Akhir minggu lalu, saya berkesempatan mencoba lensa Sony GE GM 85mm f/1.4. Meski bisa digunakan untuk berbagai jenis fotografi, tapi lensa ini dikhususkan untuk fotografer portrait, beauty, fashion profesional atau amatir yang serius.
Dari keterangannya, lensa GM ini kualitasnya dirancang khusus dengan teknologi modern dengan standar ketajaman yang sangat tinggi dan juga simulasi bokeh (bagian yang tidak fokus) supaya hasilnya mulus dan memuaskan.
Meskipun kelihatannya besar seperti monster, fitur dan kualitas lensa ini sangat mencengangkan. Saya yang sering menguji lensa-lensa berkualitas tinggi juga sampai kaget.
Foto-foto dibawah ini adalah hasil dari kamera langsung dengan editing yang minimal (terang gelap/kontras). Sebagian besar foto tidak di edit. RAW converter oleh Capture ONE Express (gratis di download buat pengguna kamera Sony Alpha).
Saya menguji lensa ini dengan Sony A7 mk II, yang beresolusi 24MP. Lensa GM ini kabarnya siap untuk resolusi sangat tinggi, bahkan melebihi 42 MP-nya A7R II, maka, bagi lensa 85mm GM ini, kamera beresolusi 24MP ini gampang saja ditaklukkan.
Ternyata benar, dalam keadaan backlit (cahaya dibelakang subjek foto), masih kontras dan tajam meski di bukaan terbesar (f/1.4).
Lensa bukaan besar memasukkan lebih banyak cahaya daripada lensa bukaan sedang, maka meskipun cahaya sudah agak redup, saya coba lagi. Bukaan besar membuat saya tidak perlu menaikkan ISO terlalu tinggi, dan juga dapat mempertahankan shutter speed yang cukup cepat supaya saat subjek bergerak, foto tetap tajam.
Di kondisi yang sudah sangat gelap-pun lensa ini tetap santai saja, kualitas ketajamannya masih terasa, dan rendisi bokehnya baik, tidak ditemukan ring di bokeh dan tekstur seperti daun bawang. Tanpa f/1.4, saya harus menaikkan ISO lebih tinggi dari 3200, misalnya jadi ISO 5000 jika mengunakan f/1.8, dan ISO 12800 jika mengunakan lensa bukaan f/2.8.
Keesokannya, saya ikut hunting foto di Jogja Bay, sekalian jadi pembicara workshop bekal motret portrait.
Seperti yang dilihat diatas, ketajaman lensa ini sangat mencengangkan di f/2. Saya tidak berani mengunakan bukaan yang lebih kecil lagi (f/2.8 misalnya), karena takut terlalu tajam, nanti saya kerepotan untuk menghaluskan-nya.
Saat memotret, saya tidak menemui kesulitan saat mengunci fokus di mata, karena di kamera Sony ada fitur face detection dan eye AF, yang jika diaktifkan akan mendeteksi mata yang terdekat dan menguncinya. Autofokus di 85mm f/1.4 GM ini memang bukan yang tercepat, tidak bisa untuk sport atau subjek bergerak cepat tentunya, karena elemen-elemen lensa yang besar memberatkan motor autofokus. Tapi untuk foto set-up seperti ini, saya tidak merasa itu menjadi masalah.
Biasanya di bukaan terbesar, jika wajah model berada bukan di tengah foto, ketajaman menurun, tapi tidak berlaku di lensa ini. Meski di bukaan f/1.4 dan wajah model di sebelah kanan atas, ketajaman masih tinggi dengan warna dan kontras yang menawan.
