Ketika mendengar merk “Leica” biasanya orang-orang akan berpikiran bahwa Leica adalah kamera mewah dengan bentuk seperti kamera film rangefinder jaman dahulu. Memang benar, sistem kamera Leica M merupakan sistem kamera legendaris dan melekat pada merk Leica. Tapi Leica M bukan sistem satu-satunya. Dalam beberapa tahun terakhir, Leica telah mengembangkan kamera dengan teknologi canggih dengan kamera digital beragam bentuknya. Salah satu kamera yang tergolong baru adalah Leica SL.
Sebagai Leica SL Ambassador Indonesia, saya berkesempatan untuk mengunakan kamera ini dan berbagi pengalaman dengan pembaca Infofotografi.
Dalam tulisan kali ini, saya akan mengulas spesifikasi, fitur dan pengalaman saya selama sebulan belakangan ini dengan Leica SL.
Pada tanggal 28 Juli 2015, Leica mengumumkan Leica SL, kamera ini menandakan era baru Leica di era fotografi digital. Leica SL adalah kamera mirrorless yang di desain untuk kebutuhan fotografer profesional dan memiliki kelebihan di kinerja/kecepatan, kualitas gambar dan body yang kokoh.
Asal nama SL tidak begitu jelas bagi saya, tapi dulu, ada kamera yang bernama Leica SL, yaitu kamera DSLR pertama Leica.
Leica SL memiliki sensor full frame (36 x 24mm) dan dilengkapi dengan teknologi terbaru seperti electronic viewfinder berkualitas tinggi, kecepatan foto berturut-turut 11 fps dan kualitas body kamera yang weathershield.
Sekilas, Leica SL terlihat seperti kamera DSLR karena memiliki punuk di bagian atas kamera, tapi sebenarnya Leica SL adalah kamera mirrorless. Meski bukan termasuk kamera yang compact dan ringan, Leica SL memiliki tubuh yang lebih ramping.
Sebagai kamera mirrorless, Leica SL memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan kamera DSLR, yakni:
- Layar monitor live View, dan viewfinder dapat memberikan lebih banyak informasi (histogram, exposure, WB, setting lainnya)
- Bisa melihat melalui jendela bidik saat merekam video
- Jendela bidik dapat dibesarkan untuk melihat detail atau untuk membantu akuisisi fokus
- Meski mengunakan lensa yang lebih kecil (lensa T/TL) jendela bidik tetap menampilkan gambar penuh
- Tidak ada cermin ala SLR, membuat body kamera lebih tipis, dari atas hanya 3.5 cm
- Posisi sensor gambar tidak terlalu dalam, sehingga mudah dibersihkan
- Mekanisme SLR yang rumit tidak ada lagi sehingga presisi lebih baik
- Tidak ada mekanisme cermin, lebih senyap dan stabil saat memotret
- Electronic shutter (saat motret tidak bersuara) dari 1 detik sampai 1/16.000 detik. [Sejak firmware 3.0]
Mari kita simak fitur & teknologi yang ada di Leica SL ini
Eye Res Viewfinder – 4.4 juta titik dengan refresh rate 60hz
Viewfinder di kamera ini merupakan teknologi yang terbaik saat ini. Jendela bidik yang sangat luas dan detail ini sangat memudahkan untuk melihat saat kita ingin manual fokus atau saat berada di kondisi cahaya yang gelap.
Berbeda dengan kamera mirrorless saat ini yang hanya mengunakan 1.44 atau 2.36 juta titik, jendela bidik Leica SL ini beresolusi 4.4 juta titik dengan perbesaran (.82X) yang lebih besar dari jendela bidik kamera DSLR Profesional seperti Canon 1DX/Nikon D5 (.76X dan .72X).
Saya mendapati diri sendiri lebih sering mengunakan jendela bidik ini daripada layar LCD. Di kamera mirrorless lain, sebagian besar jendela bidiknya relatif kecil dalam hal ukuran maupun kecepatan refresh rate.
Dust and splashproof alumunium body (solid block)
Leica SL tidak hanya terlihat kokoh tapi juga dirancang untuk tahan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, debu, kelembaban tinggi, suhu ekstrim, tahan air dari kamera sampai lensanya, sehingga tidak masalah jika harus memotret ditengah gurun pasir atau saat hujan besar.
