Lensa Canon EF-M 28mm f/3.5 Macro IS STM merupakan salah satu lensa yang unik untuk sistem kamera mirrorless Canon. Pertama, lensa ini memiliki sudut pandang yang cukup lebar dibandingkan dengan lensa makro pada umumnya (sekitar 60-100mm), dan kedua adalah lensa ini memiliki lampu LED yang built-in di depannya. Lensa ini tergolong lensa mirrorless, jadi tidak bisa digunakan di kamera DSLR Canon.
Lensa ini sangat kecil dan ringan, panjangnya saat tidak digunakan sekitar 4.5 cm, dan beratnya hanya 130 gram, cocok disandingkan dengan kamera mirrorless Canon EOS M3 yang saya pakai untuk menguji lensa ini. Sepertinya lensa ini adalah lensa makro paling kecil yang pernah saya ketahui. Meski punya label lensa makro, tapi lensa ini memiliki fungsi yang cukup variatif. Selain untuk foto-foto subjek kecil seperti bunga, makanan, detail produk khususnya aksesoris dan perhiasan, juga untuk portrait. Jarak fokus lensa 28mm ini kira-kira ekuivalen dengan 45mm, atau disebut juga lensa standar/normal, karena dapat menghasilkan foto sesuai dengan perspektif mata manusia.
Jarak fokus 28mm (45mm) tergolong standar, tidak telefoto di dunia fotografi makro, lensa standar termasuk lensa pendek. Jadi jika untuk memotret subjek yang jauh seperti serangga di alam akan sulit, karena jika terlalu dekat, bisa jadi serangganya keburu kabur.
Mari kita simak beberapa fitur lensa Canon EF-M 28mm f/3.5 Macro IS STM ini:
Fitur Canon EF-M 28mm f/3.5 Macro IS STM antara lain:
- Mode Macro dan Super macro dengan magnifikasi 1.2X
- Lampu LED yang bisa diatur kecerahannya, juga bisa diatur kiri dan kanan
- Hybrid IS, fitur yang sama di Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM, membantu mencegah getaran kamera. 3.5 X stop
- Stepping motor sehingga autofokus saat video lebih senyap dan hampir tidak bersuara saat merekam video
- Terdiri dari satu elemen UD dan 2 Aspherical, membantu untuk mendapatkan warna dan ketajaman yang baik.
Fitur andalan lensa ini adalah fungsi makronya, jika kita mengunakan mode super macro, maka kita bisa memotret paling dekat 9.36 cm dari sensor gambar kamera, atau hanya kurang lebih hanya 9 milimeter dari bagian depan lensa. Selain itu, dua lampu LED di bagian depan lensa sangat membantu pencahayaan, karena dengan posisi sedekat 9 milimeter, bayangan lensa akan menutupi subjek. Dengan lampu ini, subjek akan tetap terang dan warna cahayanya akan lebih baik/netral. Salah satu kelebihan lain adalah bukaan lensa saat fokus dekat tetap bertahan di bukaan terbesar yaitu f/3.5. Di lensa-lensa Makro lainnya, biasanya bukaan maksimal berkurang saat memotret dari jarak dekat.
Dual LED ini bisa dikendalikan terang gelapnya dengan menekan tombol lampu di badan lensa. Ada dua pilihan yaitu kekuatan penuh (full power) dan half power. LED juga bisa diatur untuk terang bagian kiri saja, kanan saja, atau nyala keduanya. Cara mengaturnya adalah dengan menekan lebih lama tombol lampu tersebut. Saya kira para dokter-dokter baik dokter gigi, dokter kulit, mata dan sebagainya akan terbantu dengan adanya built-in LED ini.
Jika tidak membutuhkan lampu LED, ada adaptor penutup khusus yang berfungsi juga sebagai tempat untuk memasang filter berukuran 43mm.
Hybrid IS juga sangat membantu saat memotret di kondisi cahaya sulit atau dekat sekali dengan subjek tanpa tripod. Tanpa hybrid IS, mungkin pengalaman memotret dengan lensa ini jadi sulit, karena sulit melihat komposisi di layar LCD karena getaran tangan akan terlihat jelas jika tidak ada stabilizer.
Lensa ini tidak memiliki kekurangan yang berarti, tapi kalau boleh saya kritisi, lampu LED-nya bisa dibuat lebih terang lagi supaya kita bisa mengunakan ISO yang lebih rendah (dibawah ISO 400) dan mampu mengimbangi cahaya matahari atau ambient yang kuat. Selain itu, bukaannya agak tanggung, yaitu f/3.5, kenapa tidak dibuat f/2 atau f/2.8? sehingga bisa lebih blur latar belakangnya untuk pemotretan sehari-hari misalnya untuk portrait. Tapi saya bisa pahami kalau bukaannya dibuat lebih besar, maka lensanya akan lebih besar dan harga mungkin juga akan lebih tinggi.
Untuk kecepatan autofokus, saya merasa agak sedikit lambat untuk standar saat ini (sekitar 0.3 detik), tapi ini karena kamera yang saya gunakan adalah EOS M3. Jika dipasang di kamera dengan teknologi Dual Pixel AF seperti Canon EOS M5 atau 6, mestinya lebih cepat (mungkin bisa sekitar 0.15 detik). Untuk pemotretan makro/jarak dekat, saya lebih suka mengunakan manual fokus karena lebih akurat dan tidak sulit karena kita bisa membesarkan sebagian dari layar (Focus magnification). Secara keseluruhan, lensa makro Canon ini menyenangkan untuk digunakan dan wajib untuk melengkapi sistem kamera mirrorless Canon. Sebagai informasi, harga lensa saat review ini dibuat yaitu sekitar Rp 3.9 sampai Rp 4.675.000.
Kalau buat video cakep ko?
Bisa aja trutama videoin benda-benda kecil hehe
om cobain foto minifigure 1:87 pake ini dong om
Sudah dikembalikan lensanya hehe
Koh mau cari lensa makro antara canon 100mm f2.8 macro usm atau tamron 90mm f2.8 vc usd. Rencana mau beli second karena harga keduanya kurang lebih.
Mohon masukannya ya koh, terimakasih
Pagi koh entje..
Maap, Oot nih om dari lensa yang dibahas.
Saya kemarin akhirnya milih canon 760d dengan pertimbangan aksesoris+plus servicenya yang ga perlu pake kirim kameranya ke jakarta.
Nah klo 760d ini dipasangkan lensa 85mm f/1.8 gimana koh??
Kan lensa 85mm lensa EF bukan EF-S. Kekurangannya bisa ditolerir ga koh?
Terimakasih sebelumnya koh..
Bisa, gak ada kekurangannya kok, dan jika digunakan di kamera full frame ke depannya (6D, 5D, 1D) juga bisa karena lensanya EF. Bedanya saat digunakan di 750D, sudutnya akan lebih sempit daripada saat dipasang di kamera full frame. Biasanya untuk foto portrait/close-up.
Klo untuk semacam candid? Atau prewed gitu koh?? Cocok?
Candid bisa, posisi kurang lebih 6-8 meter. Untuk memuat dua orang dapat frame akan ada sulit, karena sudut pandang yang sempit tersebut. Kalau untuk foto close-up wajah kira-kira 3 meter.
Thank you koh atas ilmunya.. Sukses terus koh.
Ngarep sekali klo koh entje bisa main2 sekalian adain project di medan.