Demam Minion sedang melanda. Bagi teman-teman yang mengkoleksinya, jangan lupa untuk menjadikannya sebagai objek foto sekaligus memanfaatkan kamera yang sebelumnya lebih sering tersimpan rapi di dry cabinet dan melatih kreativitas. Meskipun tidak membelinya (akibat pelit), saya lumayan beruntung mendapat pinjaman mainan ini dari sepupu. Untuk tidak menyia-nyiakan niat baiknya, saya pun mencoba berbagi beberapa foto di balik pembuatan foto (Behind The Scene).
Untuk foto pertama ini, saya memakai Groovin’ Minion. Awalnya, niat saya adalah membuat latar belakang seperti konser dan dengan lampu-lampu spotlight menyinari minion ini. Akan tetapi, saya belum tahu caranya membuat efek-efek seperti yang diinginkan. Hahaha… Selain itu, saya yang awalnya ingin membuat speaker dari kepingan-kepingan bricks LEGO juga tidak tersampaikan akibat kurang kreatif. Sambil berpikir keras, akhirnya saya menyiapkan peralatan berikut: alas akrilik warna hitam, LED stick Yongnuo YN360, background warna hitam (bisa dari kain atau karton). LED ini bisa diubah-ubah warnanya dari merah, hijau dan biru (RGB). Dengan mengkombinasikan kekuatan dari warna ini, saya mendapatkan warna jingga. LED ini saya letakkan di belakang minion beralaskan akrilik hitam. Tujuan menggunakan akrilik adalah supaya mendapat efek pantulan. Tantangan di foto ini adalah kita harus menyinari objek dari depan dengan cahaya yang lebih kuat daripada cahaya dari LED stick. Untungnya saya mempunyai Continuous LED Light Visico yang bisa diatur intensitas kekuatannya. Untuk alternatif lampu, teman-teman dapat mencoba foto di luar ruangan atau dekat jendela yang mendapat banyak cahaya matahari. Setelah selesai difoto, tinggal ditambah dengan kutipan/kata-kata yang cocok dengan fotonya. Hasilnya seperti di bawah ini.
Foto kedua saya adalah menggunakan Minion Hydrocycle. Awal ide pembuatan adalah menggunakan background di padang pasir dengan unta-unta. Ceritanya si Minion ini gak kebagian unta sehingga harus menyewa motor. Akan tetapi, saya tidak mempunyai gambar latar padang pasir beserta unta. Dan kemampuan Photoshop saya yang masih tergolong pemula sepertinya bakal membuat saya kesusahan untuk menyukseskan ide ini.
Saya pun teringat bahwa tahun lalu saya pernah mengunjungi Pinnacles Desert di Australia. Akhirnya berbekal foto tersebut sebagai latar belakang, saya pun menciptakan foto kedua ini dengan bantuan sedikit pasir kinetik yang dapat dibeli di toko online.
Foto latar belakang dibuat tampak full screen (layar penuh) dan menggunakan layar laptop. Tantangan dari foto ini adalah menyesuaikan warna pasir background dengan warna pasir kinetik. Dengan bantuan sinar tambahan dari depan menggunakan LED stick, saya bisa dengan leluasa mengatur intensitas dan arah cahaya sehingga pasir kinetik dan pasir foto latar tidak berbeda jauh warnanya. Hasil akhir fotonya seperti di bawah ini.
Sambil menunggu datangnya pinjaman mainan lagi, saya akan cari-cari ide dulu untuk foto mainan berikutnya.
Selamat mencoba dan berkreasi. Semoga bermanfaat.