≡ Menu

Tips setting eksposur yang paling akurat dengan lightmeter eksternal

Mengukur cahaya, atau lebih lengkapnya mengukur intensitas cahaya, adalah sesuatu yang penting dalam fotografi karena cahaya menjadi syarat terbentuknya sebuah foto, tak peduli apakah cahaya itu sangat redup (misal api lilin) atau sangat kuat (seperti matahari atau lampu studio). Tapi kalau tidak ada cahaya, maka foto yang kita dapat hanya akan hitam total saja. Proses mengukur cahaya tentunya dilakukan sebelum memotret, supaya kita (atau kamera) tahu seberapa kuat cahaya yang ada, dan berapa setting eksposur yang sebaiknya dipakai.

Di jaman serba otomatis ini, kamera pun melakukan pengukuran cahaya secara otomatis juga. Misalnya di mode auto, saat kita bidik suatu subyek maka kamera sudah ‘tahu’ berapa ISO, bukaan dan shutter yang tepat supaya fotonya pas, tidak terlalu terang atau tidak terlalu gelap. Apa rahasianya?

Jawabannya adalah kamera melakukan proses metering, atau mengukur cahaya. Dengan mengandalkan kemampuan metering di dalam kamera, kita bisa memotret apa saja dengan tenang, karena kita percaya kamera kita bisa dengan tepat mengukur dan mencarikan setting eksposur supaya hasil fotonya pas.

light meter

Indikator pengukuran eksposur kamera

Tapi tunggu dulu, apa betul hasil metering kamera selalu akurat? Apa foto yang kita buat dengan mode Auto selalu memberi hasil eksposur yang pas? Jawabannya adalah : tidak selalu. Mengapa? Karena memang tidak ada yang namanya standar untuk menilai eksposur yang pas itu, tiap orang bisa berbeda pendapat. Tapi bagi kamera (yang bisa kita anggap sebagai alat yang diprogram untuk mengukur dan menghitung), yang jadi acuan standar eksposur yang pas itu harus ada.

Dalam hal ini kamera mengacu pada sebuah titik acuan tengah yang kemudian diberi kode Ev 0 (inilah posisi eksposur yang pas), dimana kalau Ev – (minus) itu artinya under (terlalu gelap) dan Ev + (plus) artinya over (terlalu terang). Dengan perhitungan yang didasarkan acuan Ev 0 semestinya kamera akan selalu sukses dalam memberi hasil foto yang pas. Tapi pada kenyataannya kadang kala hasilnya bisa meleset, foto yang kita dapat terasa kurang terang atau justru terlalu terang (maka itulah di kamera disediakan fitur kompensasi eksposur, yang bisa kita pakai kalau dirasa perlu untuk membuat foto lebih terang atau lebih gelap sesuai keinginan kita).

Middle gray

Penyebaran tonal dari gelap hingga terang

Nah kita akan bahas kenapa kamera bisa kadang salah dalam memberi hasil eksposur yang pas. Cara kamera melakukan metering adalah dengan mengukur cahaya yang masuk melalui lensa. Cahaya yang diukur oleh kamera adalah cahaya yang dipantulkan oleh subyek, disebut reflected light. Masalahnya cara ini punya potensi untuk meleset, khususnya kalau subyek yang difoto memiliki sifat menyerap cahaya atau memantulkan cahaya.

Sesuatu yang berwarna hitam cenderung bersifat menyerap cahaya, sedangkan yang putih sangat memantulkan cahaya, sehingga kamera akan salah mengukur kalau berhadapan dengan subyek yang dominan putih atau hitam. Sebaliknya kamera akan mengukur dengan sangat tepat bila bertemu dengan subyek bernuansa abu-abu (middle gray).

incident-reflected-light-meter

Perbedaan cahaya pantulan dengan cahaya langsung

Lalu bagaimana cara untuk mengukur cahaya dengan akurat? Selagi memungkinkan, gunakan alat ukur cahaya khusus, bukan melalui metering kamera. Alat yang dinamakan light meter (atau disebut juga flash meter) ini mengukur cahaya yang sifatnya incident light, bukan reflected light.

Alat ini bisa kita set misalnya kita pilih ISO dan shutter speed, lalu alat ini akan mengukur cahaya lingkungan dan menampilkan angka F number (bukaan lensa). Pada kamera gunakanlah mode Manual, dan pilih shutter, ISO dan bukaan yang sama dengan yang dihitung alat light meter tadi. Tipsnya, ukurlah cahaya yang berada di dekat subyek yang akan kita foto supaya hasil perhitungannya lebih akurat.

Light-meter dan posisi pemakaian

Light-meter dan posisi pemakaian

Jadi yang perlu kita ingat adalah, cara pengukuran cahaya di kamera memang praktis dan cepat, juga cukup bisa diandalkan kecuali saat-saat subyeknya dominan hitam atau putih. Tapi untuk hasil pengukuran cahaya paling akurat, memang perlu tambahan proses dan biaya. Dengan alat light meter eksternal, kita bisa mengetahui berapa setting kamera yang harus diatur supaya didapat nilai eksposur paling tepat, tanpa dipengaruhi oleh sifat dan warna subyek yang difoto.
—————————————————–

Untuk sama-sama belajar dan membahas hal-hal teknis dalam fotografi, termasuk mencoba lightmeter. Anda bisa mengikuti kelas Mastering Teknik dan Artistik Fotografi, bersama saya dan Enche Tjin.

Kelas ini ditujukan sebagai kelas lanjutan bagi anda yang sudah mempelajari dasar fotografi dan tertarik untuk menguasai teknik-teknik praktis untuk hasil foto yang lebih baik.

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 1 comment… add one }
  • Light Meter June 16, 2015, 11:32 am

    Ternyata hanya dengan mengandalkan matering dari kamera langsung atau auto masih bisa meleset untuk pengukuran exposurenya. Berarti light meter memang salah satu alternatif untuk mendapatkan hasil yang memuaskan juga. makasih infonya mas.

Leave a Comment