Seminggu yang lalu, teman kami dari Datascrip, distributor kamera Canon mendrop kamera sangar Canon 1DX ke Infofotografi untuk kami coba. Sayangnya masa peminjaman cukup pendek yaitu sekitar 1 minggu sehingga kami hanya sempat hunting sebanyak dua kali. Pertama saya pakai untuk street photography di Pekojan dan Muara Angke, dan mas Erwin membawanya saat bukber dan foto hunting konsep model yang hasil reviewnya bisa di detikinet.com
Kredit foto kamera : Erwin Mulyadi
Kesan pertama saya adalah kamera ini besar dan berat, karena vertical gripnya terintegrasi. Beratnya 1.53 kg termasuk baterai berkapasitas 1000-1200 jepret, tapi menurun jauh saat mengunakan live view untuk memotret yaitu sekitar 260 foto. Saat dipegang ditangan, kesannya kokoh. Banyak tombol-tombol bertaburan sehingga mengurangi keperluan untuk masuk ke menu untuk mengganti setting kamera. Yang agak mengejutkan saya adalah kinerja autofokus live view cepat, kurang lebih hampir sama dibandingkan dengan memotret dengan jendela bidik atau kamera mirrorless.
Kualitas gambar 20 MP solid dan berimbang antara speed, resolusi, ISO tinggi. Dynamic range juga oke. Dicoba dengan lensa 16-35mm f/2.8 yang sudah cukup tua (diluncurkan tahun 2007), hasil foto terutama wajah orang agak soft, tapi secara keseluruhan masih enak dilihat. Sebagai kamera DSLR untuk profesional, Canon 1DX II menurut saya memberikan peningkatan yang sangat baik. Beberapa yang masih terasa kurang adalah konektivitas karena tidak ada Wifi built-in, mesti mengunakan aksesoris tambahan. Dan yang paling terasa bagi saya yaitu suara shutter dan mirror yg keras.
Dalam workshop street photography seputar Jakarta, pengalaman saya dalam mengunakan kamera ini agak campur baur. Saya menyukai kualitas gambar dan kecepatan autofokus dan kinerja kamera secara umum, tapi saya merasa agak keberatan untuk street photography meskipun saya sudah berupaya mengunakannya dengan lensa yang berukuran kecil seperti Canon 50mm f/1.8 STM. Memang seharusnya kamera semacam ini tidak dianjurkan untuk street photography, tapi bukan berarti tidak bisa he he he..
Kelebihan dan kelemahan Canon 1DX II
+ Kokoh
+ Kinerja cepat
+ Banyak tombol akses cepat
+ Live view cepat, autofokus tracking di live view jg cepat
+ Kapasitas baterai cukup bagus
+ Jendela bidik besar
+ Kualitas gambar bagus disegala kondisi cahaya
+ Dual Card slot (CF dan CFast)
+ Charger bisa mencharge dua baterai sekaligus
+ Autofokus dan metering baru yang lebih “pintar” bisa mengenali wajah
– Besar dan berat
– Suara shutter dan cermin berisik
– Distribusi titik autofokus tidak memenuhi layar
– Fungsi touchscreen terbatas di live view saja
Demikian hasil uji coba kamera ini dan saya merasa kamera ini paling cocok untuk fotojurnalis yang menghadapi medan yang ekstrim seperti di kondisi perang, kondisi cuaca ekstrim, atau yang membutuhkan kamera berkinerja tinggi untuk membekukan gerakan yang cepat. Jenis fotografi lain yang oke menurut saya adalah wedding photography, terutama liputan atau prewedding yang mengincar momen-momen candid.
Spesifikasi dan fitur baru Canon 1DX II bisa dibaca di artikel ini. Harga kamera ini saat ini Rp 75.575.000 body only.
Minat ikutan workshop street photography? Periksa jadwal di halaman ini.
Baru kali ini canon berhasil mbikin kamera dg dynamic range cukup bagus (12.8 ev).
Walo masih jauh jk dibandingkan dg raja dynamic range nikon d810 (14.8 ev) tapi dah lumayan lah.
Pak Enche atau Pak Erwin, saya mau tanya tentang lampu strobe dan speedlite(flash). Jika Gn di kedua lampu itu sama apakah kekuatan output cahayanya juga sama?.
Harusnya demikian.
Kalau boleh saya request artikel tentang perbandingannya, siapa tau Pak Enche ada waktu senggang 🙂
Ko enche, kalau untuk potret sport, traveling and daily, bagus yang mana, Sony a6000 atau fuji xa2?
Terima kasih
Tidak dipinjami, tapi diberikan diskon 50% untuk pembelian titisan d700. Amin
Wah kamera sangar nih om… anw saya juga menanti review D5-nya nih oleh om Enche hehe *semoga dibaca om-om dari Nikon 😀
Pernah ngimpi punya kamera ini, bangun bangun malah rasanya bingung sendiri, kayak bener bener real… XD
Coba review Nikon D5, pak.
Menarik, tapi kemungkinan kecil Nikon mau pinjami 🙂
hahahahahaha…., mudah-mudahan dipinjami, pak.
Berat oom..
Kalo aku pilih yg apsc mirror less saja.. Simple..