Pada umumnya fotografer berpendapat bahwa dalam situasi kurang cahaya, kamera dengan sensor berukuran kecil seperti kamera micro four thirds (M4/3) mempunyai kualitas gambar dibawah kamera bersensor APS-C atau full frame (bingkai penuh) karena menggangap gangguan elektronik-nya (noise) meninggi pada ISO tinggi. Argumen ini sebetulnya tidak sepenuhnya benar. Pendapat ini timbul karena mengganggap saat berhadapan dalam kondisi cahaya tertentu, fotografer yang mengunakan kedua jenis kamera perlu mengatur shutter, aperture dan ISO yang sama untuk kedua jenis sensor.
Noise pada ISO tinggi sebetulnya tidak meningkat karena ukuran sensor-nya yang mengecil. Jadi untuk pengguna kamera dengan sensor yang lebih kecil bila ingin memiliki jumlah total cahaya yang sama, mereka perlu mengunakan bukaan/aperture 2-stop lebih besar, atau ISO 2-stop lebih rendah.
Inilah sebabnya, sensor M4/3 sepertinya memiliki noise “2-stop” lebih banyak dari sensor full frame. Dengan demikian, sensor M4/3 di ISO 800 akan menghasilkan noise kira-kira setara dengan kamera full frame di ISO 3200.
Teknologi yang digunakan pada kamera M4/3, dan sensornya itu sendiri, memungkinkan pengaturan ISO secara signifikan lebih rendah dari pada kamera full frame dalam situasi yang sama. Bahkan, kita akan melihat skenario di mana ISO dapat dikurangi 2 stop atau lebih untuk secara efektif menghilangkan keuntungan dari 2 stop noise yang ditawarkan oleh sensor full frame.
Mari kita bahas bagaimana trik untuk mengurangi keperluan untuk mengunakan ISO tinggi di kamera m43.
Pertama: Stabilisasi (IBIS/IS), sekarang lensa digital dan kamera telah mengusung teknologi stabilisasi gambar. Namun tidak semua teknologi bekerja efektif. Beberapa penelitian berkesimpulan bahwa IBIS (in body image stabilitazion) pada kamera-kamera mirrorless lebih efektif dibanding IS (in-lens stabilitazion) pada kamera DSLR dan mirrorless yang bersensor lebih besar (APS-C/Full frame).
Bahkan kamera M4/3 telah mengembangkan teknologinya dengan Dual IS (in-Body dan in-Lens yang bekerja secara simultan). Jadi sekarang kita lebih leluasa menggunakan kecepatan rendah untuk melakukan snap shoot secara “hand-held” (tanpa tripod).
Singkatnya, teknologi IBIS atau Dual IS di kamera M4/3 adalah kunci untuk mendapatkan foto yang tajam dan beberapa stop lebih lambat dibandingkan dengan kamera full frame. Untuk mengimbanginya, kamera full frame akan menaikan beberapa stop ISO nya lebih tinggi, sedangkan ISO pada M4/3 cukup pakai yang lebih rendah sehingga keunggulan kamera full frame dalam hal noise pada dasarnya menjadi terabaikan.
Kedua: Bukaan (aperture), untuk kompensasi ISO selain kecepatan kita bisa juga menggunakan bukaan f/stop, umumnya lensa-lensa telephoto zoom full frame hanya sampai f/4 (kecuali lensa khusus dan fisiknya pun menjadi jauh lebih besar) sedangkan ada lensa M4/3 telefoto dengan bukaan maksimum f/2.8 dengan fisik yang jauh lebih kecil.
Depth of field (ruang tajam) hasil foto kamera M43 memiliki 2 stop lebih dalam dibandingkan dengan foto dengan kamera full frame pada setting aperture yang sama. Jadi, kamera M4/3 dengan lensa 25mm di f/2.0 akan memiliki depth of field yang setara dengan kamera full frame atau lensa 50mm di f/4.0.