Image Quality
Sensor Leica SL adalah full frame 24 MP tanpa low pass filter. Dengan rentang ISO dari 50-50000. Sensor gambar ini saya rasa berbeda dengan kamera full frame lainnya. Kelebihannya tidak memiliki low pass filter sehingga ketajaman gambar lebih maksimal, dan memiliki kekayaan warna yang sangat baik. Bagi saya 12 MP cukup untuk foto portrait, tapi kurang untuk kebutuhan foto pemandangan (landscape), tapi 24 MP ideal untuk berbagai kondisi pemotretan dan cetak besar.
Dengan resolusi yang tidak terlalu besar, kecepatan foto berturut-turut bisa lebih cepat dan filenya tidak terlalu besar sehingga tidak memberatkan komputer. Untuk cetak foto, file foto 24MP tanpa cropping dapat dicetak dengan ukuran kertas A2 (59 x 42 cm) dengan kualitas sangat baik dan untuk cetak di kertas A1 (84 x 59 cm) dengan kualitas yang masih bagus.
Meski kebanyakan kamera DSLR/mirrorless saat ini ada yang telah mencapai 50MP, bahkan digosipkan akan ada yang 75MP dan bahkan 100MP, menurut saya file 24MP dari Leica SL ini cukup untuk berbagai kebutuhan saya, kecuali jika saya perlu mencetak foto dengan ukuran satu meter atau lebih atau ingin banyak melakukan cropping.
Maestro II Processor
Leica SL didukung oleh kamera kinerja cepat, autofokus cepat. Kecepatan foto berturut-turut juga cepat, yaitu 11 fps, didukung juga dengan 2GB RAM yang dapat menampun 33 foto RAW(DNG). Untuk foto JPG, bisa menampung lebih dari seratus foto sebelum harus berhenti sejenak mentransfer data ke memory card sebelum kecepatannya penuh lagi. Saya anjurkan untuk mengunakan memory card yang cepat untuk memaksimalkan kinerja Leica SL.
Kompatibilitas lensa
Nama mount Leica SL adalah L mount, dapat dipasang langsung dengan lensa SL, T, TL tanpa adaptor. Dengan adaptor khusus buatan Novoflex atau Kipon, kita bisa memasang lensa S, M, R dan lensa-lensa DSLR populer seperti lensa Canon EF, dan Nikon F.
Bagi yang sudah memiliki lensa Leica M atau R, kamera ini sangat cocok dipasang di kamera ini daripada kamera mirrorless yang lain. Alasannya karena desain mount Leica SL ini mempertimbangkan karakteristik lensa M dan R sehingga hasil akhir foto lebih baik.
Saat ini, baru ada dua lensa yang tersedia. Selain 24-90mm dan 90-280mm, masih ada 50mm f/1.4 baru tersedia akhir tahun 2016 nanti. Leica mendahulukan lensa zoom karena lensa zoom menengah dan telefoto penting bagi fotografer profesional yang bekerja dilapangan.
Desain
Desain Leica SL seperti kamera DSLR, bagian atas kamera terdapat display yang berisi beberapa informasi penting seperti mode kamera, setting exposure, baterai, GPS dan ruang tajam. Mudah dibaca di kondisi cahaya terang. Sebagian orang melihat desain Leica SL meniru kamera mirrorless yang lebih dulu muncul, tapi pengakuan dari Leica berbeda, Leica SL mulai dikembangkan 3.5 tahun yang lalu dan inspirasi desainnya muncul dari Leica R3 (SLR) dan Leica S (SLR Medium Format).
Tombol-tombol Leica SL tidak banyak, ada empat tombol utama yang bisa diprogram fungsinya sesuai kebiasaan fotografernya, ada joystick yang berfungsi untuk memindahkan area fokus dan juga jika ditekan untuk mengaktifkan autofokus (AF-ON).
