≡ Menu

Teknologi Auto fokus kini semakin canggih

Saat seseorang akan membeli kamera baru, kadang fitur auto fokus luput dari perhatian. Dianggapnya semua kamera kan sudah bisa auto fokus, dan dia tidak menyangka bahwa ini adalah salah satu mekanisme paling rumit yang dimiliki setiap kamera. Ya, fitur auto fokus itu penting, supaya bisa dapat foto yang fokusnya pas. Tapi bukankah setiap kamera sudah bisa auto fokus, dan tentu hasilnya akan sama, lalu dimana perbedaannya? Jawabannya adalah dalam hal kecepatan mencari fokus, mulai dari tombol rana ditekan setengah, kamera memutar elemen fokus di lensa, hingga terdengar bunyi beep (tanda bahwa fokusnya sudah didapat). Biasanya proses ini didapat dalam waktu 1/2 hingga 5 detik, tergantung banyak faktor. Tapi satu hal yang pasti, auto fokus yang lambat akan membuat kesal karena momen yang ingin difoto bisa saja terlewatkan.

DSC_5383 contoh

Fokus ke subyek sebelah kiri, maka subyek yang ada di depan dan latar belakangnya tampak tidak fokus

Fokus dalam fotografi juga memegang peranan penting untuk menggiring perhatian mata kita kepada subyek utama yang ingin kita tonjolkan. Saat kamera fokus ke satu subyek ,maka area yang ada di depan dan di belakangnya akan tampak tidak fokus (blur). Maka jadi hal yang penting untuk kita bisa mengatur auto fokus kamera yang tepat, karena foto yang sudah blur tidak bisa dikembalikan lagi fokusnya.

Kali ini kita akan membahas tentang teknologi auto fokus di kamera digital. Cara kamera mencari fokus secara umum terbagi dalam dua cara, yaitu memakai deteksi kontras dan deteksi fasa. Kita akan bahas satu-satu beserta kelebihan dan kekurangannya.

CDAF (Contras Detect AF)

CDAF

Cara CDAF adalah cara yang paling murah, ditemui di semua kamera digital non DSLR, seperti kamera saku, prosumer bahkan kamera mirrorless (yang bisa berganti lensa). CDAF punya prinsip kerja yang mengandalkan kecepatan prosesor kamera untuk menganalisa fokus, tentunya selama proses mencari fokus kamera harus bisa ‘melihat’ obyek yang difoto melalui sensor gambar. Kamera akan mencari kontras terbaik dan kadang terlihat ada seperti ‘focus hunting’ gambar terlihat agak maju mundur. Semakin baik prosesor kamera maka proses mencari fokus bisa lebih cepat dan bisa juga ‘dipaksakan’ untuk mengikuti subyek yang bergerak walau tetap terlihat focus hunting-nya.

Clipboard-2

Keuntungan CDAF :

  • hasil fokus yang didapat sangat akurat, obyek yang difokus akan terlihat tajam dan detail
  • praktis dan murah, karena proses auto fokus hanya melibatkan sensor dan prosesor
  • bisa mendeteksi wajah
  • area atau titik yang ingin difokus bisa di semua bidang gambar dan bisa diaplikasikan untuk sistem layar sentuh

Kerugian CDAF :

  • focus hunting, kadang jadi lama sampai fokus benar-benar didapat
  • bisa terkecoh oleh obyek lain yang lebih kontras
  • tidak handal untuk fokus kontinu, misal bendanya bergerak
  • focus hunting bisa terekam juga bila rekam video

PDAF (Phase Detect AF)

Phase_detection_AF

Cara PDAF ditemui di kamera DSLR, dengan membelokkan gambar yang lewat dari lensa menuju modul auto fokus tersendiri. Kamera DSLR yang lebih mahal punya modul fokus yang lebih canggih dan rumit. Setiap modul punya titik fokus dalam jumlah tertentu, misal sebagian kamera DSLR Canon pakai 9 titik, yang Nikon pakai 11 titik atau lebih. PDAF mengandalkan deteksi fasa sehingga untuk mencari fokus kamera cukup membandingkan perbedaan fasa pada sensornya, tanpa perlu sensor untuk ‘melihat’ gambar. Saat fokus sudah didapat, barulah foto diambil (cermin terangkat) dan sensor merekam gambar yang sudah fokus. Perkecualian saat kamera DSLR masuk ke mode live-view, maka auto fokusnya juga akan beralih menjadi CDAF.

