Hampir semua orang sukses, motivator, pemimpin mengajarkan bahwa memiliki target, atau sasaran itu penting dalam hidup, tapi apakah hal tersebut akan membuat kita lebih bahagia dan sukses? Tahun baru 2014 telah tiba, dan seperti biasa, kita semua pasti teringat kembali tentang bagaimana mengisi tahun depan. Kata kunci kerennya adalah membuat resolusi tahun baru. Biasanya isinya adalah rencana dan sasaran/target yang ingin dicapai tahun depan.
Tahun ini, saya akan menghindari penetapan sasaran-sasaran spesifik, ataupun menetapkan untuk melakukan sesuatu yang rutin (seperti diet, gym, dan lain lain) di tahun depan. Karena biasanya saya hanya ingat 21 hari setelah tahun baru, setelahnya lupa total dan kembali ke kebiasaan yang lama. Setiap tahun begitu, jadi apa gunanya menetapkan sasaran?
Hidup dengan menetapkan sasaran membuat hidup kita penuh tekanan. Jika gagal, hal tersebut akan membuat kita menderita, merasa menyesal dan memupuskan asa kita. Dalam dunia kerja, gagal mencapai target dapat menurunkan semangat moral karyawan. Tidak jarang pimpinan perusahaan merevisi target supaya moral karyawan tetap terjaga.
Sasaran yang kita tetapkan bisa melenceng atau gagal karena banyak faktor, dari dalam, alam bawah sadar kita akan memberontak untuk melakukan apa yang kita tidak suka/nyaman untuk melakukannya, dari luar, banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan kegagalan yang tidak bisa kita kendalikan, misalnya bencana alam, krisis moneter, masalah kesehatan, perubahan manajemen perusahaan tempat kita bekerja dan lain-lain.
Jika sampai terjebak, kita akan menjadi orang yang dingin dan kaku. Mengejar target dapat membuat diri kita terikat, menderita dan secara tidak sadar, kita menjadi orang yang tidak peduli dengan orang lain, menjadi orang yang tidak menyenangkan dan menutup kesempatan dan mengurangi rejeki yang akan datang di masa depan.
Banyak orang mungkin akan salah kaprah tentang konsep hidup tanpa sasaran ini. Mereka mengganggap bahwa hidup tanpa sasaran akan membuat kita menjadi orang malas. Sebenarnya hidup tanpa sasaran bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Hidup tanpa sasaran berarti melakukan apa yang kita sukai dan kuasai, sehingga dapat membuka peluang kita untuk lebih maju.
Daripada menetapkan sasaran, saya lebih mementingkan hidup dengan menjalankan prinsip-prinsip yang saya yakini. Prinsip hidup merupakan proses yang berkesinambungan, bukan sasaran yang kalau sudah dicapai, selesai, lantas dilupakan. Contoh beberapa prinsip-prinsip saya:
- Demokratisasi fotografi : Berusaha supaya pendidikan dan pengetahuan tentang fotografi dapat tersebar ke seluruh Indonesia dengan berbagai media antara lain blog (infofotografi.com), buku-buku, workshop, seminar, pelatihan, tour fotografi dan terbuka untuk semua golongan.
- Peningkatan yang berkesinambungan : Berusaha meningkatkan diri dan layanan kepada pembaca, murid-murid
- Terus belajar dan membuka diri terhadap ide-ide baru dalam fotografi dan jenis pelatihan
- Peduli dan berusaha membantu pembaca dan murid-murid untuk mencapai tujuan mereka, spesifiknya membuat foto yang bagus.
- Berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa. Seperti tumbuhan yang selalu tumbuh semaksimal mungkin untuk mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Manusia berbeda dengan pohon karena manusia bisa punya kemampuan untuk memilih.
Semoga semua pembaca sukses di tahun 2014!
Support Ko, berarti saya pemula dari Ende bisa banyak tanya Ko?
up….up….
Terus Maju dan terus berkarya.
Mantap dan dalam Ko.