Juga ada roda belakang yang bisa di klik (Clickwheel). Fungsi utamanya untuk mengubah bukaan lensa. Satu roda lainnya berada diatas kamera untuk mengubah shutter speed. Di mode A atau T, roda atas ini digunakan untuk mengubah kompensasi eksposur. Saya akan membahas lebih lanjut khusus tentang desain dan ergonomi Leica SL di artikel selanjutnya.
Video
Saya jarang merekam video, tapi Leica SL telah dilengkapi dengan fitur video yang terkini, dapat merekam 4K Video : 4:2:2 10 bit , full hd 120 fps, 4k 24/30 fps. Saya suka ada tombol mode video. Jika ingin merekam video, kita harus menekan tombol mode video dulu, baru menekan tombol merah untuk memulai merekam. Desain ini bagus untuk mencegah kesalahan pencet.
Autofocus
Leica terkenal dengan lensa-lensa manual fokusnya yang compact, tapi lensa-lensa Leica SL dirancang sebagai lensa autofokus. Kecepatan autofokusnya sangat cepat, terutama untuk subjek diam. Leica berani mengklaim bahwa kecepatan autofokusnya melebihi kamera DSLR maupun mirrorless profesional yang ada tersedia saat ini. Sifat autofocusnya yaitu contrast detect tapi sangat cepat dengan subject tracking, face detection. Kecepatan autofokus Leica SL ini bisa cepat saya pikir karena integrasi desain yang sangat baik antara kamera dan lensa.
Untuk subjek bergerak, jika arahnya prediktif (misalnya dari kiri ke kanan, sistem AF Leica SL sangat baik. Untuk subjek yang bergerak tidak tentu arah seperti pemain basket, saya perlu menguji lebih lanjut. Untuk memilih area yang ingin difokuskan, Kita bisa mengunakan joystick atau langsung menyentuh area di layar monitor untuk memilih area/titik fokus.
Update: Setelah firmware 3.0, autofokus untuk subjek yang bergerak mendekat jauh lebih baik dan jarang lepas dari kuncian kotak autofokus.
GPS
Leica SL punya GPS built-in, saat memotret di outdoor GPS kamera akan mencatat lokasi pemotretan. Saat hunting foto di Vietnam dan Bromo, saya mengaktifkan fitur ini dan kemudian saya bisa melihat penyebaran lokasi foto di modul MAP di Lightroom. Bagi international traveler, modul GPS ini juga dapat menyesuaikan zona waktu secara otomatis.
Wifi
Fitur ini sepertinya wajib di era ini. Leica SL memiliki Wifi built-in. Saat bekerjasama dengan aplikasi Leica SL App – kita bisa transfer foto ke ponsel atau mengendalikan kamera dari ponsel.
Leica SL juga didukung dengan:
- Leica image shuttle – software to control tethering
- DNG RAW format yang compatible dengan berbagai software
- USB 3.0 interface (lebih cepat saat transfer foto)
- Adobe Photoshop Lightroom software – 90 days trial
- Self cleaning sensor (otomatis saat kamera dinyalakan)
- Dual memory card : UHS II dan I
Dimensi dan berat
Berat kamera: 847 gram dengan baterai, Berat lensa 24-90mm f/2.8-4 : 1.14 kg, total sekitar 1.98 kg. Terasa cukup berat dan ukuran lensa cukup besar. Saya akan jelaskan mengapa Leica memilih desain lensa yang unik dan cukup besar di artikel yang lain.
Jika dihitung-hitung, berat Leica SL tidak jauh berbeda dengan kamera DSLR Profesional yang populer seperti Canon 5D, Nikon D810, tapi jauh lebih ringan dari Canon 1DX atau Nikon D5 dengan lensa 24-70mm f/2.8.
Pembaharuan Firmware
Sejak diluncurkan tahun lalu, Leica selalu mendengar feedback dari fotografer yang mengunakannya. Dari masukan yang diterima, Leica memperbaharui firmware (semacam software di dalam kamera) tujuannya untuk memperbaiki bug dan menambahkan beberapa fitur baru untuk fotografer. Saat tulisan ini ditulis, versi firmware sudah 2.1. Bukan tidak mungkin akan diperbaharui lagi ke firmware yang lebih baru di masa depan.
