≡ Menu

Jalan-jalan ke Hoi An, Vietnam & review Leica SL 24-90mm

Pertengahan bulan Agustus 2016 yang lalu, saya dan teman-teman Infofotografi berangkat ke Vietnam tengah, tepatnya kota Hoi An. Untuk mencapai kota pelabuhan tua ini, kita perlu terbang ke kota Da Nang, kurang lebih 30 km atau 40 menit dengan mobil. Kota Hoi An ternyata lebih ramai daripada yang saya perkirakan. Ramai sekali dengan turis mancanegara. Meskipun demikian, orang lokal juga tetap beraktivitas seperti biasa, hanya saja, kebanyakan toko-toko di kota tua kebanyakan untuk kebutuhan turis seperti cafe, restoran dan toko cenderamata.

Sehari sebelumnya, saya baru mendapatkan kamera Leica SL dan 24-90mm, dan langsung saya tes kinerjanya selama di Hoi An. Sebelumnya, saya sudah pernah mencoba kamera ini karena salah satu murid saya memiliki kamera ini. Kendali kamera cukup intuitif dan sederhana, tapi tetap saja karena kamera ini masih baru bagi saya maka saya masih canggung mengunakannya.

dsc_8891

 

Tapi show must go on .. hehe..

Berikut beberapa foto favorit saya saat jalan-jalan saya ke Hoi An.

l1000082

Agenda hari pertama adalah menyusuri sungai Thu Bon di kota Hoi An sampai sunset. Ditengah jalan, kami bertemu dengan sepasang kakek & nenek nelayan yang sedang beraksi. (ISO 50, f/6.3, 1/400 detik, Leica SL ISO terendahnya ISO 50, bukan 100/200 seperti kamera lainnya).

l1000106

Saat mendekati desa palem, seorang kakek dengan t-shirt merah menghampiri perahu kami dengan semangat dan mengacung-acungkan dua jari tanda damai hehe. Bayangannya juga menarik. Penduduk di tepi sungai Thu Bon ini sepertinya sudah biasa akrab dengan turis-turis seperti kami. (ISO 50, f/5.6, 1/200 detik, 56mm). Foto ini saya krop dan terangkan tubuh kakeknya dengan Adobe Lightroom.

l1000218

Sunset hari itu agak tertutup awam mendung, tapi menurut saya cukup menarik karena warnanya dan sinarnya sangat kuat. Awam mendung menambah dramatis pemandangan. (ISO 125, f/8, 1/250 detik, 68mm).

l1000499

Pagi harinya sebelum matahari terbit kami sudah naik perahu lagi menuju kampung nelayan. Disini saya mulai melihat warna Leica SL ini ternyata menarik sekali, warnanya klasik tapi warna-warnanya cukup pekat (saturated). (ISO 200, f/6.3, 1/800 detik, 70mm).

l1000519

Dalam kondisi backlight parah, detail bagian gelap tetap terlihat (dengan bantuan editing Lightroom tentunya). Foto ini salah satu favorit saya meski gak banyak warnanya tapi bercerita dan unik. Kapal besar disebelah kiri saya bayangin seperti kapal tempur dengan kapal berukuran menengah dan perahu “baskom” kecil sebagai pendukung. Di latar belakang juga terlihat jajaran kapal, gunung dan corak awan. Semua elemen tidak bertabrakan satu sama lainnya.

l1000705

Malam harinya ramai sekali, karena malam ini malam bulan purnama, sehingga banyak orang membeli lilin untuk dihanyutkan ke sungai. Di tepi sungai setelah matahari terbenam, saya berhasil memotret candid pasangan yang lagi berpose dalam sesi foto prewedding. Cahayanya berasal dari lampu LED video. (ISO 1600, f/4, 1/25 detik). Meski ISO yang cukup tinggi dan lensa di push mentok ke 90mm dengan bukaan f/4, dan 1/25 detik biasanya rentan shake/blur, ternyata kualitas foto masih bagus.

l1000712

Keunikan Leica SL yang saya rasakan adalah shutter speednya bisa sampai 30 menit tanpa harus pakai aksesoris tambahan seperti cable release/remote. Foto diatas saya buat dengan shutter speed 240 detik, ISO 50, f/6.3.

