Jarang sekali bisa mencoba satu gear untuk berbagai event yang diselenggarakan Infofotografi dalam satu jangka waktu. Biasanya gear yang dipinjamkan hanya bisa direview dalam satu atau dua hunting. Akan tetapi saya mendapatkan kesempatan mencoba dalam empat kali hunting.
Kedua kalinya adalah saat diselenggarakannya workshop Basic Composition di Sunda Kelapa. Berhubung keunggulannya adalah di video, di kesempatan ini saya mencoba untuk menggunakan fitur videonya. Dual IS di body (5 axis stabilization) dan lensa (2 axis stabilization) membuat kamera ini sangat mulus sekali dalam pergerakan saat mengambil video meski dengan handheld saja.
GH5 memiliki keunggulan seperti bisa merekam video 4K/30p di 10 bit 4:2:2. Akan tetapi, seorang pemula seperti saya tidak membutuhkan fitur seperti itu berhubung saya tidak melakukan color grading ataupun mengedit eksposur dan yang lainnya. Yang saya lakukan hanya memotong dan menyambung cupiklan-cuplikan video. Lagipula, jika saya merekam dalam format 4K, otomatis saya harus menambah kapasitas storage dan upgrade komputer juga. Jadinya, saya hanya merekam Full HD dengan format MP4. Ga pakai ribet. Biarlah para profesional videografer ataupun amatir yang lebih berpengalaman yang mencoba fitur ini.
Berikut cuplikan dokumentasi yang saya ambil sewaktu workshop.
Selain itu, saya juga membuat cuplikan video yang lain.
Saya sendiri sangat senang dengan fitur stabilisernya. Hanya dengan handheld (tanpa bantuan gimbal ataupun tripod), saya bisa merekam video dengan mulus dan tanpa ada efek gempa bumi dalam video. Biasanya yang dikhawatirkan dalam pengambilan video adalah body kamera yang cepat panas dan video yang bisa tiba-tiba terputus. Namun kendala ini tidak saya dapati di kamera GH5. Semuanya aman dan terkendali (tentu saja harus didukung oleh kartu memori yang bisa merekam FHD atau 4K jika diinginkan). Pilihlah kartu memori yang kecepatan baca dan tulisnya tinggi (transfer speed yang dapat dilihat dari angka MB/s).
Karena workshop berakhir malam, saya mengambil beberapa foto saat low light. Teringat nasehat Enche untuk memakai lensa bukaan besar, saya pun mencoba dengan menggunakan bukaan terbesar.
Setelah itu, saya mendapat kesempatan juga untuk mencoba kamera ini dalam WS Studio Lighting. Saya tidak begitu suka foto model tapi untuk review kali ini, tidak apalah pikirku. Saya tidak mengambil banyak foto, paling satu dua saja. Kalau sudah sesuai ya berarti tugas selesai. Hehehe… task oriented.
Setelah menggunakannya dalam beberapa kali hunting, saya merasa nyaman dengan kamera ini. Kamera ini sangat cocok bagi Anda yang ingin terjun ke dunia videografi. Saya pikir dengan kecanggihan teknologinya, kamera ini masih layak pakai dan relevan untuk 4-5 tahun ke depan.
Bagi yang ingin belajar fotografi atau mengikuti acara fotografi, jangan lupa periksa jadwal kegiatan Infofotografi di halaman ini.
Untuk videografi dan fotografi bila dibandingkan dgn xt3 gimana?
Review lumix Lx100 dong
master enche… maaf saya mau tanya… saya pemula rencananya saya mau beli kamera tp masih bingung pilih Nikon D5500 atau Canon 750D.. menurut master pilih mana ya .. Thanks Master…
Dari kualitas gambar lebih baik yang Nikon, tapi untuk pengoperasian dan live view (motret pakai LCD) lebih cepat 750D.
Saya masih bingung kamera mirorrles G 85 dan GH5, perbedaan yg paling mudah di mengerti apa ga, thanks
GH5 yg terbaik dan terlengkap fiturnya, terutama fitur videonya sangat lengkap untuk profesional sekalipun oke. Sedangkan yang Panasonic G85 lebih compact, tidak selengkap GH5 fiturnya tapi cukup untuk foto & video secara umum.