Jika kita menggunakan lensa 42,5 mm dengan bukaan f/2.0 pada kamera M4/3 maka pada kamera full frame ini setara dengan f/4.0 untuk mendapatkan ruang tajam yang sama (yaitu dua stop lebih lambat). Untuk mengkompensasikan hal tersebut, di kamera full frame harus mengurangi kecepatannya 2 stop atau menaikkan ISO 2 stop untuk memberikan depth of field yang sama. Dalam kasus untuk mendapatkan ketajaman yang merata dari subjek yang dekat ke jauh, keunggulan kamera full frame menjadi terabaikan.
Contohnya, dalam fotografi pemandangan/landscape, jika kita mengunakan kamera full frame, biasanya perlu mengunakan bukaan minimal f/8 supaya foreground dan background bisa tajam sempurna, tapi jika mengunakan kamera four thirds, hanya perlu mengunakan f/4 saja, sehingga bisa mendapatkan cahaya yang lebih banyak.
Luas sensor kamera full frame empat kali lebih besar dari luas sensor Micro 4/3 . Oleh karena itu, jika f/stop sama, dan dengan intensitas cahaya sama (eksposur yang sama), maka kamera full frame akan mendapatkan 4 kali lebih banyak cahaya untuk membentuk gambar. Jadi untuk sensor yang lebih kecil bila ingin memiliki jumlah total cahaya yang sama, perlu aperture dua-stop lebih lebar atau ISO dua-stop lebih rendah dengan kecepatan rana (shutter speed) yang lebih lambat.
Tapi masalah tersebut bisa disiasati dengan mengunakan setting bukaan yang lebih besar, dan memanfaatkan teknologi IBIS (built-in stabilization) di kamera, lensa atau keduanya sehingga bisa mendapatkan foto yang tajam meskipun shutternya lebih lambat untuk tujuan mendapatkan pencahayaan yang lebih banyak. Intinya apakah kita menggunakan kamera M4/3 atau kamera full frame sama-sama tidak masalah, kuncinya adalah kita memahami betul sifat dan karakter fisik kamera itu masing-masing sehingga kita tetap bisa mendapatkan hasil foto dengan kualitas baik di kondisi minim cahaya.
Penulis adalah penggemar fotografi B&W dan mengajar konsep dan praktik editing B&W. Jika berminat, boleh memeriksa jadwal di halaman ini, atau hub 0858 1318 3069
maaf sebelumnya menyimpang pak poer
dsni saya kmren dtawari teman buat bawa salah 1, dengan harapan salah satu dibeli
pertama lumix GX85, kedua leica digilux 3
dri segi keduanya sama2 four third sensornya tetapi karena gx85 baru sdah menganut mft,
yg saya tanyakan, mana yg lebih worth dari segi hasilnya (mau digunakan street dan jalan2 saja) dan ketersediaan lensa nya?
terima kasih banyak sebelumnya
Saya pengguna sony a6000 dn rencana beralih ke em10 mkii apakah worth it? Apakah pilihan yg tepat?
Dari sisi apa dulu? Kalau demi dapat berbagai lensa Micro 4/3 yg kecil dan enak untuk travel, ya boleh lah. Kalau untuk hasil dan kinerja AF sih A6000 justru lebih unggul.
Om Momi,
Saya akhirnya beli lumix gx85 dengan lensa kit. Rencananya mau beli lensa tele untuk foto anak2 pentas. Saat ini yang masuk wish list lensa 45-200mm, dan ternyata ada 2 versi mega ois dan power ois.
Bedanya apakah significant? Karena harganya terpaut hampir 2jt.
Oh ya? Kalau yang saya tau yang 40-200mm hanya ada yang power ois, yang mega ois yang 40-150mm. Tapi kalau foto pentasnya di dalam ruangan/gelap, saran saya pakai lensa fix bukaan besar lebih efektif, misalnya 42.5mm f/1.7.