[Update 19/06/2017: Leica meluncurkan firmware update 3.0, yang berisi 31 peningkatan dan perubahan].
[Update 16/02/2017: Leica meluncurkan firmware update 3.0, yang berisi peningkatan performa autofokus lensa SL 50mm f/1.4 dan perbaikan warna di foto JPG pada kondisi cahaya tertentu].
Kesimpulan
Dari fitur-fitur yang ditawarkan Leica SL, memang bagus dan sangat berguna. Leica tidak segan-segan mengunakan berbagai teknologi terbaik saat untuk dibenamkan ke dalam Leica SL. Setelah saya uji coba di lapangan, Leica SL tidak mengecewakan.
Seperti sistem kamera baru, Leica membutuhkan waktu untuk melengkapi sistem lensanya. Kini, lensa SL hanya ada tiga saja yaitu 24-90mm f/2.8-4, 90-280mm f/2.8-4 dan 50mm f/1.4. Di tahun 2017 ini, Leica menjanjikan beberapa lensa baru yaitu 75mm f/2, 90mm f/2, 35mm f/2 dan 16-35mm f/3.5-4.5.
Baca juga review bagian ke-2 : Desain antarmuka.
Jika ada yang berminat mengetahui atau belajar lebih lanjut tentang fungsi dan cara memaksimalkan kamera ini jangan lupa ikuti workshop yang akan saya adakan bekerjasama dengan Leica Store Indonesia selama 2016-2017.
Jadwal acara kursus/workshop dan lainnya bisa dibaca di halaman ini.
Koh, third party lens yang cocok untuk leica SL apa saja ? Apakah ada adapter leica untuk lensa third party?
Terima kasih.
Ada adaptor dari Novoflex untuk memasang lensa Canon EOS (DSLR) ke Leica SL. Begitu pula dengan lensa DSLR Nikon. Ada juga lensa Iberit yang membuat lensa manual fokus untuk mount SL.
Dear ko Enche, apakah lensa leica yang baru (Leica 8-18mm f/2.8-4, 12-60mm f/2.8-4 dan 50-200mm f/2.8-4) bisa dipakai langsung Di Leica SL ini?
Thank you in advance….
Gak bisa, lensa Leica yang itu cocoknya untuk kamera m43 Panasonic atau Olympus.
Selamat Koh Enche atas penunjukan nya sbg Leica ambassador!
Kapan nih bakal dikirim mengunjungi Leica di Jerman? Hehehe
Trims, haha, kayak paket aja dikirim.
Saya akan ke Photokina, Cologne, Jerman minggu depan. Nantikan liputannya ya.
Dear Ko Enche?
Dari sisi kualitas dan fiturnya memang sudah canggih. Tapi Camera canggih apalagi mirrorless kebanyakkan boros baterai. Apakah Leica SL juga terhitung Boros Baterai Ko Enche? Thanks
Tergantung pemakaian juga sebenarnya. Untungnya baterai Leica SL cukup besar, 1800mah, menurut standar CIPA cukup untuk 400 foto. Menurut saya lumayan dibandingkan mirrorless lain yang biasanya baterainya lebih kecil, sekitar 1000mah. Biasanya 2 buah baterai cukup bagi saya untuk seharian dari foto sunrise sampai sunset.
Dari segi kenyamanan mungkin desain pegangan grip dekat tombol shuters ada lekukan jari tengah, manis dan juga kelingking agar lebih aman dan percaya diri saat pemotretan di posisi curam seperti menuruni bukit.
kamera WOW beli ini=beli mobil hehehe mnrut koko knapa mrek” lain gk bwt kmera dngan thnologi yg sama atau minimal hampir sprti Leica ini??
Pertanyaan yang menarik, tapi sulit menjawabnya karena mungkin banyak kendalanya membuat kamera seperti ini.
Ijin nyimak ko, kalau beli Blum sanggup 🙂
Sip. Bagaimana cuaca disana?
Jumlah titik focus ada berapa ya?
Di mode pinpoint autofokus, kita bisa pilih fokus sampai ke ujung2 frame foto. Bisa pakai joystick atau langsung touchscreen.
Kalau di mode field/area kotak, ada 49 area.