≡ Menu

Review lensa Zeiss 15mm f/2.8 Distagon

Pertama kali melihat lensa lebar Zeiss untuk kamera DSLR ini, saya cukup kaget dengan ukuran dan kualitas fisiknya. Zeiss Distagon 15mm f/2.8 adalah lensa yang sangat lebar (ultra wide), tidak bisa zoom, dan berbukaan sangat besar (f/2.8). Lensa ini juga manual fokus (tidak bisa autofokus).

Saya memiliki kesempatan untuk mencoba lensa Zeiss 15mm versi ZF.2 yang bisa dipasang dengan kamera Nikon D600. Karena saya hanya berkesempatan mencobanya hanya dalam satu hari, maka saya hanya akan saya berbagi beberapa kesan tentang lensa ini.

Hampir keseluruhan bahan lensa terbuat dari logam, maka itu tidak heran berat lensa juga cukup signifikan yaitu sekitar 730-820 gram (tergantung lensa untuk Nikon atau Canon).

Karena untuk Nikon F, ada ring bukaan di lensa, dari f/2.8 sampai f/22. Ada juga indikator fokus dan zone fokus yang cukup jelas dan mudah digunakan. Filter thread yang digunakan lensa ini relatif besar, yaitu 95mm. Untuk hal ini, saya agak menyayangkan, karena biasanya, lensa-lensa profesional mengunakan filter 77mm, maka itu akan sulit mencari filter yang sebesar 95mm untuk berbagai foto landscape (pemandangan).

Zeiss 15mm f/2.8

Untuk lensa selebar ini, dan saat dipasang di kamera full frame, tidak terlalu masalah kalau tidak bisa autofokus, karena saya hampir selalu mengunakan teknik zone focus/hyperfocal focus. Saya tau kalau saat mengunakan bukaan f/16, dan jika saya fokus ke 0.8 meter, maka apapun yang berada di antara 0.5 meter sampai tak terhingga akan berada dalam cakupan “acceptable focus” atau tajam. [Baca tentang zone dan hyperfocal focus disini]

Kualitas gambar yang dihasilkan bagus, dan memberikan kesan 3D dan dreamy effect. Bagian ujung-ujung foto tidak begitu tajam, sedangkan yang tengah sangat tajam. Seperti lensa ultra-wide lainnya, distorsi/cembung juga ada, tapi tidak setinggi lensa zoom pada umumnya. Sedikit distorsi memberikan kesan efek tiga dimensi. Lensa ini memiliki ketahanan terhadap flare cukup tinggi saat lensa diarahkan ke sumber cahaya seperti matahari, sehingga cukup baik untuk foto sunrise dan sunset.

Contohnya seperti foto-foto dibawah ini:

DSC_8515

ISO 100, f/16, 1/10 detik, tripod – Baca proses pembuatan/editingnya disini.

ISO 280, f/16, 1/30 detik

ISO 280, f/16, 1/30 detik

ISO 100, f/16, 1.6 detik, tripod

ISO 100, f/16, 1.6 detik, tripod

Tes resistensi lensa terhadap flare.

Tes resistensi lensa terhadap flare. ISO 100, f/8, 1/640 detik

Lalu, lensa ini cocok untuk  siapa? Pilihan lensa ultrawide dari kamera Canon dan Nikon sebenarnya sudah banyak dan cukup bervariasi. Mungkin yang membutuhkan lensa ini adalah orang yang memang menyukai karakter hasil gambar yang dihasilkan lensa ini (efek tiga dimensinya), atau yang suka dengan kualitas badan lensanya yang dari logam dan manual fokus yang memungkinkan fokus yang sangat akurat.

Untuk itu, saya pikir lensa ini sangat cocok untuk fotografer pemandangan, baik untuk memotret di kondisi terang, maupun gelap seperti di dalam gua tanpa tripod, dan juga bagus  untuk foto di malam hari (night photography).