Kesimpulan Review lensa Sony FE GM 85mm f/1.4
Saya pikir inilah lensa 85mm yang terbaik saat ini, bukan hanya di jajaran sistem Sony Alpha, tapi kemungkinan besar melebihi lensa 85mm yang saat ini tersedia untuk sistem kamera DSLR. Hal ini karena lensa ini bisa menyeimbangkan dari resolusi tinggi (ketajaman) dan juga rendisi bokeh yang mulus. Jika saya pasang di Sony A7R mk II, mungkin lebih gila lagi resolusi/detail yang bisa tertangkap. Mungkin hanya Zeiss Otus 85mm f/1.4 atau Milvus 85mm f/1.4 yang bisa menghadang lensa ini. Jika berkesempatan, tentunya saya akan senang menguji keduanya di body A7R II 🙂
Apa kekurangan/komprominya? Ukuran yang besar, bobot yang mencapai 820 gram mungkin membuat keseimbangan jadi kurang oke saat dipasang di body A7. Saya sangat menganjurkan pemakaian battery grip. Autofokus tidak secepat lensa 85mm f/1.8, tapi dapat dimaklumi karena 85mm f/1.4 bukan dirancang untuk motret kegiatan olahraga atau foto aksi. Jika dana bukan masalah, 85mm GM dari Sony ini saya nilai sangat pantas.
- Kualitas ketajaman dan kontras luar biasa
- f/1.4 bagus dan bisa digunakan (di lensa lain harus stop down ke f/2.5-2.8 baru tajam)
- di bukaan f/2 gambar sangat tajam.
- Autofokus tidak secepat lensa lain
- Ada sedikit suara saat autofokus, tapi di kondisi outdoor tidak terdengar, mungkin bisa masalah saat autofokus dengan video.
- Ukuran cukup besar. Beratnya 820 gram, merupakan salah satu lensa 85mm terbesar yang pernah saya lihat, diameter filter 77mm.
- Ada ring bukaan di lensa, dan bisa di de-click/dimuluskan untuk video
Harga resmi lensa Sony FE 85mm f/1.8 GM adalah Rp 24.799.000,-
Jika berminat memesan boleh lewat kami, 0858 1318 3069 – infofotografi@gmail.com
PROMO: Setiap pesanan lensa ini akan mendapatkan voucher mengikuti kegiatan infofotografi.com sebesar Rp 750.000 atau voucher belanja di ranafotovideo.com sebesar Rp 350.000
Gan apa bedanya mount eos sama ef-s atau ef?
EOS itu nama sistem Canon. Mountnya EF-S (untuk kamera bersensor APS-C) dan EF (untuk full frame, tapi bisa dipasang di kamera APS-C) juga.
Siap-siap dihadang tamron 85 f1.8 VC ni.
Lensa murah meriah yg kabarnya bisa menaklukkan zeis 85 f1.4 octus.
Koh, klo lensa FF seperti ini atau batis 85mmf1.8, dipasang di body apsc (a6000) apakah penurunan kualitas nya signifikan ya dibanding di body a7 series, atau ada pengaruh lain? ada rencana mau invest lensa batis 85mm nya, tp saat ini punya nya masih a6000 🙁
Haloo mas ferry apa kabar hehe. Hajar mass. Kl mau invest lensa sony emang sebaiknya yg FE, tar kl ada rejeki upgrade kameranya yg full frame (kl dana ga jd masalah kata koh che diatas hehe)
hehe, alhamdulilah kabar baik mas, lensa 1670z & 35f1.8 warisan mas Danu juga masih baik2 aja, tp klo yg batis ini kayaknya perlu perjuangan lebih buat dapet approval istri 🙂
saya kebetulan punya dan sudah compare Batis 85mm F1.8 di body A6000 24mp vs A7S 12mp
kalau menurut saya pribadi karakter si Batis lebih nendang di A7S (kontras, tajam, warna) dibandingkan di A6000.
padahal 24mp vs 12mp.
mungkin pengaruh sensor APSC v FF juga kali ya?
Sensor berukuran besar seperti FF biasanya clarity-nya lebih tinggi daripada sensor yang lebih kecil.
Beda, lebih bagus di sensor FF seperti di A7. Tapi meski demikian, 85mm di A6000, akan lebih bagus daripada lensa2 portrait APS-C lainnya. Untungnya, Batis juga ada stabilizer, yang akan membantu karena di A6000 atau A6300 tidak ada body stabilization.