Koh Enche,
Terima kasih atas masukkannya. Jika menggunakan lensa 42.5mm f/1.7 jarak kita dengan objek foto berapa meter ya?
Karena saat ini hanya punya kit lens 12-32mm saya tidak bisa simulasikan seberapa jarak ideal lensa 42.5mm.
Btw, dengan body gx85 bagaimana jika menggunakan lensa M.Zuiko 45mm f/1.8 apakah kualitas nya lebih baik/buruk dari lensa lumix 42.5mm f/1.7?
Tidak ada patokan yang baku tapi disesuaikan dengan komposisi yang diinginkan saja, paling dekat sekitar 30 cm dari kamera, 35cm dari lensa.
menarik pembahasan mengenai ISO. masalah ISO ini yang menjadi persoalan saya untuk memilih kamera M3/4 atau FF. karena saya lebih banyak bermain di area low light seperti panggung dan theater. terutama di tempat2 low light yang kadang hampir tidak ada cahaya sama sekali.
pertanyaan saya kepada pak Poer atau Ko Enche, apakah noise yang dihasilkan di M 4/3 bisa dikompensasikan ketimbang FF ? karena saya selama ini banyak bermain di ISO 6400 keatas dengan shutter paling minim 1/250. apakah dengan kondisi begitu noise di ISO 6400 kamera M4/3 bisa di maklumi ?
terima kasih
saat ini saya pakai samsung NX500 dan ingin pindah merk karna system samsung mati (padahal dinamic range nya bagus). Nah, kebutuhan saya untuk street, daily, traveling, dan video youtube. Jujur saya belum pernah pakai m4/3, yang saya tanyakan kalau untuk kebutuhan saya rekomendasi kamera m4/3 yg mana? saya paling suka FL 30-35mm di apsc.
Apakah kalo body dan lensa beda merk di m4/3 itu autofokus bisa jalan? contoh body olympus pakai lensa panasonic atau sebaliknya.
terimakasih
Setuju kalau sistem Samsung NX punya sensor dan lensa yg baik, sensornya bahkan lebih baik dari rata-rata sensor APS-C merk lain. Sayang Samsung harus pamit dari kancah kamera digital. Saat ini kamera yg spek-nya mirip dan sama-sama mudah dipakai adalah Canon EOS M, misal M5 atau M6. Untuk M/43 jelas dari ukuran sensor ada bedanya, tapi punya keunggulan dari lensa dan ukuran kamera yg lebih kecil. Sesama M4/3 seperti lensa Lumix dan M.Zuiko bisa saling tukar di olympus dan panasonic.
samsung emang bagus, tapi komunitas makin sepi dan cari lensa jadi susah. NX500 dan 30mm saya aja mau saya jual tapi belum laku.
oh jadi auto fokus tetep jalan ya meskipun beda merk?
Kalo canon ntah kenapa saya kurang tertarik…
Bisa jalan autofokusnya tapi tidak secepat kalau gak semerk.
Lensa yang saya anjurkan Panasonic Leica 15mm f/1.7 (setara 30mm).
Saya baru membeli G85, Lensa masih kit ada rekomendasi lensa yg bagus low budget, saya masih awam untuk kamera MFT
Tergantung tujuannya apa ya? Kalau portrait misalnya Panasonic 42.5mm f/1.7
saya mau nanya untuk kamera yang cocok buat video, namun penggunaan terkadang memerlukan iso tinggi. adakah kamera yang iso tinggi namun tetap menghasilkan low noise ?. dan kenapa kalo orang video shooting banyak yang masih menggunakan kamera HDR. apakah kamera HDR lebih unggul dalam video shooting ?
*maaf sebelumnya tidak sesuai dngan pmbahasan,
Kak, ane mo beli mirrorles tapi masih bingung milih yg mana, budget nya ada 7 jt’n.
Dipake foto” buat nguatin follower instagram
Skill foto yaa udah diatas para pemula.
Kadang” juga suka bikin vidgram & vlog. Dan sekarang mulai suka bikin video sinematic.