Rangkuman kelebihan dan kelemahan Lensa Zeiss 15mm f/2.8 

+ Konstruksi dari logam
+ Kualitas gambar sangat baik dan tajam
+ Kualitas distorsi tiga dimensi yang bagus untuk foto pemandangan/alam
+ Cukup tahan terhadap flare,  chromatic abberation tidak muncul
+ Sangat lebar (15mm) dan berbukaan besar (f/2.8)
– Sulit cari filter karena ukuran filter besar (95mm)
– Ketajaman ujung-ujung foto sedikit kurang
– Bobot dan ukuran agak besar

 

zeiss-15mm

Spesifikasi

  • Filter 95mm
  • Berat 730-820 gram
  • Jarak fokus minimum 25 cm
  • Bukaan: f/2.8-f/22
  • Compatible dengan Nikon F mount dan Canon EOS
  • Harga: Sekitar Rp 28 juta (Harga bisa berubah sewaktu-waktu)

——-

Jika Anda mencari lensa ini, boleh hubungi 0858 1318 3069 atau infofotografi@gmail.com Trims 🙂

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 15 comments… add one }
  • yusup October 9, 2014, 10:27 am

    Ko, msh agak bingung dgn masalah teknik hyperfocal. Sy pake 70D, N saya liat pake kalkulatornya hyperfocal dgn CF 1,6 kl 50mm f/2,8 tu dapetnya 44,6m. Jd kl sy bikin foto portrait orang N saya letakkan pas di jarak 44,6m itu, N saya fokus di situ. Berarti di backgroundnya akan tajam N g ada bokehnya?

    • Enche Tjin October 11, 2014, 9:02 am

      Ya, antara 22.3m sampai tak terhingga akan dalam fokus (tajam).

      • yusup October 11, 2014, 4:09 pm

        Trus angka hyperfocal itu angka mati? Misal kl 50mm f/2,8 tu dapetnya 44,6m, berarti kl misal fokus di 60m ato 30m berati g ada hyperfocal?

  • larto October 6, 2014, 6:02 am

    oke. .terima kasih om.

  • larto October 5, 2014, 2:03 pm

    om minta pencerahannya saya mau beli lensa nikon antara nikon 58mm f1.4g atau 85mm f1.4g?
    dan kira-kira focal length yg ideal lensa wide angle berapa ya pak?

    • Enche Tjin October 5, 2014, 9:27 pm

      Mending 85mm f/1.4 G. Wide kalau sensornya APS-C antara 10-24mm, kalau yang full frame sekitar 14-35mm

  • yanti October 4, 2014, 8:57 pm

    terima kasih pak enche

  • yanti October 4, 2014, 4:13 pm

    pak minta bantuannya saya lagi milih lensa yg length focalnya 85mm. pilahan saya jatuh pada zeiss 85mm f 1.4 dan nikkor 85mm f 1.4d. kalau menurut bapak saya harus pilih yg mana antara 2 lensa tersebut, kamera saya nikon d600. terima kasih

    • Enche Tjin October 4, 2014, 5:21 pm

      Tujuannya buat motret apa ya?

      • yanti October 4, 2014, 6:23 pm

        manusia

        • Enche Tjin October 4, 2014, 6:33 pm

          Manusia gampang bergerak2, jadi kalau pakai lensa manual fokus akan cukup sulit apalagi telefoto dan bukaannya besar. Saran saya Nikon AF-S 85mm f/1.8G

          • yanti October 4, 2014, 8:20 pm

            seandainya bapak kalau di suruh pilih antara lensa yg saya ajuin td pilih yg mana? soalnya saya juga pengen cari yg super bokeh. .

            • Enche Tjin October 4, 2014, 8:24 pm

              Saya mungkin tidak memilih keduanya tapi lebih ke Nikon AF-S 85mm f/1.8G (untuk hemat dan kualitas ketajaman tinggi) atau kalau ingin bukaan yang lebih lebar, Nikon AF-S 85mm f/1.4G.

              Zeiss 85mm f/1.4D manual fokus sulit untuk mendapatkan presisi fokus kecuali orang yang difoto beku seperti patung. Lalu 85mm f/1.4D yang versi lama tidak tajam saat dipakai di Nikon D600, banyak chromatic abberation juga (penyimpangan warna).

  • arto October 4, 2014, 3:56 pm

    om Enche saya minta pencerahannya baguasan mana nikkor af dc 105mm f 2d atau nikkor af dc 135mm f 2d? terima kasih.

    • Enche Tjin October 4, 2014, 5:23 pm

      Sebenarnya mirip-mirip, jadi tergantung sukanya yang lebih sempit/tele atau lebar, dan tergantung lensa apa yang sudah dimiliki. Misalnya kalau sudah punya lensa 18-105mm, tentunya lebih baik 135mm daripada 105mm

Leave a Comment