Menurut pengamatan saya, sebagian besar fotografer pro dan amatir mengganggap kamera mirrorless hanya sebagai “companion” atau sebagai teman jalan-jalan, dan juga teman kamera DSLR. Di ajang foto hunting, tidak sedikit yang membawa dua sistem kamera, yang utama kamera DSLR dengan lensa panjang, dan disampingnya kamera mirrorless dengan lensa pendek. Fenomena ini membuat saya bertanya-tanya, mengapa masih banyak fotografer yang setengah hati dalam mengunakan kamera mirrorless?
Mungkin banyak alasannya, misalnya banyak yang belum familiar dengan setting kamera mirrorless dan juga ada yang belum merasa kualitas gambar/resolusi bersaing dengan kamera DSLR canggih.
Dengan hadirnya seri Sony A7, sistem mirrorless menjadi lebih kompetitif karena sensor gambarnya full frame, dan resolusinya tinggi (A7R) atau ISOnya tinggi (A7S) atau fleksibel dan terjangkau (A7). Tahun lalu, Sony menyempurnakan Sony A7 dengan mengumumkan Sony A7mk II, dan di bulan Juni yang lalu, Sony mengumumkan Sony A7R mk II.
Sony A7R mk II ini memiliki teknologi hardware mutakhir dan spesifikasi yang siap di adu dengan kamera DSLR kelas atas. Sensor full frame 42.4 MP, ISO maksimum 102.400, 5 Axis stabilizer built-in, 399 titik fokus deteksi fasa, Jendela bidik elektronik dengan ukuran terbesar (magnification 0.78x). Semua itu dengan ukuran body kamera yang relatif ringkas dan ringan dibandingkan kamera DSLR canggih/profesional.
Desain kamera
Dari ukurannya, memang sudah cukup jauh lebih besar dan berat dari sebagian kamera mirrorless lain, termasuk kamera mirrorless Sony lainnya. Dibandingkan dengan A6000, A7R mk II 300 gram lebih berat. Meskipun demikian, Sony A7R mk II masih sekitar 250 gram lebih ringan dari kamera DSLR profesional, dan badan kamera yang lebih ramping. Ukuran lensa Sony FE yang cocok untuk Sony A7R mk II sebagian besar sedikit lebih pendek dan lebih ringan daripada lensa kamera DSLR.
Desain A7R mk II mirip sekali dengan Sony A7 mk II, sehingga battery grip untuk A7 mk II juga sama. Perbedaan lain adalah adanya tombol pengunci mode di atas kamera dan roda dial (depan dan belakang) terasa lebih mulus dan mudah diputar dibandingkan A7 mk II.
A7R mk II tetap mengunakan baterai seperti kamera mirrorless Sony lainnya yaitu baterai NP-FW50. Di satu sisi, ini adalah berita bagus bagi yang sudah memiliki kamera mirrorless Sony sebelumnya berarti bisa mengunakan baterai ini. Baterai ini juga berukuran kecil, sehingga tidak memberatkan jika membawa beberapa buah.
Tapi sisi buruknya, baterai kecil ini kapasitasnya rendah dan lebih cepat habis (Sekitar 200-300 foto) karena banyak daya dibutuhkan untuk memproses foto dengan resolusi tinggi. Untungnya, jika saat membutuhkan, kita bisa charge kamera ini dengan powerbank. Saran saya, setidaknya siapkan sekitar tiga baterai saat motret dari pagi sampai malam.
Tidak ada kamera yang sempurna. tidak terkecuali Sony A7R mk II, sebagai kamera profesional, dengan harga Rp 40 juta, A7R mk II belum weathersealed, jadi masih perlu hati-hati saat memotret saat hujan atau memotret di pantai dan air terjun. Tidak ada fitur layar sentuh juga sedikit mengecewakan.
Seperti kamera mirrorless Sony lainnya, Sony A7R mk II bisa dipasangkan lensa-lensa kamera DSLR lainnya, tapi dengan adapter khusus. Dengan mengunakan adapter dan lensa yang elektronik, pengguna Sony A7R mk II bisa mengunakan lensa DSLR dan tetap bisa mempertahankan fungsi autofokusnya. Contohnya lensa Canon, dan Sony A-mount bisa autofokus saat memasang adaptor. Sayangnya lensa-lensa Nikon saat dipasang adapter-pun belum bisa autofokus, karena lensa Nikon desainnya kebanyakan masih mengandalkan mekanik.
Kualitas gambar
Di tahun 2015, Canon fokus di resolusi tertinggi lewat Canon 5DS R (50MP), Nikon D810 (36 MP) unggul di dynamic range, dan Sony mencari keseimbangan diantara resolusi tinggi (42.4 MP), dynamic range (13.9 stop) dan kualitas di ISO tinggi (ISO 102.400). Sony bisa mencapai kesimbangan ini berkat arsitektur sensor baru yang dinamakan EXMOR R dan mengunakan bahan tembaga (copper wiring) untuk transfer data yang lebih cepat. Arsitektur baru ini memungkinkan kualitas gambar yang lebih bagus di ISO tinggi dan dapat memproses data 3.5 kali lebih cepat.
