Kadang-kadang, ada yang bertanya kepada saya, bagaimana cara melihat dan mendapatkan komposisi/ framing yang menarik? Pertanyaan ini cukup sulit jadi saya bilang ke penanya untuk bersabar karena jawabannya butuh satu artikel hehe. Langkah pertama adalah perlambat pergerakan kita. Berhenti, lalu coba pelan-pelan amati kesekeliling. Adakah ada subjek yang menarik untuk dipotret? Pikirkan dan analisalah bagaimana membingkai dan menempatkan subjek tersebut.
Berdasarkan apa yang saya amati selama ini, setiap fotografer berbeda-beda minatnya. Ada yang tertarik dengan perahu rusak di danau, tapi menurut orang lain, mungkin hal tersebut tidak menarik dan tidak bermakna apa-apa. Itulah asyiknya hunting & tur foto. Sesuatu yang menarik bagi sebagian orang, belum tentu berarti untuk orang lain.
Hal yang menarik bagi setiap orang semuanya tergantung pengalaman hidup dan wawasan masing-masing. Menurut saya, kalau tidak menemukan sesuatu yang menarik disebuah lokasi, jangan kuatir. Teruslah mencari di daerah sekitarnya. Saat tur fotografi bersama teman-teman lain, saya menemukan bahwa hasil foto setiap peserta berbeda-beda. Dari sana, saya dapat belajar dari teman-teman atas peluang foto yang mungkin saya lewatkan.
Saat tidak memotret, kita dapat memperluas wawasan kita tentang fotografi. Hal yang paling mudah dan murah adalah mempelajari foto-foto karya fotografer yang lebih berpengalaman. Kita juga dapat memperluas wawasan di bidang seni visual yang lain seperti lukisan, desain grafis, film, seni rupa atau seni non-visual seperti musik. Seringkali saya mendapatkan inspirasi darinya.
Aturan aturan komposisi populer seperfi aturan sepertiga, bingkai (framing), leading line dan lain lain, boleh dipelajari tapi supaya fotonya efektif, kita masih harus mengamati dan mempelajari subjek yang difoto. Dengan mempelajari subjek, baru kita dapat memilih aturan komposisi yang paling cocok. Jika memang tidak ada aturan yg cocok, jangan segan-segan untuk melanggar dan membuat aturan baru versi kita sendiri.
Akhirnya, jangan kuatir jika komposisi foto masih kurang maksimal, tapi teruslah berlatih dan mengembangkan wawasan. Dengan dedikasi terhadap belajar dan praktik fotografi secara kontinyu, kemajuan Anda saya kira tidak akan tertahankan lagi.
Untuk mendapatkan warna yang tajam atau lebih pekat dari aslinya tanpa filter bagaimana caranya pak? terima kasih
Terimakasih om enche … Inspiratif banget tuk saya
om mau tanya bagusan nikon ato canon ya soalnya aku masih bingung banget maunya akusih nikon d3200 tapi kalo canon aku belum kepikiran yang mana jadi menurut om bagusan yang mana ya dari çamera sampai isi isinya bagus yang mana ya om mohon dibales
tengkyu-
Kalau kamera DSLR, antara Canon dan Nikon ada plus minus masing-masing, tinggal tergantung dibandingkannya dengan tipe yang mana.
stelah semua selsai dan kita puas dengan Foto kita,tahap terakhir sy ingin mencetak foto tsb,pertanyaan nya kertas spt apa yg bAik ya? tq
@ryan ditunggu ya artikel tentang kertas
Ko Enche, ada nggak bukunya yang membahas berlatih komposisi Fotografi. Ditunggu banget tulisannya…
@Agung belum ada, tapi soal komposisi tips-tipsnya ada di buku kamera dslr itu mudah, fotografi itu mudah dan travel fotografi itu mudah.
om kalo flash 3rd party sarannya yg bagus apa ya ?
Bisa juga
makasih banyak ya om :). pake flash internal bisa kan om ?
om kalau foto melawan matahari ketika dapet awannya yg pas tapi modelnya jadi gelap, tapi ketika modelnya bagus awannya malah putih terlhat tidak bagus, gimana om sarannya agar awannya tetap bagus dan modelnya tidak gelap. masih belajaran ini om 🙂
@Wahyu ada beberapa cara, salah satunya adalah mengaktifkan fitur active d-lighting atau auto lighting optimizer. Cara lain adalah mengunakan flash untuk menerangi model.
Om Enche, saya bingung antara Canon 600d dan Nikon d3100. Lebih baik yang mana yah kalau soal image quality dan fitur?
Thanks
@sandy soal image quality mirip-mirip. Soal fitur juga imbang-imbang. Canon 600D ada layar lipat dan tombol-tombolnya lebih banyak. Nikon D3100 ada raw processing dan fungsi auto isonya lebih baik.
Om Enche, menyambung pertanyaan Ryan.
Bagaimana alternatif lainnya lensa 55-200/55-300, apakakah kualitasnya bagus untuk telefotonya?
@ferdy kualitasnya standar, cuma dinilai cukup bagus karena harganya tidak mahal. Diatasnya ada 70-300mm VR, dan 70-200mm f/4 dan f/2.8 VR II
@Dady Bisa diakali dengan teknik rekomposisi. Jadi pakai titik tengah dulu, kunci subjek di tengah, lalu tahan setengah, geser kamera sampai subjek berada di rule of thirds, baru kemudian tekan penuh tombol jepret. Subjek akan tetap fokus karena saat kita menahan tombol setengah, fokus akan terkunci.
Koh, mau tanya, untuk aturan sepertiga (rule of third), biasanya titik-titik fokus selalu berada di tengah frame sedangkan untuk komposisi rule of third biasanya berada “diluar jangkauan” titik-titik fokus yang ditengah itu. Gmn caranya agar titik fokus berada di daerah rule of third? Mohon pencerahannya.
Koh Entje , mau tnya sory OOT (outoftopic) nih, hehe
kamera sy 3100 + kit18-55,
sy sering rolling penempatan ke luar kota, hoby sy foto potrait dan jg foto pemandangan setiap daerah yg sy kunjungi , sebaiknya jika ingin beli lensa tambahan yg sesuai dgn saya apa y???
mohon pendapatnya .. danke :))
@Ryan 18-55mm sudah cukup untuk kebutuhan tersebut. Tapi jika ingin kualitas lensa portrait yang lebih baik, saran saya Nikon 50mm f/1.8G. Soal lensa pemandangan dan telefotonya tergantung budgetnya berapa.
Sangat inspriratif Enche. Terima kasih.