Lensa ultra lebar adalah salah satu lensa penting untuk beberapa jenis fotografi, khususnya travel, landscape dan arsitektur. Mengapa? karena mampu menangkap sudut yang sangat lebar, dan membuat pemandangan menjadi lebih dramatis.
Dewasa ini lensa ultra lebar juga banyak digunakan untuk aktivitas merekam video, untuk mendokumentasikan perjalanan, atau untuk vlogging. Sudutnya yang lebar mampu untuk menangkap pemandangan luas, dan biasanya kalau rekam video 4K, sebagian besar kamera akan mengambil gambar di bagian tengahnya saja (crop 1.6x), kalau pakai lensa lebar ini masih kerasa lebarnya. Kalau pakai lensa 15mm keatas akan terasa terlalu sempit, terutama untuk self vlogging.
Canon EF-M 11-22mm f/4-5.6 IS STM adalah salah satu lensa yang lebar untuk sistem kamera mirrorless Canon EOS M (format APS-C), yang memberikan sudut pandang ekuivalen 18-35mm di kamera full frame. Lensa ini memiliki beberapa fitur yang sangat membantu, seperti motor fokus STM yang nyaris tidak bersuara dan mulus, dan yang penting adalah stabilizer (IS) yang membantu menstabilkan gambar saat memotret dan merekam video.
Dibandingkan dengan lensa ultra wide dari sistem kamera DSLR, Canon EF-M 11-22mm jauh lebih ringkas dan saat tidak dipakai collapsible menjadi pendek. Desain ini ada plus minusnya, meski dalam penyimpanan lebih ringkas, kita jadi bisa pakai tas yang berukuran kecil, tapi saat ingin mengunakannya perlu satu langkah lagi yaitu harus menekan dan memutar tuas di bagian samping badan lensa dulu baru siap untuk memotret.
Saya berkesempatan menguji lensa ini dalam perjalanan ke Semarang untuk memotret berbagai tempat wisata disana. Lokasi pertama adalah di air terjun Lawe. Disini aliran air dan angin cukup deras sehingga kamera dan lensanya agak basah, lensa dan kamera Canon M100 ini tidak tahan air, jadi saya harus cekatan menyeka air yang membasahi lensa, tapi untungnya tidak masalah dalam memotret.
Image stabilization dalam lensa sangat membantu saya dalam memotret tanpa tripod. Secara teori, di fokal lensa 11 mm, lensa ini bisa mengkompensasikan getaran tangan kita sampai shutter speed 1/2.25 detik (didapat dari (11 x 1.6) dibagi 8). Dalam praktiknya saya menemukan foto-foto di shutter speed 1/4 sebagian besar tajam, dan 1/2 sebagian besar cukup tajam tapi tidak sempurna. 1/4 detik pada dasarnya cukup untuk membuat efek mulus di air terjun, tidak semulus jika mengunakan 2-30 detik tentunya, tapi cukup memberikan kesan gerakan dan tetap memiliki tekstur aliran air.
Canon 11-22mm juga diuji untuk memotret arsitektur seperti Mesjid Agung Jawa tengah dan Lawang Sewu. Untuk Mesjid, saya mendapati lensa ini sedikit kurang lebar sedikit dibandingkan dengan lensa ultra wide DSLR seperti 10-18mm tapi distorsi cukup terkendali dan hasilnya tajam.
Saya juga sempat mencoba lensa ini untuk street photography di pasar Cirebon, dengan lensa selebar ini, saya perlu memotret dari jarak yang cukup dekat. Karena ukuran kamera dan lensanya kecil, maka orang-orang cenderung mengabaikan saya.
Kesimpulan
Canon EF-M 11-22mm dirancang supaya ringkas dan praktis di lapangan. Dengan membatasi fokal lensa ke 11-22mm dan bukaan ke f/4.5-5.6, Canon berhasil membuat lensa yang sangat ringkas, berkualitas dan harga yang tidak mahal (Rp 5 jutaan) relatif jika dibandingkan dengan lensa mirrorless sekelas lainnya. Dalam pengujian, image stabilization bekerja dengan baik sesuai yang tertera di spesifikasi dan membantu sekali untuk memotret landscape di kondisi cahaya yang kurang baik tanpa tripod. Pada intinya, lensa ini sangat cocok bagi traveler yang mencari lensa yang ringan tapi mampu menghasilkan gambar yang bagus.
Kelebihan Canon 11-22mm
- Ketajaman di sebagian besar bidang foto sangat tinggi
- Fitur lengkap
- Ringkas dan ringan
- Bisa memotret dari jarak yang cukup dekat (15mm)
- Image stabilization 3 stop bekerja dengan baik
- Dynamic stabilization untuk video.
Kelemahan Canon 11-22mm
- Bukaan maksimum sedang (f/4.5-5.6)
- Tidak selebar lensa DSLR (10-18mm atau 10-22mm)
- Lens Hood dijual terpisah
Spesifikasi Canon 11-22mm
- Diafragma 7 bilah
- Filter : 55mm
- Berat: 220 gram
- Perbesaran: 1:33
- Jarak minimum fokus: 15 cm
- min aperture: f/22-f/32
- dimension: 60.9 x 58.2mm
Saya pake canon eos M50, adaptor Viltrox dan lensa wide 10-18, autofokus tidak bekerja dgn baik, lama dan kalo ambil video noise bgt.. apa yg hrs saya lakukan ya?
Tks
Om kalau lensa ef-m 22mm f2 bagus ga om buat foto prewed ?
Bisa juga, tergantung kreativitas sebenarnya kalau prewed 🙂
Apakah lensa ini bisa dipakai untuk Sony A7 mark II dgn Sigma MC 11 sbg adapter?
Tidak bisa
Tapi tetap capable kan Koh buat landscape dll ?
Sudah pesan Canon M50
Mumpung lagi bahas lensa wide buat EOS M.
Saya mau beli kamera untuk kebutuhan utama landscap. Diantara EOS M50 dan Nikon D5600 apakah ada perbedaan image quality yang signifikan ? Dengar2 Nikon D5600 Dynamic Range nya lebih luas. Kalau perbedaannya signifikan mau ambil Nikon D5600 saja, tapi kalau biasa saja mau ambil M50 biar lebih kekinian. Terimakasih
Iya kamera Nikon lebih bagus dynamic rangenya tapi ya itu M50 jauh lebih enak makenya dan juga keliatan up to date.
Kalo pake Canon 60d apakah sesuai untuk lensa ini ?
Gak sesuai, lensa ini untuk mirrorless. Yang cocok Canon EF-S 10-18mm, atau 10-22mm.
Apa kabar Om Enche.. Saya mau tanya nih om..saya punya canon M50 masih 2 bulan..kl di goyang2kan lensa kit bagian ring fokusnya kayak goyang n bunyi klutuk2..tp secara fungsi masih normal.. Apa semua lensa kit canon mirolless sprti itu ya om? . Soalnya saya bandingkan sama kit fujifilm xa3 kok ga goyang n ga bunyi… Mohon pencerahan ya.. . Trima kasih Om..
Sebagian lensa memang seperti itu trutama yg kit. Jadi sepertinya normal.
Matur suwun om.. Smoga sukses n sehat slalu.. Amin