Seperti Sony A7R, image sensor Sony A7R mk II tidak memiliki low pass filter, sehingga sedikit lebih tajam dari A7/A7mk2. Kelemahannya bisa muncul moire saat memotret pola-pola yang teratur seperti saat memotret kain/bangunan, tapi kalau memotret pemandangan yang tekstur batu/langit yang tidak beraturan, moire tidak muncul. Maka itu tidak ada masalah untuk foto pemandangan.
Ada satu hal yang juga disayangkan yaitu file RAW Sony sedikit dikompres supaya ukuran file tidak terlalu besar menjadi 11+7 bit, dari 14 bit. Saat pemotretan biasa, tidak terlalu masalah, tapi saat mengedit foto dengan ekstrim, misalnya menerangkan bagian yang sangat gelap atau menggelapkan bagian yang sangat terang, akan terlihat cukup banyak noise. Ukuran file RAW berukuran sekitar 40MB, dan JPG-nya sekitar 20MP, tergantung isi foto.
Kabar gembira: Tanggal 16 September 2015 ini, Sony akan memberikan pembaharuan firmware yang memungkinkan fotografer untuk merekam file 14 bit RAW secara utuh. Ukuran file akan meningkat.
Soal memotret di kondisi gelap dengan ISO tinggi, menurut pengamatan saya, ISO 3200 masih sangat layak dan saya tidak ragu mengunakan ISO 6400 jika dibutuhkan. Kualitas gambar di ISO tinggi sedikit lebih baik dari Sony A7/A7R tapi yang masih menjadi raja di ISO tinggi masih Sony A7S yang ISO 12800-nya kira-kira setara dengan ISO 6400-nya Sony A7R mk II.
Tidak ada pilihan memotret dengan RAW ukuran sedang atau kecil, tapi jika menginginkan ukuran file yang lebih kecil, kita bisa mengaktifkan setting autocrop APS-C, kita akan masih mendapatkan file RAW 18 MP dan crop 1.5x.
Ngomong-ngomong, Sony mengklaim semua lensa Sony FE bagus untuk kamera ini, dan saya berkesempatan mencoba A7R mk II dengan lensa FE 24-70mm f/4 OSS dan FE 70-200mm f/4. Saya mendapatkan hasil foto yang bagus dan tajam. Beberapa lensa yang kualitasnya baik menurut saya untuk A7R mk II antara lain FE 16-35mm f/4 OSS, FE 70-200mm f/4, FE 90mm f/2.8 Macro dan FE 35mm f/1.4.
Fitur Video
Fitur-fitur video Sony A7R mk II juga keren, A7R mk II bisa merekam video 4K langsung ke memory card berkapasitas tinggi dan cepat (64MP – speed class 3, 95MB/s). Juga tersedia pilihan crop 4K Super 35mm, S-log Gamma, dll. Karena saya bukan praktisi video saat ini, maka saya tidak bisa mengomentari lebih jauh kualitas videonya.
Sistem Autofokus
A7R mk II memiliki sistem autofokus terbaik di format kamera mirrorless Sony saat ini. Di kondisi cahaya yang gelap, kecepatan dan ketepatan autofokus A7R mk II dua tingkat lebih baik dari A7 dan A7R (0 EV), dan satu tingkat lebih baik dari A7 mk II. Di kondisi cahaya yang sangat gelap, Sony autofocus A7R mk II (-2 EV) masih baik jika dipasangkan dengan lensa berbukaan besar. Di kondisi cahaya yang sangat gelap, Sony A7R mk II hanya kalah dibandingkan dengan Sony A7S (-4 EV), tapi kalau untuk memotret subjek bergerak, A7R mk II masih unggul dari semuanya. Di kondisi cahaya yang terang, autofokus sangat cepat dan tepat, meskipun mengikuti subjek bergerak cepat seperti anak-anak bermain sepeda.
Kesimpulan
Sony A7R mk II sangat cocok untuk fotografer yang mencari kamera mirrorless dengan kualitas gambar terbaik dan teknologi tercanggih tahun 2015 ini. Jenis fotografi yang cocok mengunakan Sony A7R mk II meliputi fotografi studio/komersil yang membutuhkan resolusi tinggi untuk cetak foto berukuran besar. Fotografer landscape sangat diuntungkan dengan adanya kamera ini, karena ukuran dan berat kamera dan lensa-lensanya lebih ringan dan ringkas dari kamera DSLR. Resolusi dan dynamic range hasil fotonya juga relatif bagus. Kemudian fotografer liputan juga akan senang karena performa ISO tinggi cukup bagus, autofokus juga dapat diandalkan untuk subjek bergerak atau tidak, di kondisi cahaya yang tidak begitu gelap.
Intinya Sony A7R mk II adalah kamera mirrorless canggih yang fleksibel untuk berbagai kondisi pemotretan/video dan karena bisa dipasangkan dengan berbagai lensa berbagai merk/mount, mungkin kamera ini bisa dijuluki kamera universal.
