Kehadiran kamera Sony ZV-E1 mungkin akan membingungkan content creator karena kamera ini menggunakan image sensor yang sama dengan Sony A7S III dan FX3, yaitu sensor 12 Megapixel. Selain sensornya, sebenarnya banyak perbedaan diantara ketiga kamera tersebut.
Sony ZV-E1 dirancang untuk content creator yang membutuhkan kamera yang praktis untuk membuat konten video, oleh sebab itu, banyak fitur otomatis yang membantu alur kerja seperti sistem autofokus “Product showcase”, “Defocus background”, “Cinematic Auto” dan kombinasi Creative Cinematic look and mood. Dengan adanya fitur-fitur otomatis mempersingkat waktu dan memudahkan content creator untuk membuat konten secara mandiri.
Sony A7S III adalah kamera hybrid, bukan hanya ditujukan untuk membuat konten video, tapi juga fotografi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jendela bidik beresolusi tinggi 9 juta titik. A7S III juga punya mechanical shutter untuk memotret sampai dengan 10 fps, sedangkan ZV-E1 tidak punya. A7S III juga punya dua slot memory card yang bisa dipasang untuk SD card dan CF Express Type A, sedangkan ZV-E1 cuma punya satu dan hanya SD Card saja. Link pembelian/cek harga terkini.
Sony FX3 termasuk lini kamera cinema profesional Sony, perbedaan utamanya adalah bisa merekam tanpa mengkhawatirkan overheating, karena FX3 punya kipas/active cooling. FX3 tidak punya jendela bidik, tapi punya aksesoris top handle dan XLR audio input. Bentuk FX3 juga lebih ideal untuk memasang aksesoris lain dan punya fitur time code untuk sinkronisasi dengan kamera Sony FX lainnya. Dengan kata lain, FX3 lebih cocok untuk videografer dan sinematografer yang memiliki alur kerja yang lebih profesional yang terbiasa bekerja dengan beberapa kamera sekaligus. Link pembelian/cek harga terkini.
Simak pembahasan lebih lengkap di Youtube infofotografi: https://youtube.com/live/XDk_y0cVTPw