img_05

Keuntungan PDAF :

  • proses mendapatkan fokus yang cepat, tanpa ada hunting
  • handal untuk fokus kontinu, subyek bergerak kiri kanan atau maju mundur tidak masalah
  • bisa diandalkan di tempat agak gelap

Kerugian PDAF :

  • kadang walau kamera sudah dapat fokus, tapi hasil fotonya masih kurang fokus (perlu kalibrasi atau AF fine tune)
  • tidak bisa dipakai saat rekam video
  • terbatas hanya sejumlah titik yang ada, dan umumnya semua titik berkumpul di tengah (sulit memfokus benda yang ada di pinggir)
  • modul yang lebih canggih membuat harga kamera jadi mahal

Hybrid AF

Dari poin-poin di atas tampaknya anda jadi semakin bingung karena kedua cara ini sama-sama punya plus minus sendiri. Ya memang kenyataan ini tidak bisa dihindarkan karena desain dan cara kerja kameranya memang berbeda-beda. Perkembangan kamera digital saat ini juga semakin beragam, dengan ciri kamera semakin banyak dipakai juga untuk rekam video. Kamera DSLR mengalami keterbatasan dalam rekam video karena sistem PDAF pasti tidak bisa dipakai, maka itu terpaksa beralih ke sistem CDAF yang kerap mengalami focus hunting. Masalah yang agak berbeda dialami kamera mirrorless yang memang memakai sistem CDAF, terasa kurang handal untuk dipakai memotret benda bergerak. Nah solusinya adalah menggabungkan kedua metoda ini dalam satu kamera.

70d_feature

Bagaimana bisa? Intinya secara prinsip dasar, yang namanya elemen pendeteksi fasa (untuk PDAF) tidak harus dibuat berupa modul terpisah, melainkan bisa didesain untuk menyatu pada sensor gambar berupa piksel-piksel khusus AF. Jadi dalam prakteknya sebenarnya dimungkinkan untuk dibuat sebuah sensor yang punya dua fungsi, yaitu menangkap gambar dan mendeteksi fasa. Jadi sistem ini memungkinkan kamera untuk mencari fokus berdasarkan deteksi kontras dan sekaligus juga deteksi fasa. Ilustrasinya seperti gambar di atas.

canon-70d

Sekilas saja kita bisa tahu bahwa fakta ini bukanlah kabar baik bagi kamera DSLR. Mengapa? Karena deteksi fasa (PDAF) tidak lagi jadi hak ekslusif kamera DSLR. Hal ini jadi kabar baik justru bagi kamera mirrorless karena bisa mengatasi keterbatasan yang dulu mereka alami. Tapi kamera DSLR bila mau (atau bila mampu) juga boleh memakai sensor hybrid AF ini, tentunya hanya saat sedang live-view dan sedang rekam video. Anda tahu kamera DSLR Canon terbaru EOS 70D? Kamera ini punya sensor hybrid yang bisa auto fokus berbasis deteksi fasa saat live-view. Tapi upaya ini dilakukan saat produsen DSLR sudah punya banyak lensa, sedangkan untuk hasil maksimal diperlukan lensa dengan motor fokus yang bisa mendukung kerja hybrid AF ini. Tak mau mengenal istilah terlambat, Canon memulai era baru dengan merilis lensa baru (atau memodifikasi lensa yang ada) dengan kode STM (Stepper Motor) seperti lensa 18-55mm dan lensa 18-135mm seperti contoh gambar di atas. Produsen lain seperti Nikon atau Pentax mungkin masih perlu waktu lama untuk mengikuti jejak Canon (itupun bila mereka mau).

LCD CDAF

Di kamera mirrorless, hybrid AF ini seakan jadi ciri kamera mirrorless kelas atas, yang menjanjikan kecepatan dan akurasi fokus, serta fokus kontinu untuk benda bergerak atau saat rekam video. Kamera seperti Sony A6000 mengklaim sebagai kamera dengan auto fokus tercepat, lalu ada Fuji X-T1 dan beberapa kamera mirrorless lainnya. Dengan teknologi hybrid AF ini, kamera akan terlebih dahulu memakai cara deteksi fasa untuk mendapat fokus ke obyek yang diinginkan tanpa hunting, lalu dilanjutkan dengan memakai deteksi kontras untuk mencari fokus terbaik dan paling akurat, keren kan..