Suasana malam hari di tepi sungai sangat ramai dengan turis, cukup sulit untuk melewati jembatan dan jalan-jalan ditepian sungai. Garis-garis di sungai adalah alur lilin-lilin yang dilepas.

l1000720

Di malam hari banyak sekali toko-toko seperti ini yang menjual berbagai jenis lampion dari yang simple sampai yang dekorasinya sangat indah. (ISO 400, f/4, 1/20 detik, 30 detik).

l1000730

Autofokus dan bokeh yang dibuat lensa 24-90mm cukup baik seperti yang ditunjukan diatas. Lensa ini punya kemampuan untuk memotret cukup dekat yaitu 30 cm dari kamera ke subjek (ISO 400, f/4, 1/200 detik, 47mm).

l1000760

Di tepi sungai, banyak yang menjajakan lilin untuk dihanyutkan ke sungai. Salah satu yang menarik adalah anak ini. Saya tertarik ke anak ini karena berpakaian tradisional Vietnam lengkap dengan caping khasnya. Saat tangannya menaikkan lilin, saya melihat ini momen yang tepat karena cahayanya menyinari wajahnya. Pembahasan tentang foto ini bisa dibaca di artikel ini.

Untuk kondisi yang sangat gelap ini, autofocus masih berfungsi dengan baik. Asal ada kontras gelap/terang, bukan masalah bagi kombinasi kamera dan lensa ini dalam mengunci fokus. (ISO 6400, f/3.8, 1/80 detik).

l1000872-2

Di pagi hari keesokan harinya, kita jalan-jalan pagi menyusuri kota tua kembali. Suasana pagi sangat berbeda dan lebih banyak orang lokal yang beraktivitas, sedangkan turis-turis kebanyakan masih molor di hotel. Becak ini mirip dengan yang ada Di Jakarta, hanya saja kombinasi warnanya seragam dengan nomor seri dan penumpangnya hanya satu. (ISO 500, f/8, 1/125mm, 86mm)

l1000970

Anak kecil yang lucu ini saya foto karena wajahnya yang polos dan warna warni pakaian, topi dan bangku yang didudukinya. (ISO 320, f/4.5, 1/250 detik. 84mm).

l1000872

Inilah foto bersama kita di kota tua Hoi An di hari terakhir. Saat saya posting foto ini di Facebook, teman saya dan kontributor Infofotogafi Pak Hendro Poernomo langsung nyeletuk “warnanya kok familiar ya? apa betul?” Ya, memang betul pak ini gambar dengan kamera Leica yang warnanya khas hehe. (ISO 250, f/6.3, 1/125 detik, 36mm).

Meskipun agak canggung karena baru berkenalan sehari sebelumnya, saya cukup terkesan dengan kualitas dan kinerja Leica SL. Yang paling saya sukai adalah kualitas fisik dan kualitas gambar terutama rendering warnanya yang khas. Lensa 24-90mm yang bukaannya variable f/2.8-4 mungkin agak disayangkan awalnya, tapi di praktiknya, saya tidak menghadapi masalah berarti, dan kualitas gambar di bukaan besar cukup baik seperti foto-foto low light diatas.


Terima kasih sudah menyimak cerita saya. Bagi teman-teman pembaca yang ingin mengikuti tour fotografi, jangan lewatkan tour foto ke Kamboja awal Desember 2016. Masih tersedia beberapa tempat lagi.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 17 comments… add one }
  • Iqbal hilmi December 11, 2016, 10:47 am

    Maaf mau Tanya Juga.
    Saya punya sistem Canon Dan Nikon.
    Saya lebih senang bidang landscape.
    Untuk ketajaman landscape pada zoom 70-200 minta Tolong pendapatnya pilih mana canon 70-200/2.8 IS II apa Nikon 70-200/2.8 vrII. Kamera sementara Nikon D810 dan Canon 6D.
    Terimakasih banyak bantuannya.

    • Enche Tjin December 11, 2016, 1:59 pm

      Kombinasi 70-200mm VR dan Nikon D810 akan lebih tajam.

