Dalam beberapa tahun terakhir, kamera ponsel makin lama makin memanjakan pengguna dan membuat peminat kamera digital baik compact maupun interchangeable lens berkurang.
Kelemahan kamera ponsel dibandingkan dengan kamera digital khusus biasanya adalah kemampuannya di kondisi gelap/low-light dan kemampuan membuat bagian yang tidak fokus blur (dikenal juga dengan istilah bokeh), tapi dalam beberapa tahun belakangan ini, kualitas kamera ponsel meningkat seiring dengan teknologi kamera, lensa, dan processor.
Kamera ponsel Samsung S9+ merupakan kamera canggih keluaran bulan Februari 2018 yang lalu, dan memiliki teknologi baru untuk mengatasi kedua kelemahan tersebut.
Ponsel Samsung S9+ ini memiliki tiga kamera, dua di belakang dan satu dibelakang. kamera utamanya memiliki lensa ekuivalen 26mm di kamera full frame / 35 mm format, dan bukaan maksimum f/1.5. Bukaan lensa bisa ditutup sedikit ke f/2.4 sehingga disebut juga dual aperture. Sesuatu yang unik di kamera ponsel.
Bukaan f/1.5 ini tergolong sangat besar untuk ukuran kamera ponsel, dan menyerap banyak cahaya sehingga kualitas foto di tempat gelap masih cerah dan detail, tidak terlalu noise (titik-titik atau pecah). Tapi kelemahannya saat mengunakan f/1.5 bagian ujung-ujung foto agak sedikit berkurang ketajamannya, maka itu ada pilihan f/2.4 untuk memotret di kondisi yang terang, sehingga kualitas ketajamaan foto tinggi di seluruh frame.
ISO 320, f/1.5, 1/13 detik, 26mm
ISO 320, f/1.5, 1/13 detik, 26mm
ISO 50, f/2.4, 1/150 detik, 26mm
Seperti tren multi-kamera di ponsel kelas atas dewasa ini, Samsung S9+ juga punya kamera tambahan yang memiliki lensa dengan focal length ekuivalen 52mm (2x zoom) Focal length ini tergolong ke dalam lensa standar yang tidak memiliki distorsi/cembung seperti lensa lebar pada umumnya, sehingga cocok untuk foto portrait atau subjek yang agak jauh. Jika dikombinasikan dengan fitur Live Focus, kamera ini bisa membuat latar belakang blur. Lensa 52mm ini hanya dimiliki di Samsung S9+, tidak di S9.
ISO 25, f/2.4, 1/125 detik, 52mm
ISO 50, f/2.4, 1/35 detik, 52mm
ISO 25, f/2.4, 1/500 detik, 52mm
ISO 50, f/2.4, 1/180, 26mm
Ponsel ini juga memberikan pilihan kepada pengguna untuk menentukan sendiri setting bukaan, ISO dan shutter speed sesuai keinginan dalam Pro Mode. Setting Auto menurut saya sudah cukup bagus tapi jika mengunakan tripod, setting manual akan lebih oke.
Saya telah mencoba ponsel ini dalam waktu beberapa hari di kondisi cahaya gelap, terang dan untuk portrait dan saya cukup terkesan dengan hasil fotonya. Dua tahun belakangan ini memang kualitas kamera ponsel banyak peningkatannya.
Meski hasil foto tidak sesempurna dibandingkan dengan mengunakan kamera DSLR dan mirrorless dengan lensa berkualitas, tapi kualitas gambar yang dihasilkan dalam berbagai situasi menurut saya sudah sangat cukup baik untuk kebutuhan dokumentasi, portrait, dan traveling, foto-fotonya jika ditampilkan di sosial media sebenarnya sulit dibedakan dengan yang mengunakan kamera digital biasa, terutama jika kita pandai mengedit dan memilih setting yang tepat.
Dengan teknologi yang ditawarkan, kamera Samsung S9+ dijual dengan harga sekitar Rp 12.5 juta. Sedangkan Samsung S9 dijual dengan harga sekitar Rp 10.7 juta.
Koh maaf mau nanya tentang hasil foto diatas, sudah melalui edit software atau raw ya itu? Menarik sekali hasilnya itu, jual a6000 ganti s9+ hahahhaha.
Langsung dari ponselnya 😀
Tapi kalo untuk foto traveling . foto diatas sangat lebih dari cukup. Dgn bentuk yg simple. Manipulasi software bokehnya emg keren.. Andai kamera pocket jaman skrg ada fitur bokeh software meski sensor kecil.
Mas antara g7x II dan rx100 III bagus mana ya untuk sehari2 pengganti dslr,saya sudah punya dslr aga males saya kalo kemana2 bawa dslrkit+fix.
makasih
Saya pribadi senang Canon g7x2 praktis digunakan 🙂
Kalau s9+ ini, dibanding dslr nikon, kira-kira setara dengan type yang mana ya?
Dengan D3400 pake lensa standar 18-55 apakah sama?
Terima kasih atas informasi
Ponsel kategorinya beda dengan kamera DSLR, tapi kalau saya perhatikan, kalau dari beberapa sisi, Samsung ini sangat baik, misalnya ketajaman dan kemampuan menangkap detail. Tapi ponsel punya keterbatasan seperti tidak bisa memasang flash / aksesoris eksternal, seperti ganti lensa dll.