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 42 comments… add one }
  • fena March 20, 2021, 2:49 pm

    dan please yang buat lagi hunting kamera juga jangan terlalu terkecoh maupun ekspetasi dulu paling pas disesuaikan keperluan untuk apa dan budget yang ada ^^,
    dan juga please kita saling menghargai selera masing2… pengalaman kmr saya cari dslr fujifilm tp penjualnya lebih pro ke canon..menurut saya tiap brand punya kelemhan dan kelebihannya masing2 jd kembali keselera.. jd klo kita lagi hunting tp diarahin kesatu brand jgn terkecoh ya …klo prisnip saya kamera itu aset… bukan untuk dijual lagi klo g kepake.. krn suatu saat ada obyek photo yang membutuhkan kamera lama kita ^^,

  • Fena March 20, 2021, 2:40 pm

    makasih ya pak..saya sedang hunting kamera.. uda beberapa artikel saya baca tapi artikel disini yang lebih clear untuk pemula…jadi yang saya dapat ada harga ada kualitas… dan tiap kamera dslr maupun miroless memiliki keunggulan dan kelemahannya masing2… disni saya makin yakin untuk memilih dslr karena keuntungannya lebih banyak untuk dunia photogrpahy.. kalo miroless memang lebih cocok untuk yang g mau ribet dan keunggulannya memang lebih kevideo buat yang ngevlog2 cocok banget miroless…cuman untuk photography yang butuh movementnya cepat dslr terbaik… g mungkin klo model hrs nungguin kameranya loading dulu bru ganti pose hahaha …^^,

  • Patria June 11, 2018, 9:54 pm

    Maaf pak Erwin, sy mau bertanya,
    Untuk sistem hybrid autofocus pada sony a6000, lensa sony jenis apa saja, atau yg berlabel apa saja yg support hybrid autofocus ini (penyebaran titik fokus mengikuti objek bergerak sebanyak 179 titik fokus) mohon pencerahannya,

    • Erwin Mulyadi June 12, 2018, 11:31 am

      Mestinya semua lensa Sony E mount bisa, cuma tiap lensa kan beda2 kualitas motor fokusnya jadi ada yg gesit ada yg lamban dalam berputar.

  • mirra alwin July 28, 2016, 1:02 pm

    Erwin, saya baru ganti Canon 70D ke 80D, pertanyaan singkat aja untuk Lensa tele zoom apa yang cocok untuk 80D, yg pasti budget dibawah 10 juta…
    Saat ini saya punya EF 50mm f/1.8, EF-S 10-18mm F/4.5, Tamron 16-300mm F/3.5 (saya kurang puas hasil photonya dengan Tamron)… EF-S 18-135mm nya karena body kit dengan 70D sold.
    Thanks ya.

    • Erwin Mulyadi July 28, 2016, 3:25 pm

      Paling basic ya 55-250mm tapi yg STM aja, lebih bagus dibanding yg 2nd gen. Tapi kalau masih mau coba Tamron saran saya 70-300mm VC.

  • Willy Sudiharto May 19, 2016, 2:38 pm

    siang pa erwin

    mohon info pa….saya butuh kamera mirorless dengan range budget 5-10 jt rupiah sementara pilihan jatuh ke sony a6000
    menurut bapak gmn dgn pilihan tsb ?
    atau ada saran untuk tipe dan merek lain?
    trims

    • Erwin Mulyadi May 19, 2016, 2:55 pm

      Pilihan sih oke, tapi budget perlu tambah lagi.

      • Willy Sudiharto May 19, 2016, 3:01 pm

        baik pa erwin

        Trims y pa

  • juna May 9, 2016, 12:22 am

    Pak erwin mhn pencerahanya, unt pemilihan kamera type canon 100D dg 700D, yg lebih rekomend yg seri brp? Soalnya ini kan fitur hampir sama, hanya beda di fokus sistem(cros type fokus poin). Trimakasih

    • Erwin Mulyadi May 9, 2016, 12:22 pm

      Diatas kertas yg semua titiknya cross type lebih baik, tapi sejujurnya dengan 9 titik fokus memang sudah kerasa sekali ketinggalan jaman, jadi walau 700D mungkin lebih baik tapi dalam prakteknya hampir sama.