  • Mitha November 2, 2016, 5:24 am

    Om maaf melenceng, saya butuh pendapat dari om enche antara lensa canon 50 f1.4 atau 85 f1.8. Menurut om lebih baik mana kualitas bokeh tajem dll dari lensa itu kalo di pake di full frame?
    Kebutuhanya untuk ambil foto dan video.
    Terimakasih sebelumnya

    • Enche Tjin November 9, 2016, 3:50 pm

      Bagus 85mm menurut saya untuk portrait. Tapi kalau serbaguna, 50mm yang lebih lebar lebih fleksibel.

  • Aan November 2, 2016, 12:18 am

    Maaf pak enche, mungkin pertanyaan saya agak melenceng dr bahasan diatas.

    Saya ingin membeli lensa namun masih bingung, antara xf 18-55mm dan 18-135mm, keperluan saya unt foto street (lbh bnyk sore hari drpd siang), makanan, wedding dan kadang suka foto hewan (kucing biasanya)

    Body yg saya pakai x-e2, saya bingung hrs memilih yg mana, terima kasih pak

  • Melly October 31, 2016, 10:36 pm

    Iya koh.. Saya tertarik omd em 10 mark II , kayanya enak buat video..
    Tapi takut kualitas photo.y jauh dari sony a6000 ama xt-10..

    Saya cuma punya budget 18juta harus udah ama lensa yg lumayan koh..
    Tolong Recomend.nya dong om.. Hehe

    • Enche Tjin November 1, 2016, 1:17 am

      Dengan harga dibawah 13 juta bisa dapat paket lensa 45mm f/1.8 dan 17mm f/1.8 beserta body dan lensa zoom kit. Menurut saya cukup baik untuk memulai. Sisa budget bisa untuk tripod / monopod video.

  • Melly October 31, 2016, 12:52 pm

    Om.. Emang bener micro four third itu tidak sebokeh apsc kalau pake lensa focal length dan bukaan sama..
    Saya bingung mau beli fuji x-t10 apa sony a6000 ato Olympus omd em-10 mk II..
    soalnya saya suka bokeh2an dan video..

    • Enche Tjin October 31, 2016, 9:19 pm

      Kalau untuk bokeh, pentingkan lensanya yang bukaan besar. Kalau video penting jg, sony, panasonic biasanya lebih handal karena sudah lama membuat kamera camcorder. EM-10 II cukp oke karena ada 5 axis stabilizer, saat merekam video handheld gak begitu getar.

  • Idris October 30, 2016, 2:27 pm

    Mas enche mau nanya, rekomentasi nd filter 6stop harga di bawah 500rb. Saya menggunakan nikon d7200 + 18-140 mm

    Terimakasih sebelumnya

    • Enche Tjin October 31, 2016, 9:18 pm

      Filter Vari-ND mencakup 6 stop. Harganya Rp 575.000. Jika berminat silahkan kabari saya 0858 1318 3069.

      • Idris November 1, 2016, 10:51 am

        Pengennya bukan vari-nd pak enche. Klo Haida Pro II MC ND64X 67mm gimana menurutk pak enche? Saya cek online harganya 600rbuan, lumayan tinggal nambahin dikit

        • Enche Tjin November 1, 2016, 10:59 am

          Wah saya kurang pengalaman kalau Haida 🙂 Kalau yang saya tau kualitasnya baik Filter Athabasca atau B+W.

        • Idris November 1, 2016, 3:27 pm

          Athabasca atau B+W harga nya blum nahan pak hehe , klo hoya gimana?, saya cek ada juga yg harganya 500-600
          Mohon maaf banyak nanya

          • Enche Tjin November 1, 2016, 3:39 pm

            Kurang pengalaman juga, Hoya biasanya kualitasnya terbagi-bagi ada yang standar, sedang, bagus.

  • Rahmat October 29, 2016, 10:06 pm

    Koh mau minta rekomendasi mirrorles dibawah 10 jt, yang sudah dapat lensa juga. Saya biasanya street sama landscape photograph, cuma kadang kadang juga senang foto anak anak jadi kalau bisa yang AF lumayan sama bisa dipake foto tempat yang gelap.

    Makasih sebelumnya.

Leave a Comment