Foto dibawah ini dibuat di kawasan kawah Rengganis, sebuah tempat yang unik karena asap alami keluar dari bebatuan. Kabut asap ini kemudian saya manfaatkan untuk memberikan kesan mistik. Tantangan yang saya hadapi lumayan juga. Bukan karena masalah cahaya gelap. Waktu memotret sekitar jam 3-4 sore. Cuaca agak sedikit mendung dan tidak lama setelah itu, turun hujan rintik-rintik, tapi secara umum, cahaya lingkungan masih terang. Masalah yang saya temui adalah kabut asapnya tidak berada diposisi yang saya inginkan.
Angin berhembus cukup kencang, asapnya seringkali terlalu tebal menutupi pohon-pohon dan batu-batuan yang disekitar itu. Setelah menanti sekian lama, akhirnya saya menemukan momen yang tepat untuk memotret, dan terbentuklah foto ini.
Secara komposisi, saya mengunakan komposisi simetri. Subjek ditempatkan ditengah-tengah. Biasanya kalau kita menempatkan subjek ditengah-tengah, biasanya fotonya menjadi agak membosankan. Tapi kebetulan untuk foto ini, komposisi simetri saya rasa paling pas.
Secara teknis, foto ini dibuat dengan setting ISO 200, f/4, 1/250 detik. 135mm. Yang penting disini adalah setting shutter speed 1/250 detik yang cukup cepat untuk membekukan asap dan sekaligus mencegah foto blur karena getaran tangan. Dan lagi, jarak fokus yang digunakan yaitu 135mm termasuk telefoto, jadi kalau shutter speednya lebih lambat, foto tidak akan tajam.
Dibawah ini saya sertakan foto asli (format RAW) yang ditangkap sensor kamera saya. Di hasil foto mentah tersebut, banyak hal yang harus ditingkatkan, misalnya warna, kontrasnya masih rendah karena kabut asap. Setelah diolah dengan Adobe Lightroom, maka hasil fotonya lebih sesuai dengan intensi saya saat memotretnya.
Berikut setting yang saya ubah di Lightroom, antara lain, ada pengaturan di vibrance warna untuk menaikkan saturasi warna hijau yang mendem di foto before/sebelumnya. Di panel split toning, saya memasukkan sedikit warna kuning supaya lebih cerah, dan kemudian lens vignetting di -100 membuat sudut-sudut foto gelap, supaya pemirsa lebih fokus ke pohon yang berada ditengah.
Jadi, proses olah digital telah membantu saya untuk mendapatkan hasil foto yang sesuai dengan keinginan saya dan dapat menceritakan suasana hutan hijau yang segar tapi juga misterius.
———
Bagi yang ingin belajar olah foto dengan Adobe Lightroom, silahkan cek jadwal dilaman ini.
Kapan Kepadang Bang Enche!! bikin acara Seminar dipadang SUMBAR
menyimak…dan memperhatikan .mempraktekan mohon maaf pemula yg selalu ingin belajar dari senior..sukses oo
boleh juga dicoba pake lightroom, biasa edit2 pake photoshop doank, nice info ^^
sangat bermanfaat. kebetulan saya lagi belajar sendiri tentang lightroom krn tempat kursus Pak enhce jauh skli dr Pinrang. hehehee…
Terimakasih banyak …
Salam Sukses Selalu…
Semoga dapat berkahnya Pak enche. Amin…
mohon ijin gabung dan nyimak ilmunya.. saya pemula fotografi dan sedang menabung untuk beli kamera dan lensa yang pas mohon sarannya.. salam Enche Tjin.
@sigitdop dan @Soni trims, selamat membaca
Selamat siang ko Enche.
Maaf saya comment tanya di sini. Biar terjawab karna topik baru.
Untuk nikon D7000 body only.
Saya suka portrait, lanscape, indoor portrait, low light, sesekali hunting model dan untuk pemakaian sehari-hari dan traveling bersama keluarga.
Pilihan kombinasi lensa:
1. afs 35 mm f/1.8G + new afs 70-200 f/4 G VR II
2. afs 17-55 f/2.8 + afs 70-300 f/3.5-5.6 VR
Mohon Saran Ko Enche pilihan 1 atau 2? (dengan sedikit alasan jika tidak merepotkan, hehe)
Atau ada saran kombinasi yang lain?
Trimakasih banyak ko Enche
Terima kasih, sangat bermanfaat Enche.
Mohon lebih banyak lagi artikel yang membahas editing dengan Adobe Lightroom.
@Rusli wah kesukaannya banyak hehe. Kedua opsi tidak begitu oke. Yang pertama kelemahannya adalah gak ada lensa lebar, jadi untuk foto pemandangan akan kesulitan. Yang kedua lebih baik, tapi lemah di telefoto.
Dengan budget yang kurang lebih sama, saya sarankan Sigma 17-70mm f/2.8-4 OS HSM Macro buat jalan-jalan, pemandangan dan sehari-hari, Nikkor AF-S 55-200 VR untuk satwa liar, olahraga dll, Nikkor 85mm f/1.8G untuk close-up portrait/model.
Bukan ideal juga tapi mencakupi berbagai jenis fotografi. Kalau dananya lebih besar, bisa upgrade telefotonya ke f/4 atau f/2.8.