Sedikit catatan untuk yang mempertimbangkan untuk upgrade
Kalau dari Sony A6000 atau kamera Sony NEX/sensor APS-C, Anda akan mendapatkan kualitas gambar yang lebih baik dari detail maupun kualitas di kondisi gelap. Ukuran Sony A6000 lebih kecil dan beratnya hanya sekitar setengah dari A7R mk II. Harga A6000 jauh lebih murah.
Dari Sony A7/A7R, Anda akan merasakan peningkatan di kecepatan autofokus terutama di kondisi gelap dan subjek bergerak, shutter yang lebih senyap, lebih stabil, dan pegangan (grip) yang lebih oke. Dari A7 atau A7mk2, Anda akan merasakan mendapatkan foto yang lebih detail dan lebih tajam.
Dari pengguna kamera DSLR yang telah memiliki banyak lensa, Anda akan bisa mengunakan sebagian besar lensa, untuk Canon, beruntung karena autofokus bisa jalan, yang Nikon mesti puas dengan manual fokus. Tapi menurut saya strategi dengan adapter ini hanya bagus untuk masa transisi saja, karena keseimbangan/ergonomi dengan lensa yang besar tidak begitu stabil saat digenggam. Selain itu makin banyak lensa dari Sony dan Zeiss yang berkualitas tinggi.
Apa yang saya sukai dari A7R mk II
- Shutter lebih senyap dan stabil
- Durabilitas shutter 500.000 kali jepret
- Sistem autofocus sangat baik, tercanggih dan bisa diandalkan bahkan di kondisi gelap
- Dapat memasang lensa-lensa DSLR dengan adaptor
- Banyak tombol-tombol yang bisa dikustomisasi sesuai kebiasaan/kebutuhan
- Ada mode Electronic shutter (tidak bersuara saat memotret)
- Bisa set minimum auto ISO , ada pilihan faster, tapi slower gak ada
- Bisa memilih jeda/timer saat menjalankan fungsi auto-bracketing
- Akurasi dan kecepatan autofokus sangat baik
Apa yang kurang saya sukai atau sayangkan
File RAW dikompresi menjadi 11+7 bit.Dengan update firmware v 2.0, file RAW 14 bit akan didapatkan.- Tidak tahan air/hujan
- Kecepatan saat review dan zoom 100% agak pelan (kurang lebih 1-2 detik).
- Layar LCD tidak touchscreen
- Kapasitas baterai hanya sekitar 200-300 foto
- Agak berat untuk ukuran kamera mirrorless (625 gram dengan memory dan baterai terpasang)
Harga kamera Sony A7R mk II body only saat ini dipatok Rp 39.999.999. Bagi yang ingin memesan, boleh via saya 0858 1318 3069. Kemungkinan kamera akan tersedia akhir September 2015.
—
Punya kamera digital dan ingin belajar fotografi? Boleh baca jadwal kursus dan tur fotografi di halaman ini.
koh,mau tanya,saya baru beli kamera sony a7II dan lensa sony FE 85MM 1.8 kenapa setiap foto resolusi pixel nya hanya dapat 1920 x 1080 ? tidak bisa 6000×4000 sudah saya cari di settingan tetap saja resolusi nya tidak berubah ..atau ada yg perlu di rubah tapi saya belum paham benar.
Coba di menu cari image size, mungkin disana ke set S/Small?
koh mau tanya,kalo di a7rii pada saat foto long exposure dengan memakai tripod lebih baik menggunakan E- first curtain atau tidak?
Ko mau nanya, saya rencana mau nyari lensa fixed yang cocok sama canon 700d lensa apa ya?
Banyak sekali, misalnya Canon EF 50mm f/1.8 STM.
Koh Enche mau nanya, bagusan mana lensa sony FE 16-35mm f/4 OSS atau sony zeiss FE 24-70mm f/4 OSS atau zeiss batis 25mm f/2?
Terima kasih
Fix seperti 25mm f/2 sangat baik, namun kalau suka yang fleksibel bisa cari yang zoom seperti 16-35mm atau 24-70mm. Semuanya saling melengkapi.
ko,, bisa gak sony a7r mark ii dipasang lensa zeiss otus 85mm/f1.4 ZE ??
Gak bisa langsung, harus pakai adaptor. Yang bisa Zeiss Batis 85mm f/1.8
Menurut saya pribadi semua camera apapun genrenya kalau di pakai untuk komersial itu adalah camera Pro, dan sebaliknya.
Dan khusus untuk camera Sony ini adalah salah satu camera yang sanagat nyaman dipake jalan2 dan manteb juga buat cari duit ….
Berarti setuju ini kamera universal ya pak? hehe
Ya setuju, tapi saya berharap Zeiss mau membuat lensa untuk Sony seringkas/sekecil lensanya Leica M series, jadi akan lebih mantab untuk street photo ataupun travel photo…