Seperti yang saya umumkan beberapa saat yang lalu, saya bersama keluarga jalan-jalan ke kota Beijing, Cina selama delapan hari. Kebetulan saat itu semua anggota keluarga saya libur dalam rangka libur lebaran. Saya pernah mengunjungi Beijing tahun 1995 yang lalu. Beijing 2013 tentunya sangat berbeda. Gedung-gedung pencakar langit yang modern sudah banyak sekali dan infrastruktur transportasinya juga sudah cukup lengkap. Rute subwaynya ada 15 buah, memudahkan bagi yang ingin jalan-jalan sendiri.
Empat hari pertama kita menyewa kendaraan dan pemandu untuk mengunjungi tempat-tempat wisata budaya penting, diantaranya Great Wall, Tian An Men, Forbidden city, Summer Palace, Olympic Park, dll. Empat hari kemudian, kita jalan-jalan sendiri menjelajahi tempat wisata yang kurang terkenal tapi cukup menarik untuk dikunjungi: Jingshan park, Beihai park, Nanluoguxiang, Qianmen, Ancient Observatory dll.
Dengan waktu yang cukup lega yaitu delapan hari, kita bisa menjelajahi sudut-sudut penting kota Beijing dengan leluasa dan tanpa terikat oleh waktu. Biasanya, tour biasa ke Beijing dirancang hanya 2-3 hari padahal objek wisatanya banyak, sehingga semuanya jadi serba terburu-buru.
Kami juga sempat berkunjung ke sebuah mesjid tertua di Beijing, yaitu berdiri tahun 1474 yang diinisiasi oleh seorang terpelajar dari negeri Arab, bernama Nasuruddin. Posisi mesjid berada di jalan lembu (NiuJie) maka itu disebut juga Mesjid NiuJie. Di kota Beijing, terdapat kurang lebih 200.000 lebih warga Muslim dan sekitar 72 mesjid. Rumah makan halal juga lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan kota-kota Cina yang lain, bedanya warga Muslim disini mengkonsumsi minuman beralkohol dan setiap rumah makan halal menyediakannya.
Waktu kami berkunjung sebenarnya tidak begitu ideal untuk jalan-jalan dan berwisata, karena bulan Agustus masih termasuk musim panas. Udara Beijing saat hari cerah cukup menyengat dengan suhu sekitar 33 derajat Celcius, mirip dengan Jakarta, tapi bedanya udaranya lebih kering dan menyengat saat tidak ada angin yang berhembus.
Musim panas di Beijing juga sering mendung dan hujan. Perubahan cuaca cukup drastis, hari pertama hujan, hari kedua dan ketiga cerah, hari-hari selanjutnya mendung dan badai. Parahnya, musim panas juga merupakan waktu musim liburan anak-anak, maka itu turis dari dalam kota maupun kota-kota lain membanjiri tempat wisata penting.
Meskipun beberapa hal yang kurang ideal untuk fotografi, tapi saya dan keluarga cukup menikmati perjalanan kali ini. Agak capai di hari-hari terakhir karena kebanyakan jalan kaki, tapi cukup senang karena banyak tempat yang berhasil kami kunjungi.
Menurut saya, Beijing adalah salah satu kota besar dunia yang menarik untuk dikunjungi karena kota Beijing menyimpan warisan budaya yang sudah berumur ratusan sampai ribuan tahun yang lalu. Di kota ini kita dapat menemukan arsitektur bergaya futuristik dalam jarak hanya beberapa ratus meter saja dari bangunan tua bersejarah.
Tahun depan jika saya jadi mengadakan tour fotografi ke Beijing, saya akan memilih musim gugur, yaitu sekitar bulan Oktober akhir 2014. Cuacanya lebih sejuk, daun-daun berwarna kuning dan jingga, curah hujan jauh lebih rendah dan langit biasanya lebih cerah.
Bersambung…
Pak Enche, sy rencana bulan mei 2015 akan berkunjung ke Beijing.
Apakah cukup membawa satu lensa saja yaitu 24-105 dan body 6D.
Mohon pencerahannya. Terimakasih
24-105mm itu lensa yang cukup serbaguna, cukup lebar dan cukup tele(panjang), menurut saya cukup untuk travel light 🙂
sieppppppppp terima kasih atas informasinya,,,,
Bulan tujuh kemungkinan di Beijing ,,, Karena liburan musim panas,
hati2 panas sekali hehe dan penuh orang
pak enche,mau tanya itu foto yg orang2 mau masuk forbidden city, pake filter GND ya?boleh di share mereknya apa?soft gradasinya,thanks.
@Dian gak pakai mbak, kebetulan pas kesana langitnya memang begitu, malam sebelumnya turun hujan lebat sehingga langit jadi cerah tanpa awan.