Beberapa tahun belakangan, kualitas kamera ponsel semakin meningkat, tidak hanya dari segi resolusi saja tapi juga ukuran sensor dan jumlah kameranya.
Saya berkesempatan untuk mencoba kamera ponsel ini dengan meminjam dari Iesan. Sebagai info, Iesan membeli kamera ini dari akhir 2019 lalu karena harganya terjangkau (Rp 3.4 juta) punya layar besar dan spesifikasi kameranya juga bagus.
Seperti ponsel pintar pada umumnya, ponsel ini punya beberapa kamera untuk berbagai kebutuhan. Kamera utama ponsel ini memiliki sensor yang cukup besar, 1/1.7″ yang sering digunakan di kamera compact premium di masa lalu. Yang menarik dari kamera ini adalah resolusi sensornya yang mencapai 64MP buatan Samsung yang bernama ISOCELL Bright GW1.
Yang menarik dari sensor ini adalah dia bisa menggabungkan empat pixel menjadi satu (Tetracell) menghasilkan gambar dengan resolusi 16MP yang lebih bagus di kondisi cahaya gelap.
Saya berkesempatan mencoba kamera ini diberbagai kondisi baik di mode 64 Megapixel, maupun yang 16MP (Photo mode). Dalam kondisi cahaya yang sangat terang, gambar 64MP memberikan hasil yang sangat baik dan detail. Sedangkan yang 16MP juga baik, tapi di kondisi yang gelap, tentunya kualitasnya tidak begitu bagus, banyak detail yang hilang dan tidak tajam.
Tapi yang lebih menyenangkan untuk digunakan adalah kamera kedua ponsel ini yaitu kamera ultrawidenya yang ekuivalen 13mm, karena cukup lebar untuk menangkap pemandangan yang luas baik di pedesaan dan perkotaan. Sayangnya resolusi kamera ultrawidenya hanya 8MP dan ukurannya relatif kecil, yaitu 1/4″. Karena ukuran sensor yang kecil, hasil foto dikondisi gelap dengan kamera ini tidak begitu bagus.
Dua kamera lainnya yaitu kamera macro, yang bisa foto dalam jarak 2cm, tapi hanya 2MP, dan Time of Flight kamera, kamera yang difungsikan hanya sebagai pengukur jarak untuk membuat bokeh(latar belakang blur) yang lebih alami.
Dalam pengujian saya terhadap efek depth of field-nya (Mode Portrait), saya mendapatkan hasil yang tidak konsisten, kadang bagus, kadang latar belakangnya terlihat sangat fake/palsu.
Di mode Photo juga ada pilihan 2X zoom. Sepertinya mode ini hanya mengunakan kamera utama untuk menangkap foto, kemudian melakukan crop. Kita akan mendapatkan jarak fokal sekitar 52mm dengan resolusi 8MP.
Kamera ini juga mendukung mode Night untuk pengambilan foto yang sangat gelap. Dibandingkan dengan mode biasa, hasil foto Night shot menjaga detail lebih baik.
Menurut pendapat saya, kamera ponsel Redmi Note ini tergolong sangat baik, terutama kamera utamanya yang 64MP. Tapi kualitas kamera ini tidak diikuti oleh kamera-kamera lainnya seperti yang ultrawide. Harapan saya kedepannya Xiaomi/Redmi meningkatkan mutu kamera ultrawide-nya karena sangat menyenangkan untuk digunakan saat traveling. Mengingat harganya yang sangat terjangkau, tentunya menurut saya sangat pantas untuk dimiliki bagi yang memiliki budget tiga jutaan.
Saksikan juga review ponsel ini di Youtube Infofotografi
Spesifikasi kamera Redmi Note 8 Pro
- Kamera utama: 64MP 1/1.7″ f/1.89 ekuiv. 26mm
- Kamera ultrawide: 8MP 1/4″ f/2.2 ekuiv. 13mm
- Kamera Macro: 2 MP 1/5″ f/2.4
- Kamera ToF/depth sensor: 2MP 1/5″ f/2.4
- Kamera depan/selfie: 20MP f/2 1/3″
Ikuti acara belajar dan kursus fotografi di Infofotografi.
Bisa capture raw picture tdk om?
Kl bisa, pakai aplikasi bawaan atau pihak 3.
Makasih