Lensa DSLR Canon EF dan EFS jumlahnya banyak dan kualitas bagus. Di era mirrorless Canon dengan EF-M (APS-C) dan RF (Full frame) mount, pemilik kamera tersebut sebetulnya tetap bisa memasang lensa-lensa DSLR Canon itu, berkat lens adapter dari mount EF-M atau mount RF ke EF/EF-S yang dibuat langsung oleh Canon.
Adapter pada dasarnya berfungsi untuk mengubah bentuk mount, dia itu bolong (bukan converter, dia tidak mengubah fokal lensa) dan dia memberi jarak flange back yg pas mengikuti jarak lensa ke kamera DSLR, wajar kalau secara bentuk total jadi lebih panjang.
Yang penting disini adapter yg sedang dibahas adalah berjenis elektronik, bila kita lihat ada pin elektronik di sini dan di sana, artinya mereka terhubung, maka di dalam adapter ada chip yang meng encode perintah dari kamera mirrorless ke lensa EF. Keuntungan pakai adapter Canon, chipnya dibuat oleh Canon, jadi tidak perlu kuatir penurunan fungsi lensa spt AF, IS dan metering. Berbeda bila pakai adapter merk lain, atau memasang lensa Canon ke sistem kamera lain, biasanya akan ada kompromi di kinerja AF dll. Belum lagi berbagai adapter dari Canon dirancang dengan desain dust-and-moisture resistance yang membuatnya tahan debu dan kelembaban.
Pilihan adapter yang ada dari Canon :
- Adapter EF-EOS-M, berfungsi memasang lensa DSLR EF atau EF-S ke kamera Canon EOS M, bobot 110g
- Adapter EF-EOS-R, berfungsi memasang lensa DSLR EF atau EF-S ke kamera Canon EOS R, bobot 110g
- Adapter EF-EOS R dengan control ring, bisa diprogram untuk fungsi apa saja misal kompensasi eksposur, ISO, atau aperture (130g)
- Adapter EF-EOS R dengan drop-in filter, misal CPL dan vari ND (140g)
Dari pengalaman saya pakai ketiga adapter EF-EOS R di bodi EOS R6, secara fisik terasa solid dan presisi, mudah dipasang dan dilepas. Semua adapter ini bisa memberi kinerja AF yang cepat, bahkan pengalaman dengan EOS R6 yang punya auto fokus lebih canggih bisa membuat lensa lama jadi terasa lebih responsif, asalkan pakai motor fokus USM atau STM. Lensa Canon EF 35mm f/1.4 yang tidak ada ISnya, bisa jadi lebih stabil di shutter lambat karena dipasang di kamera EOS R6 yang punya built-in stabilizer. Ring controller di adapter terasa memudahkan, seolah-olah lensa EF atau EF-S yang saya pasang jadi seperti lensa RF karena di lensa RF memang tersedia ring yang fungsinya sama.
Memasang filter di drop-in adapter ini juga sesuatu yg menarik. Konsep filter di bagian belakang lensa sebetulnya lebih praktis karena tidak perlu memasang filter besar di bagian depan lensa, lebih aman dari jatuh tidak sengaja.
Disini saya coba yang Vari ND dari yang ringan sampai gelap sekali (ND 250) cocok untuk dipakai memuluskan aliran air, atau untuk merekam video di keadaan yg terangnya berubah-ubah. Di kondisi paling gelap, filter ini layaknya vari ND lainnya, ada cast warna kebiruan, bila tidak perlu yg pekat sekali tidak usah memutar sampai maksimal.
Satu hal yang unik, di adapter EF-EOS R, tetap dimungkinkan untuk memasang lensa Canon EF-S yang diameternya hanya mencakup sensor APS-C. Nanti di kameranya akan mengalami crop sehingga gambarnya tetap bisa dilihat dengan baik tanpa ada vignetting. Setidaknya, pemakai Canon mirrorless full frame bisa memasang lensa APS-C bila diperlukan, sesuatu yang dulu tidak mungkin dilakukan oleh pemilik kamera Canon DSLR Full Frame.
Jadi adapter adalah solusi yang membuat pemilik lensa Canon DSLR baik EF maupun EF-S untuk bisa tetap memakai lensa-lensanya di kamera Canon generasi mirrorless seperti EOS-M (APS-C) atau EOS-R (Full-frame), dan memilih adapter merk Canon memberi rasa tenang karena kompatibilas dan kinerja yang didapat tentu sesuai dengan ekspektasi profesional sekalipun.
Terima kasih untuk sharing nya, informasi nya sangat bermanfaat buat saya yang mau hijrah dari body Canon DSLR dan Lensa EF ke body Canon EOS R. Jadi saya tidak perlu lagi membeli lensa khusus untuk body Canon EOS R.