Saat baru belajar fotografi, banyak yang menganggap bahwa cahaya di dalam ruangan seperti di dalam kantor yang diterangi lampu neon terangnya tidak berbeda jauh dari cahaya matahari sehingga tidak ragu memilih setting ISO rendah (100-200).
Sebenarnya, kondisi cahaya lampu jauh lebih gelap daripada cahaya matahari. Otak dan mata kita bekerja selayaknya AUTO ISO di kamera, otomatis menyesuaikan dengan kondisi cahaya yang ada. Tapi menurut kamera, lampu buatan manusia itu jauh lebih gelap daripada cahaya matahari.
Satuan pengukuran cahaya untuk fotografer biasanya diekspresikan dengan EV (Exposure Value). Nilai yang diberikan bervariasi sesuai dengan ISO yang di set. Meningkatkan ISO 100 menjadi 200 berarti meningkatkan 1 EV.
Exposure Value juga bisa diekspresikan dengan kombinasi dari aperture dan shutter speed dengan asumsi ISO diset ke 100. Di hari yang cerah dengan matahari, nilai EV-nya 15, dengan kombinasi ISO 100, f/16 dan shutter speed 1/125 atau supaya mudah diingat, 1/100 detik. Kombinasi ini sering disebut aturan Sunny 16. Sedangkan di dalam ruangan, seperti di ruangan kantor yang terang, nilai EV berkurang menjadi EV 8 dengan kombinasi ISO 100, f/2.8, 1/30 detik.
Jika memotret di ruangan yang gelap atau mendung sekali, nilai EV turun ke sekitar EV 5 (ISO 100, f/2.8, 1/4 detik).
Sesaat setelah matahari terbenam, atau disebut juga twilight, akan didapatkan EV 2 (ISO 100, f/2.8, 2 detik).
Cahaya bulan atau malam hari tanpa polusi cahaya dari gedung/pemukiman biasanya sekitar EV -3 sampai -6 (ISO 100, f/2.8, 1 menit s/d 10 menit).
Tentunya, kombinasi dari ISO, aperture dan shutter speed itu bersifat fleksibel, artinya banyak kombinasi yang bisa kita pilih untuk mendapatkan terang gelap yang sama. Contohnya setelan di dalam ruangan yang terang, EV 8 (ISO 100, f/2.8, 1/30 detik) bisa juga diubah menjadi ISO 800, f/5.6, 1/60 detik untuk mendapatkan hasil terang-gelap foto yang sama.
Dengan memahami EV, kita bisa lebih paham mengapa saat memotret di dalam ruangan atau di tempat yang gelap membutuhkan setting yang sangat berbeda dengan di luar ruangan. ISO 100 yang cukup untuk foto outdoor, tidak cukup tinggi untuk di dalam ruangan kecuali saat mengunakan lensa berbukaan besar atau shutter speed yang relatif lambat (beresiko blur jika tidak mengunakan tripod).
Nilai EV biasanya juga sering dihubungkan dengan kemampuan autofocus kamera. Sebagian besar sistem autofocus kamera DSLR bisa bekerja dengan baik di EV -1 sampai +19. Sedangkan ada beberapa kamera profesional yang mampu sampai EV -3 (ruangan yang sangat gelap atau di malam hari dengan penerangan bulan purnama).
——
Belajar exposure dan praktik supaya lebih paham lagi di kursus kilat dasar fotografi dan lighting
Mohon info
Exposure time nya gak bisa dibuat ke 1: 100 sama 1: 80
Pa masalahnya yah mas..
Mas enche seandainya SCnya sudah melebihi 100000 jepret apa ada pengaruh.
gak apa apa, lanjut aja.
jk memotret obyek yg berhadapan dg matahari hasilnya selalu gelap gimana solusinya !? mhn pencerahannya tks
Gunakan flash untuk menerangkan subjeknya, atau mengunakan reflektor (pemantul). Atau setting kameranya diterangi, tapi akibatnya latar belakang nanti jadi terang sekali/putih.
postingan yang bermanfaat.
Malam, om Entje.
Mau tny, kira2 lensa apa cukup perlu saya cari utk nemenin kit 16-50 + sel 50 f1.8 di sony a5000 saya?
Mgkn sbg pemula saya perlu memenuhi range FL nya dl ya?
Trm ksh, om.
Apa kabar Mr tjin.. Slamat malam..
Mau sdikit brtnya ni..
Bagaimana ya membedakan hasil jepretan itu under atau over exposure scra lngsng dari layar kamera..? Soal’a kadang saat saya mengatakan foto itu pas tpi nyata’a malah under/over… Jd’a kehilangan moment.. Emang sih bisa di benerin…
Dari membaca histogram
ok tks ko’.. bermanfaat bngt infonya.
ko Enche mau tanya, mana yg lbh bagus antara nikon af-s 70-200 f4 atau af 80-200 f2.8D ED untuk nikon d7100. terus yg 80-200 apa bisa jln AF nya di kamera tsb..
tks..
yang f/4 VR lebih baik, yang 80-200mm bisa fokus di D7100.
Koh saya tertarik utk ikut kursusnya, rencana mungkin Januari th dpn, tapi karena saya tinggal di Jogja dan tdk punya family/teman di Jakarta jadi harus cari penginapan dkt tempat kursus koh enche, masalahnya saya cuma punya waktu 3-4 hari(paling lama 1 minggu) aja, apakah bisa waktu yang pendek itu untuk ikut semua materi? saya tidak masalah seandainya ikut kelas dari pagi-malam biar tdk ada waktu yang nganggur, tapi bukan ikut kelas privat, yang reguler aja biar ada teman,trims koh..
Koh, memang untuk ISO, aperture dan shutter speed bisa diubah2 sesuai keinginan. yg mau ditanyakan terkait diatas, untuk menghasilkan EV yg sama apakah ada rumusnya? atau feeling aja?
yg menghubungkan antara ISO, aperture dan shutter speed sehingga menghasilkan EV tertentu..
yg kedua apakah ada aturan baku besaran EV untuk kondisi masing2 pencahayaan?
makasih..
Ya, seperti yang saya ulas diatas, bisa diubah kombinasinya untuk mendapatkan terang gelap yang sama. Rumusnya ikut hukum reciprocability/timbal balik. Misalnya jika ISO dinaikkan dari 100 ke 200, berarti bukaan lensa harus ditutup atau shutter speed dipercepat untuk mendapatkan terang gelap yang sama.
Pilihan setting bukaan atau shutter tergantung dari efek kreatif yang ingin dibuat. Jelasnya bisa baca di artikel segitiga emas exposure.
Nilai-nilai EV sesuai kondisi cahaya sudah saya paparkan di artikel diatas, contohnya EV 15 itu saat kondisi hari yang cerah dan matahari tidak terhalang oleh awan/kabut.
Koh,mau tanya apakah jumlah titik di stiap kamera mempengaruhi hasil dr manual fokus??terima kasih.
Tidak pengaruh ke manual fokus