  • Haryadih January 9, 2016, 3:20 pm

    Pak erwin saya pake nikon D60 pak, setelah saya foto dan saya view hasil fotonya kok kedap kedip hitam putih dilcdnya pak ?

  • tri mursiyanto October 9, 2015, 9:55 am

    untuk kamera DSLR Nikon D7000, AF nya memakai system apa, CDAF atau PDAF atau ada Hybrid AF.

    • Erwin Mulyadi October 10, 2015, 11:19 am

      Nikon D7000 (dan semua DSLR lainnya) AF-nya pakai Phase Detect, berupa modul terpisah yang letaknya di bagian bawah. Semakin canggih kameranya, makin bagus modulnya. Modul yg bagus punya banyak titik, jenisnya banyak yg cross type dan bisa fokus di tempat gelap.

      Nikon D7000, saat memakai mode live view, modul AF-nya otomatis tidak berfungsi, sehingga auto fokusnya beralih ke cara Contrast Detect seperti di ponsel, yg lambat dan hunting. Pada dasarnya semua DSLR juga sama, kecuali DSLR tertentu yg punya teknologi hybrid (ada phase detect di sensornya).

  • anonim May 2, 2015, 9:31 pm

    Saya punya pertanyaan, kamera saya canon 600d, kalo saya ke mode Tv untuk mengatur angka shutter speed, semakin besar angkanya maka hasil foto jadi gelap. Apakah saya jadi harus selalu memakai flash jika di mode ini? Atau bisa ada solusinya?

    • Enche Tjin May 3, 2015, 11:19 am

      Untuk memahami hal tersebut, kita harus memahami mekanisme kerja exposure. Mode Tv (shutter priority atau mode S), adalah mode kamera yang membolehkan fotografer mengatur nilai shutter speed, dan kamera akan secara otomatis mencarikan nilai bukaan/aperture (F) yang tepat untuk kondisi cahaya saat itu.

      Semakin cepat shutter speed yang dipilih (angka terlihat besar, tapi sebenarnya shutter lebih cepat karena dalam bentuk pecahan), maka hasil foto menjadi gelap. Penyebabnya adalah, jika shutter speed makin cepat, maka cahaya makin sedikit yang masuk ke kamera.

      Seiring dengan kita melambatkan shutter, kamera akan membuka bukaan lensa, tapi kalau sudah mentok, maka hasil foto akan jadi gelap. Solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan memilih shutter yang tidak terlalu cepat sehingga kamera masih menemukan nilai F yang sesuai. Tandanya nilai F tidak kedap-kedip di layar LCD kamera. Jika masih kedap-kedip, maka kemungkinan foto akan gelap atau dalam kasus tertentu terlalu terang.

      Solusi lainnya adalah dengan meningkatkan nilai ISO. Dengan menaikkan ISO, sensor lebih sensitif terhadap cahaya dan mencegah foto jadi gelap. Tapi hati-hati karena ISO tinggi dapat mengurangi kualitas foto karena munculnya noise (bintik-bintik yang tersebar di permukaan foto).

  • didit March 30, 2015, 3:31 pm

    mau tanya mas..
    untuk kamera mirrorless fuji XA-1, apakah memiliki fitur hybrid AF?
    terima kasih

    • Enche Tjin March 30, 2015, 3:36 pm

      Belum

  • Agus March 26, 2015, 9:47 pm

    Mau tanya Pak. Kalau hybrid autofokus di mirrorless kelas flagship (a6000, omd em-1, dsb) bisa di Live View atau hanya dr jendela bidik. Thanks

    • Enche Tjin March 27, 2015, 11:36 am

      Bisa keduanya, sekilas info, kamera mirrorless semuanya beroperasi secara live view, baik di LCD maupun jendela bidiknya.

  • abi prisnawan January 26, 2015, 3:31 pm

    Mas Erwin.. saya mau tanya ni, kalo AF nya sony a6000 dibanding Canon EOS 700D & Nikon D5300 yg paling bagus yang mana ya ? trimakasih

    • Erwin Mulyadi January 27, 2015, 3:09 pm

      Tidak bisa dibandingkan langsung pak, soalnya beda cara kerja. DSLR kan murni deteksi fasa dgn modul AF tersendiri, jadi makin bagus modulnya ya makin mantap AF-nya (misal 7D, D750). Tapi saat live view Canon 700D hampir setara dgn Sony A6000 karena sama2 pakai cara hybrid AF, khususnya kalau yg canon pakai lensa STM.

