan harga yg mark II nya kaga nahaaan, hehee, skali lg thanks bgt bang enche 🙂
Ok bang enche, thanks bgt utk masukan nya, salam jepret bang 🙂
@Dimas, masukan lain yaitu Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS
@Dimas bagaimana kalau 17-40mm f/4 lalu ditambah dengan lensa 50mm f/1.4
Itu dia yg lg saya pertimbangkan bang. Saya make 7d bang, dan lg mikir2 antara 17-40 sma 24-70, ada masukan kira2 lensa mana yg bgs utk 7d bang? Kebutuhan saya biasanya landscape, tpi kdang suka HI jg
Oia nanya lg bang, jujur saya lg bingung antara 17-40mm/f4 & 24-70/f2.8, sya lbh sering ke landscape bang, mw nanya klo utk yg 24-70 kira2 range 24mm itu cocok gk utk landscape? Mohon pencerahan nya bang enche 🙂
@dimas tergantung dipasang dengan kamera apa. Kalau di kamera full frame 24-70mm f/2.8 cukup fleksibel, bisa lebar, bisa tele. Tapi kalau di kamera berukuran APS-C (mayoritas), 24mm itu seringkali kurang lebar. Kalau 17-40mm di full frame termasuk lensa lebar, favorit saya untuk foto landscape.
Mw nanya bang, klo canon 17-40mm f/4L USM mnurut pendapat bang enche gmn? Saya dah lama ngidam itu soalnya 😀
@dimas hasilnya lumayan bagus dan tidak terlalu mahal dibandingkan lensa L lainnya
Klo menurut pendapat saya mas,tamron 17-50/2.8 tuh tajem bgt mas. Mungkin mas dapet yg bad copy atau kualitas lensa tsb utk nikon n canon beda ya? Soalnya saya pakai tamron for nikon 😀
@dimas iya mungkin saya dapat bad copy 🙂
@Lingga Foto portrait close up
mas enche,,, 100mm yg non L series selain buat macroan, enak nya di buat moto apa??
mark itu apa ya?
suak foto mark sm foto portrait
om, aku mau tanya mengenai battery grip canon-nikon. khan sekarang ini kayaknya banyak tuh seri2 nya kayak MBD10 / MBD11, BG-E5 / BG-E6 dll. itu sebenarnya kompatible untuk canon/nikon apa aja yah? mohon pencerahan nya om, thx!!!
@willy tergantung dari model kameranya
Oom Enche yth,
Pada spesifikasi flash, saya menemukan istilah sbb:
1. Digital Power Zoom Flash Head
2. Motor driven zoom head
Apakah kedua istilah ini merupakan 2 buah tipe penggerak zoom head? Kalau ya, apa bedanya dan keistimewaan masing2? Thx
@Agus sama saja Gus, artinya flashnya bisa mendeteksi jarak fokus lensa dan otomatis menyesuaikannya.
@Lingga setau saya gak ada mode spt itu.
hhmm,, begitu ya mas…
sy sempet tanya”, kata nya ada modenya bisa di ubah seperti IS,, kalo foto biasa kalo gk salah 0.48-~, kalo foto macro 0.38-~,, gimana maksud nya??kurang mengerti
mr enche,lensa fix yang paling cocok kamera dslr emrk ap,soalnya aq udh pakai yg d7000
lensa fix banyak sekali, sukanya foto jenis apa?
mas enche minta masukany , kalo 50mm yg paling baik untuk canon bukan L series , yg biasa2 aja lebih baik apa ya ,
kalo misal canon 50mm 1,4 dan sigma 50mm 1,4 lebih baik mana ya
om,,, saya maw tanya,, kn ada thu lensa canon 100mm yg L series,,
kalo lensa canon 100mm yg non L series gimana review nya om???itu lensa gak ada IS, menurut om gimana??
@Lingga kualitasnya saya rasa hampir sama bagusnya, cuma ya kurang praktis aja karena kalau ga ada IS nya, seringkali harus pakai tripod kecuali foto di cahaya yang terang sekali.
ko enche saya mau tanya mengenai Canon Speedlite 430EX II apakah bisa untuk kamera canon 60D ?
@Rudy bisa kok
mas enche minta masukany , kalo 50mm yg paling baik untuk canon bukan L series , yg biasa2 aja lebih baik apa ya ,
kalo misal canon 50mm 1,4 dan sigma 50mm 1,4 lebih baik mana ya
Artikel yang sangat membantu bagi temen-temen yang bingung pilih perangkat fotografi saat awal belajar.. keep share 🙂
Ko Enche, punya pengalaman dengan Canon lens 28-105 f4 IS L ? Kualitas hasil fotonya bagaimana ? kalau diberi nilai antara kualitas dan harga, berapa nilainya ? Trims
@Hendri Maaf, saya gak punya pengalaman dengan lensa tersebut 🙁
lumayan lengkap infonya….cocok buat referensi……
mas Enche, mau tanya..
Kepikiran mau beli monopod tujuannya untuk keperluan videography biar steady, kantong saya kisaran 200-400rb..ada masukan monopod merek apa?=) mohon pencerahannya mas, sangat buta soal monopod
@Danny maaf, saya juga buta dengan monopod. Tapi mestinya banyak dipasaran, yang terkenal EXcell, gak terlalu mahal produk-produknya.
apa ada review untuk Nikon D5000?
wah lengkap banget review nya mas..
tapi kalo menurut pribadi mas enche sbg fotografer professional, mas lebih prefer/menyukai nikon or canon ?
dan alasannya kenpa mas.
kadang diluar sana banyak yang beranggapan, kalau canon itu bagusnya buat indoor, sedangkan nikon itu buat outdoor mas..
@Gerry sulit jawabnya karena tergantung model kameranya apa dan lensanya apa. Dua2nya punya kelebihan kekurangan, tapi secara keseluruhan CaNikon siap melayani fotografer sampai tingkat profesional/mahir.
Dgn camera dan peralatan sebanyal itu gimana cara milih untuk dibawa???
@masudi tergantung mau foto pergi kemana dan foto apa. Gak terlalu sulit bagi saya he he he.