Rencananya mo ngambil sony a6000, tapi layar nya gak bisa di flip, untuk vlog itu bikin galau bnget.
Sebelumnya pake dslr canon 550d,, tapi udah gak srek lagi,, lensa sihh cuma punya kit sama 50mm 1,8.
Tau lah yaaa knapa cuma punya yg itu.
Pas browsing ketemu panasonic g7 yg sensor 4/3.
Untuk kbutuhan video g7 itu udah 4k jelas itu lebih dari cukup. Tapi kata temen” sensor 4/3 itu cupu buat foto. Bener gak sih ka se’cupu itu?
Lagian kan 550d keluaran 2010, g7 kan 2015.
Teknologi pasti berkembang, kamera juga pasti hasil fotonya juga lebih bagus, makanya kdang aku berpikir kyaknya gak papa kalo ngambil g7 meskipun sensornya 4/3.
Tapi kak, ini masih membuat dilema besar. Belum lagi ada gosip shuter shock pula di g7.
Apakah ini sudah tepat? atau ada saran yg lain?
Untuk fitur vs performance sih G7 paling value, meski udah ada penerusnya yaitu G85 yg udah weathersealed dan stabilizer di bodi. Atau kalo mau vlog ya cari kamera yg LCD-nya bisa lipat ke depan spt EOS M3.
Mungkin menyimpang dari pembahasan diatas
Namun saya mau bertanya kpd poernomo,
Nikon D5300/5500 vs sony A6000 secara overall (image quality, ketersediaan lensa, asesoris, after sales dll) bagus mana?
Terima kasih
D5300/D5500 dan A6000 generasi sensornya hampir sama, jadi beda tipis, keunggulan bagi D5300/D5500 dalam hal lebih tajam karena tidak punya filter low pass/AA. Soal ketersediaan lensa, sama-sama juga sudah banyak, tapi jika di adu, sistem kamera DSLR Nikon sudah 60 tahun lebih, jadi lebih banyak pilihannya. Soal after sales, keduanya kurang lebih sama.
Makasih buat jawabannya
Mantap ambil nikon
Sekali-sekali adakan IG live atau Youtube live dong untuk sesi tanya jawab
Ko mohon sarannya dong
bagus xa2 atau sony a6000?
A6000
Om lensa nikon 50mm f/1.8 sama 35mm f/1.8 lebih tajam mana ?
35mm lebih tajam, tapi 50mm lebih bagus buat portrait wajah.
Saya mau nanya, dimana ya tempat service lensa yg recommended utk lensa lumix 20mm? Sy sudah coba search di internet tp belum ketemu….
numpang tanya om,
Tertarik coba M43, sebelumnya pakai Fuji X-E2. Lagi lirik G-85 dengan dual I.Snya.
Apa dual I.S di G-85 bisa cocok dengan semua lensa M43 yg OIS? atau hanya lensa tertentu saja?
Kualitas lensa kit 14-42 dibandingkan sony 16-50 dan fuji 18-55 gmn ya?
Apa ada alternatif yg lebih bagus dengan kisaran harga yg sama?
Thanks om….
Sementara hanya dengan lensa M43 dari Lumix dan Leica saja
Sony dan Fuji itu kamera juara, jadi alasan untuk pindah ke M43 itu harusnya hanya berdasarkan, selain bagus lebih ringan, ringkas dan serius di hybrid photography.
Asal bukan lensa yang lama sekali, tentunya Dual IS bisa jalan. Kualitas lensa Fuji terbaik, diikuti Panasonic dan Sony terakhir.
kayanya sih tergantung kebutuhan dan style foto kita ya. klo lbh suka foto” dengan ruang tajam yg luas sepertinya lbh baik MFT. Tp sebaliknya kalo lebih suka dengan foto bokeh, ruang tajam yg sempit, jelas butuh Fullframe
Point nya tip/trik bagaimana mensiasati pemotretan dengan cahaya minim dengan kamera M43, kalau untuk bokeh bisa sama hasilnya tinggal tau triknya saja sehubungan dengan faktor kesetaraan itu tadi.
