Sony A7R V adalah kamera mirrorless Sony canggih yang beresolusi paling tinggi di jajaran kamera Sony Alpha. Kamera semacam ini biasanya digunakan fotografer yang ingin merekam sebanyak mungkin detail seperti fotografer landscape, fashion dan komersial yang sering cetak besar atau cropping.
Desain dan fitur baru Sony A7R V
A7R V memiliki beberapa persamaan dengan pendahulunya A7R IV, yaitu dari segi desain body, penggunaan sensor full frame 61MP. Peningkatan-peningkatannya lebih banyak ke aspek lain.
Peningkatan yang paling penting adalah sistem autofokusnya yang menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence), sehingga dapat mengenali berbagai subjek dengan mudah dengan akurasi yang lebih tinggi.
Kedua adalah layar LCD nya kini bisa dilipat ke samping, tapi juga bisa dilipat ke atas dan kebawah. Layar yang bisa dilipat di samping dan ke depan biasanya disukai videografer, dan layar yang bisa di-tilt ke atas, kebawah biasanya lebih disukai fotografer.
Untuk review ini, saya kembali mengajak Dersya yang kini bersama anaknya Zoey, seekor anjing puddle yang menggemaskan. Saat memotret, saya mengaktifkan animal detection, dan secara menakjubkan autofokus kamera ini dapat mendeteksi wajah Zoey dan kotak hijau autofokusnya lengket terus di matanya. Bahkan saat ia membelakangi kamera, sistem autofokus kamera dapat mengenali bokong atau kepalanya. Sebelum teknologi ini ada, sistem autofokus kamera hanya bisa memperkirakan posisi subjek dengan titik-titik area autofokus, tapi dengan AI ini, kamera dapat mengenali dan mengunci subjek dengan lebih akurat.
Kadang-kadang saat kamera gagal mengunci fokus ke Zoey misalnya saat rambutnya yang panjang menutupi wajahnya, maka sistem autofokus secara pintar mengalihkan fokus untuk mengunci subjek yang dekat yang bisa dikenalinya yaitu wajah manusia.
Kebetulan, sewaktu foto-foto ada pesawat lewat, dan saat saya arahkan kamera ke pesawat, dan tentunya saya mengubah subjek ke airplane, kamera bisa mengenali dan mengikuti pesawat dengan mudah.
Di menu, kita bisa memilih banyak subjek untuk dikenali, antara lain manusia, hewan, burung, serangga, mobil atau kereta api, pesawat terbang. Untuk mengganti subjek yang dikenali juga mudah, kita bisa menekan tombol C1 yang secara default untuk mengganti jenis subjek yang kita inginkan.
Sayangnya saya tidak sempat menguji semuanya karena waktu peminjaman yang sangat terbatas. Salah satu yang saya penasaran adalah deteksi serangga. Tapi untuk mengobati rasa penasaran saya, saya mencoba membuka gambar-gambar serangga di layar monitor, dan saya mendapati sistem AF kamera dapat mengenali beberapa serangga dengan mudah, seperti kupu-kupu atau serangga yang berbentuk bulat seperti ladybird dan kumbang. Secara umum, saya menyambut baik pengenalan teknologi AI Autofocus ini dan berharap kedepannya terus dikembangkan.
Kualitas Gambar
Mungkin ada sebagian dari teman-teman yang tidak membutuhkan resolusi sebesar 61MP, untuk itu Sony menyediakan beberapa pilihan resolusi dalam bentuk JPG, HEIF dan bahkan RAW. Adanya pilihan RAW 26MP dan 15MP, menurut saya sangat bagus karena sebagian fotografer mungkin hanya membutuhkan 26MP, misalnya fotografer event atau portrait. Kabar baiknya adalah kualitas 26MP adalah hasil oversampling dari keseluruhan sensor 61MP, jadi kita bisa mendapatkan kualitas foto yang lebih tajam dan lebih minim noise.
Sayangnya saya belum bisa menunjukkan perbedaannya karena software yang saya gunakan belum bisa membuka file RAW dari A7R lima ini. Dari percobaan saya memotret di studio dengan berbagai ISO, saya mendapati kualitas gambar dengan ISO 3200 kebawah sangat baik dan detail, di ISO 6400 dan keatas, kualitasnya mulai terlihat menurun.
Ada beberapa peningkatan lain di A7R V ini yaitu steadyshot yang kini diklaim bisa meredam getar 8 stop. Menurut pengujian saya dengan lensa 24-70mm di 50mm, saya mendapatkan hasil sekitar 4 stop yakni di shutter stop 1/2 detik. Kestabilan setiap orang berbeda dan juga tergantung dari jarak subjek foto dan lensa yang digunakan. Meski masih jauh dari 8 stop, saya menemukan 4 stop lebih baik daripada kamera Sony sebelumnya yang mana saya hanya bisa mendapatkan sekitar 2 stop saja.
Warna juga terus menerus ditingkatkan Sony dari A7III sampai saat ini, Auto White Balance sudah lebih akurat lagi, terutama di kondisi cahaya yang gelap dan kontras seperti di air terjun berkat sensor di bagian depan kamera ini dan algoritma yang baru.
Kemudian kita bisa memilih dan mengatur Creative Look di kamera ini untuk mendapatkan hasil gambar yang berkarakter unik. Misalnya saya menggunakan Creative Look SH yang menghasilkan gambar yang cerah dengan suasana yang lembut. Kita bisa juga mengatur parameternya sesuai selera untuk hasil foto yang langsung matang dari kamera dan siap dibagikan atau di cetak.
Dua hal yang menarik juga yaitu multi pixel shift, yang mana kamera bisa memproduksi gambar 240MP, ideal untuk subjek foto yang relatif diam dan kamera berada di tripod. Juga ada focus bracketing yang ditunggu-tunggu fotografer still life, landscape dan macro. Tapi sayangnya file gambarnya tidak bisa digabung di kamera langsung, tapi harus diproses di komputer untuk melihat hasilnya. Mungkin karena file data yang terlalu besar untuk di-handle oleh processor kamera.
Menurut saya, Sony A7R V sangat menarik dan pantas sebagai penerus Sony A7R IV. Memang ada beberapa hal yang saya sayangkan seperti image sensor yang sama dan badan kamera yang semakin tebal dan berat. Tapi disisi lain kemudahan dan kinerja kamera yang cepat membuat pemotretan lebih efisien dengan hasil yang maksimal.
Contoh gambar dan demonstrasi fitur bisa disimak di video review dibawah ini
Spesifikasi utama Sony A7R V
- 61MP Full-Frame Exmor R BSI CMOS Sensor
- BIONZ XR & AI Processing Unit
- AI-Based Real-Time Tracking AF System
- 8K 24p, 4K 60p, FHD 120p 10-Bit Video
- 4K 16-Bit Raw Output; S-Log3/S-Cinetone
- 9.44m-Dot EVF with 120 fps Refresh Rate
- 3.2″ 4-Axis Multi-Angle Touchscreen LCD
- 10 fps Shooting with AF/AE Tracking
- 8-Stop 5-Axis Image Stabilization
- Dual CFexpress Type A/SD Card Slots