  • Budi Cahyanto October 28, 2014, 7:00 am

    Terima kasih ilmunya mas Erwin.

  • Hartono Santoso October 20, 2014, 9:43 am

    Selamat pagi pak erwin. Saya menggunakan nikon D7000. Problemnya kadang2 saya kesulitan dalam mendapatkan focus yang tajam. Apa penyebabnya dan apakah ada masalah dengan kamera dan lensa saya . Lensa yang dipakai 18-105. Terima kasih

  • Yohanes April 4, 2014, 10:03 pm

    koh saya masih agak bingung untuk menentukan pilihan low light di event indoor dengan kamera mirrorless full frame sony yaitu Phase detection nya A7 dengan 117 titik focus vs Contrast detection nya A7R 25 titik focus lebih bagus yang mana?
    secara harga memang A7R lebih mahal drpd A7
    tapi benarkah bagus auto focusnya utk low light
    kl ketajaman gambar pasti jelas lebih bagus A7R karena A7R tanpa low pass filter
    soalnya ada teman yang bilang lebih bagus A7 daripada A7R
    alasannya di tmpt yang cahayanya cukup auto focus nya A7 lebih cepat daripada di A7R, nha kalo di tempat yang kurang cahaya otomatis berasa banget efeknya, di tmpt yang cukup cahaya aja lambat apalagi di tempat yang gelap. A7R menang di resolusi & tanpa low pass filter
    benarkah begitu?
    mohon pencerahannya soalnya ada rencana mau ambil A7R
    range harga segitu kan sayang kl gak dapat barang yang bagus
    terima kasih bantuan jawabannya

  • yusup March 17, 2014, 9:19 pm

    Jd dual pixel AF g ada manfaatnya kl motretnya pake view finder, donk?

    • Erwin Mulyadi October 21, 2014, 2:48 pm

      Iya, betul. Selama pakai jendela bidik optik maka dual AF tidak terpakai.

  • potretbikers March 17, 2014, 3:23 am

    Artikel dengan ungkapan yang detail, sangat menginspirasi sekali. Mantabb… 😉

  • yusup March 16, 2014, 9:38 pm

    Maaf, mohon pencerahan N masukan. Di atas ditulis 70D pakai dual pixel AF. Itu apa lg? Sy sebenarnya tertarik dgn 70D, tp nunggu dl biar hrg agak turun. Titik fokusnya sdh lbh bnyk N cross type semua. Tp kl saya tdk tll berminat dgn video shootingnya, apa tetap worthy beli 70D atau cukup seri lain yg lbh murah/lbh lama, misal 60D?

    • Erwin Mulyadi March 17, 2014, 10:26 am

      Wah kalau dual pixel AF diulas disini jadi panjang, dan kesannya seperti promosi ke salah satu produk. Tapi intinya dengan fitur ini maka kamera DSLR bisa menikmati auto fokus kontinu dengan halus saat live view dan/atau video. Fitur ini akan lebih maksimal bila pakai lensa STM dan layar sentuh. Saya sudah coba dengan menyentuh area tertentu di layar LCD maka kamera akan langsung mengatur fokus kesana dengan akurat dan tidak ada kesan ‘hunting’ seperti teknologi deteksi kontras.

  • wawan setiawan March 13, 2014, 11:54 am

    Wah artikel-artikel-nya sangat informatif dan membantu saya sebagai pemula untuk belajar lebih banyak tentang fotografi.
    Terima Kasih infotografi.com dan para penulis yang mau berbagi. Semoga Bapak-bapak sehat slalu sehingga dapat terus menulis artikel yang berguna bagi sesama. Thanks so much

  • hanhwa March 13, 2014, 7:48 am

    Pagi pak Erwin. Boleh nanya pak? Beda USM & STM pada lensa canon itu apa ya? Tks

    • Erwin Mulyadi March 13, 2014, 12:05 pm

      Bedanya dalam hal desain motor fokusnya, soal efeknya baru akan terasa saat live view dan rekam video di kamera yg sudah punya piksel pendeteksi fasa di dalam sensornya.

      USM : cepat mencari fokus, cocok untuk foto aksi, kurang cocok untuk video

      STM : tidak secepat USM, cocok untuk video tapi tidak begitu cocok untuk foto aksi

Leave a Comment