Intinya memang akan mendapatkan hasil berbeda untuk kamera jenis Medium format, Full frame dan M43 bila mengatur Shutter, Aperture dan ISO nya sama untuk jenis sensor tersebut diatas.
Apakah trik ini berlaku juga untuk sensor yg lebih kecil dari M43 om?
Bisa 🙂
Pak Poer mau tanya
MFT untuk Landscape gimana pak ?
kan kalo misalkan DSLR pilihan lensa wide nya banyak , dari lensa pihak ke 3 juga banyak
masih bingung pak mengenai lensa lensa nya
tapi saya kayanya tertarik beralih ke MFT
soalnya ringkas banget
mohon pencerahannya pak hehe
Lensa2 wide untuk MFT juga banyak sekali dari 7mm (14mm) – 17mm (34mm) fix lens atau zoom lens. Brand nya juga banyak, Panasonic Leica, Voigtlander, Olympus, Lumix, Sigma, Samyang.
Daftar lensa MFT
Dengan mempertimbangkan ukuran sensor yg lebih kecil apakah kamera M4/3 masih cocok untuk keperluan komersil pengganti DSLR ya pak? Terima kasih
Ya itu bisa untuk komersial (weding, iklan di media electronic maupun cetak, video/still) akhir2 ini banyak kecendrungan pro photographer beralih ke kamera M43, karena kamera kecil mirrorless ini jauh lebih ringan dan lebih menyenangkan untuk digunakan dibandingkan DSLR besar. kamera mirrorless dapat mengambil foto besar dengan kualitas gambar setara DSLR bingkai penuh.
Photojournalist yang memenangkan beberapa awards dengan Olympus OMD
Geographic Photographer menggunakan OMD EM5 dan EM1
Gamabar luar biasa oleh Wedding photographer dengan menggunakan kamera M43
Beberapa pro photographer yang menggunakan Lumix
Tak dipungkiri, dengan sensor besar dapat lebih baik dalam berbagai situasi, sekarang pilihannya seberapa perlu kah kita menggunakan sensor berukuran, large format, 35mm format, ApsC format bila untuk komersial semuaanya bisa diselesaikan dengan mudah dan tanpa beban oleh format Micro 4/3
Jawabannya sangat membantu. Kebetulan saya sedang mempertimbangkan kamera micro 4/3 untuk dibeli. Terima kasih, Pak
dari kualitas gambar. Apsc vs mFT menang mana om..
Misal nikon d7200 vs panasonic g85
Kalau Ga di lowlight
Untuk gambar keduanya gak ada yang menang dan kalah apa lagi di cahaya yang cerah.
Di kamera digital kualitas gambar itu tergantung. Lensa, sensor dan prosesornya, bahkan kamera HP pun kualitas gambarnya bisa lebih jos dari kamera umumnya, kecuali kalo digedein sampai seggede koran atau lebih.
Yang jelas beda adalah pada karakter warna nya saja karena tiap2 merek kamera punya palet warna sendiri2, fitur2 nya dan fotografer nya … hehehe.
Salam….
http://www.imaging-resource.com/cameras/nikon/d7200/vs/panasonic/gx85/
Sensor D7200 lebih baik, tapi tentunya terlepas dari sensornya, beda sekali bentuk kameranya dan lensanya jauh lebih besar dan berat. Dengan teknik dan pemilihan lensa yang baik, kualitas yang dihasilkan MFT bisa setara atau lebih baik dan juga sebaliknya, jadi tergantung kondisi dan situasi 😀
Saya punya d5500 sekarang dan Pingin ganti.
Apakah panasonic g85 layak buat gantiin d5500?
Kalau petimbangannya cari ringannya, kompak, dan untuk Hybrid Photo menurut saya cukup layak.