Beberapa hari lalu, saya membaca sebuah artikel di situs fotografi yang berjudul “Semua orang sekarang adalah fotografer, ambilah spesialisasi atau Anda akan binasa.” Isinya kurang lebih adalah suatu argumen bahwa di dalam usaha dalam bidang fotografi yang makin kompetitif, seorang fotografer profesional perlu memfokuskan pada satu jenis fotografi saja.
Pendapat semacam ini tidak jarang kita temui, seperti profesional di bidang lain. Contoh yang mudah yaitu dokter, ada dokter umum, ada dokter bedah, ada dokter kandungan, ahli penyakit dalam dan sebagainya. Semakin terspesialisasi, semakin besar honor yang didapat dan semakin sukses kemungkinannya.
Apakah hal ini berlaku juga di dunia fotografi? sekilas iya, kita melihat profesionalitas orang dari jenis fotografinya, contoh: fotografer wedding, landscape, product, commercial, arsitektur, travel, fotojurnalistik dan sebagainya.
Tapi apakah spesialisasi bisa menjamin kesuksesan dalam fotografi? Sepertinya tidak. Bidang fotografi itu berbeda dengan bidang profesional lainnya. Untuk jadi dokter spesialisasi, tentunya seorang dokter perlu dilatih secara khusus dengan pendidikan formal yang jelas. Tapi fotografi adalah ketrampilan yang bisa dipelajari dengan bebas saat ini.
Kita bisa belajar melalui internet seperti di situs internet seperti Infofotografi.com, buku fotografi, dan juga bisa ikut kursus dan workshop. Jadi fotografer yang sukses juga tidak membutuhkan ijasah, sertifikat atau kualifikasi tertentu.
Jadi, meskipun seorang fotografer sudah memilih spesialisasi tertentu, bukan berarti selalu lebih baik daripada yang multi-disiplin. Menurut saya, spesialisasi atau tidak tidak penting untuk jadi fotografer yang sukses. Yang penting adalah membuat karya-karya yang baik secara konsisten.
Keuntungan dari tidak menspesialisasikan diri adalah kita dapat belajar terus menerus dari berbagai jenis fotografi sehingga mengembangkan wawasan dan kreativitas kita. Mungkin ketrampilan yang didapatkan dari salah satu jenis fotografi dapat dikombinasikan untuk membuat foto menjadi lebih menarik lagi.
Perkembangan teknologi kamera dan komputer memurahkan, memudahkan, dan memungkinkan kita untuk menguasai berbagai jenis fotografi dengan baik, lalu mengapa kita membatasi diri sendiri dengan mengambil jalur yang sempit?
Jangan kuatir soal spesialisasi, potretlah semua yang menarik perhatianmu, dari sana kita bisa belajar. Yang penting lagi adalah menikmati proses perjalanan, bersikap baik kepada setiap orang, alhasil sukses akan tiba cepat atau lambat.
betul, yang penting adalah menikmati proses perjalanan dan foto semua yg kita suka.
i do what i like…!!!!
Pokoknya MAN BEHIND THE GEARS lah!
Salam klik
Pokoknya “learning by doing for the best reason”…
Maap kalo salah…. 😀
betul kata pak Enche, tapi menurut saya ketika kita “tidak” terjun menjadi spesialis, alat fotografi yang kita pakai hanya common atau umum, tidak dipungkiri kalau equipment yang dipakai kurang lebih menentukan hasil foto walaupun kembali ke skill photographer sendiri (saya melihat dari segi tools yang digunakan)
contohnya foto produk atau food photography yang memerlukan tools yang jauh berbeda dibandingkan dengan foto landscape. Rasanya agak berlebihan kalau kita membeli alat-alat pro disegala aspek jenis photography, mengingat harga alat photography tidak murah. Mungkin menurut saya spesialis photography jika dilihat dari segi tools professional itu perlu.. ini menurut saya. Salam Jepret!
@Danny Mahal atau murah itu relatif, soal peralatan fotografi sebenarnya itu paling mudah, kan tinggal beli, atau sewa.
mantep deh…pokoknya…