Lensa pertama untuk sistem kamera Leica SL adalah lensa Leica Vario-Elmarit-SL 1:2.8-4/24-90 ASPH. Lensa ini cukup besar dengan panjang 13.8cm, filter 82mm dan berat (1140 gram). SL 24-90mm memiliki 18 elemen, 4 permukaannya asperikal, sebuah elemen untuk image stabilization (OIS) dan satu elemen lagi untuk fungsi autofokus.
Desain lensa yang rumit ini karena berbagai faktor. Memasukkan elemen OIS di lensa zoom dapat mengurangi kualitas gambar, oleh sebab itu tata letak dan elemen lensa harus disesuaikan untuk melawan efek ini. Ditambah lagi Leica memiliki persyaratan yang cukup berat, yaitu lensanya minimal harus bagus (40 lp/mm) di setiap aperture dan focal length lensa. Selain itu, lensa ini juga harus bisa fokus dengan jarak yang cukup dekat (30 cm di 24mm, dan 45 cm di 90mm).
Dengan persyaratan yang ketat, maka lensa ini ukuran dan beratnya tidak kalah dengan lensa DSLR profesional. Tujuan Leica membuat lensa seperti ini adalah untuk kebutuhan fotografer yang menginginkan lensa serba bisa yang kualitasnya bagus dan konsisten disetiap focal length dan aperture.
Lensa Leica SL 24-90mm ini kadang dikritik karena bukaan maksimumnya tidak konstan, tapi berubah. Begini schedulenya:
Variable aperture of 24-90mm SL | |
---|---|
24mm | f/2.8 |
28mm | f/2.9 |
35mm | f/3.1 |
50mm | f/3.6 |
75mm | f/3.9 |
90mm | f/4 |
Mengapa tidak dibuat konstan saja misalnya 24-90mm f/2.8? Masalahnya jika dibuat konstan akan membuat ukurannya lebih besar lagi atau kualitasnya dikompromikan. Dari pengalaman saya, Leica SL 24-90mm f/2.8-4 paling optimal saat digunakan di sekitar 35-75mm, dan saat digunakan di jarak fokal terujung, misalnya 24mm dan 90mm, saran saya ditutup sedikit bukaannya ke f/4 dan f/5.6 untuk ketajaman yang lebih baik.
Saya juga mendapatkan bahwa depth of field/ruang tajam saat mengunakan lensa ini cukup tipis. f/4 terasa seperti mengunakan f/2.8, bahkan saat mengunakan f/8 dengan jarak yang cukup dekat, blur sudah cukup terasa. Mungkin karena konstruksi lensanya, mungkin juga karena kombinasi dengan kamera sensor full frame yang cukup besar.
Kesimpulan
Tidak mudah membuat lensa zoom profesional berbukaan besar dengan rentang zoom yang cukup panjang. Biasanya, lensa-lensa kamera DSLR membuat 24-70mm f/2.8, tapi kelemahannya adalah 70mm terasa kurang panjang untuk portrait/candid. Sehingga sebagian besar fotografer harus membawa lensa 70-200mm atau harus mengunakan lensa 24-105mm/24-120mm f/4 yang standarnya dibawah 24-70mm. Leica telah memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan fotografer dokumenter/liputan dengan mewujudkan lensa ini.
Plus-minus Leica SL 24-90mm f/2.8-4
+ Kualitas gambar yang dihasilkan sangat baik
+ Autofokus cepat dan tidak bersuara
+ Punya image stabilization
+ Tahan cuaca ekstrim, debu dan cipratan air.
+ Kokoh, casing terbuat dari logam
+ Dapat fokus cukup dekat
+ Bokeh keren, ada khas Leica-nya.
– Agak besar dan berat
– Lens hood cukup besar ala camcorder, bahan dari plastik
– Bukaan tidak konstan
24-90 f/2.8-4 Mirrorles Leica ini serasa memakai lensa apa ko di nikon apsc? Apa spt afs 16-80 f/2.8-4E VR?
Trims ko ence..
Kurang lebih 🙂
tone warna sangat bagus. saya tertaril bergabung dengan idl. apa Leica memproduksi sensor sendiri ?
Tidak, tapi tidak sama dengan merk kamera lainnya.
pantas hasilnya beda dari yg lain. saya pernah coba panasonic lx100 yg pake lensa leica saya coba edit bermacam cara tp tone warnanya sangat susah meniru leica ori.. M9 misal
Ic, kalau tone warna yang mirip Leica SL: Leica Q, Leica T (TL), Leica X. Leica M9 ini beda lagi, lebih klasik lagi warnanya.
mungkin karna Panasonic memakai prosesor dan sensor berbeda Venus sama mos misal. dulu saya kira Leica mahal karna merk dan bahan bodynya dan cuma buat fashion. tp skrg sudah tau, kualitas foto sm tone bagus rekomen buat profesional. makasih om enche jadi paham Leica.
Iya, kalau Leica processornya dinamakan Maestro. Kamera-kamera baru seperti Leica SL dan Leica TL pakai yang generasi kedua.
maestro ternyata manufaktur dari fujitsu.seri rangerfinder itu leica apa?