Banyak pemula yang ingin tau cara cepat mendapatkan hasil foto yang baik dengan hanya bermodalkan pengetahuan dasar fotografi, mereka kadang bingung harus mulai dari mana dan jenis/genre fotografi apa sebaiknya yang tepat ditekuni supaya intuisi dan mata fotografinya cepat terbangun.
Jawabannya sangat pribadi sekali, memang tidak ada syarat genre apa sebaiknya dimulai terlebih dahulu, tetapi sesuai pengalaman bagi saya pribadi, genre street photography/fotografi jalanan cocok bagi pemula, apakah itu dilakukan pada waktu senggang atau pada waktu berpergian/travel.
Fotografi jalanan adalah salah satu medium yang mengabadikan tingkah laku maupun keadaan lingkungan, atau manusia disekitarnya berada. Street photography ini telah dilakukan oleh berbagai fotografer dalam beberapa dekade.
Pada awalnya citra fotografi jalanan ini mulai marak pada saat setelah berahirnya perang dunia kedua, menggunakan model kamera dengan desain yang ringkas dan sederhana serta mempunyai kualitas optik yang sangat baik. Kamera dengan film rol ukuran 35mm ini sangat populer di kota-kota besar seperti New York dan Chicago.
Orang mulai lebih bebas menggunakan kamera dan menjadi gaya hidup di lingkungan dalam kota metropolitan. Kamera ini adalah camera jenis range finder yang dibuat oleh Leica, dan Leica M3 diluncurkan pada tahun 1954 adalah kamera legendaris yang sampai saat ini masih banyak yang senang menggunakannya.
Ketika genre ini berkembang dan berevolusi, fotografi jalanan menjadi praktek umum mengabadikan orang-orang, tempat, dan berbagai peristiwa dalam gaya dokumenter yang efektif dan merangsang secara visual.
Pada era digital saat ini, membuat foto jalanan menjadi proses yang lebih mudah dengan kemampuan untuk mengambil gambar secara terus menerus tanpa ragu-ragu. Dengan kecanggihan komputerisasi digital pada kamera seorang pemula pun sudah pasti dapat menghasilkan gambar secara baik dengan bermodalkan pengetahuan dasar ilmu fotografi.
Pada dasarnya fotografi jalanan adalah tentang menangkap perjalanan manusia. Tidak seperti genre lain, fotografi jalanan adalah lebih mendekati gaya fotografi dokumenter yang menghilangkan konsep pose dan perencanaan gambar yang dikuratori dengan cermat (bukan konseptual fotografi)
Fotografi jalanan ditangkap secara real time. Ini adalah bentuk fotografi yang membutuhkan kesegeraan dan urgensi, karena setiap detik yang berlalu adalah kesempatan untuk menangkap gambar yang memprovokasi.
Menurut saya mengapa saya katakan foto jalan baik untuk pemula, karena setiap fotografer harus menguji intuisi, momen, komposisi sehingga menghasilkan fotografi jalanan yang baik, atau tepatnya adalah bahwa fotografi jalanan akan menguji/melatih mata fotografi anda.
Dengan seringnya melatih/melakukan pemotretan fotografi jalanan tanpa takut salah atau canggung dengan bermacam subjek dan kejadian maka secara tidak sadar intuisi dan mata fotografi dan gaya fotografi anda akan timbul dengan sendirinya sesuai kepribadian masing-masing. Intinya untuk mahir anda harus sering melakukan pemotretan dengan berbagai percoban-percoban hal baru dan belajar dari kesalahan-kesalahan.
Fotografi jalanan sebagai karya seni
Dalam citra jalanan, anda akan dipaksa untuk menemukan cerita, menemukan keajaiban sejati dalam sebuah adegan yang akan menghasilkan foto yang menawan. Anda dapat merekam apa pun dalam hal “Jalanan” membiarkan proses interpretasi dan memungkinkan untuk objektif dalam menentukan apa arti citra jalanan bagi Anda.
Misalkan jika anda tertarik untuk memotret orang dan kemanusiaan, tidak ada cara yang lebih baik untuk menangkap sifat manusia yang organik dan otentik, dan ini tidak mudah maka dari itu ini sangat cocok bagi pemula untuk melatih intuisi, momen maupun komposisi.
Untuk menghasilkan fotografi jalanan yang baik bukan hanya menampilkan sebuah adegan umum seperti foto dokumenter atau foto jurnalistik, tetapi juga harus menarik sebagai sebuah karya seni fotografi, dimana elemen-elemen komposisi, momen, pencahayaan, maupun tone/warna perlu ada didalamnya. Dalam hal ini, fotografi jalanan telah berubah menjadi bentuk seni yang harus ditangani dengan kepekaan yang meningkat.
Memang umumnya/pakemnya fotografi jalanan identik dengan foto candid, tetapi kadang untuk mengangkat adegan atau komposisi yang menarik perlu ada upaya kontak dengan subjek, bukan untuk mengatakan bahwa medium menjadi keluar dari pakemnya dan menjadi kehilangan daya tariknya, tetapi lebih untuk membuat fotografer dapat menentukan proses pemotretan mereka dengan cara yang lebih tersembunyi/diam-diam atau bahkan secara terbuka meminta izin subjek untuk dapat mengambil gambar mereka.
Memilih kamera untuk fotografi jalanan bagi pemula
Untuk pemula memilih kamera untuk berkiprah pada fotografi jalanan melibatkan beberapa faktor spesifik yang harus dipertimbangkan termasuk:
- Ukuran/keringkasan kamera
- Kenyamanan Anda mengoperasikan kameranya
- Bobot kamera
- Jarak fokus lensa, rentang bukaan,
- Fitur penunjang dan kesederhanaan pengaturan
Banyak pemula percaya bahwa aspek teknis dan fitur-fitur kecanggihan dari kamera adalah faktor utama saat mengambil gambar. Dengan artian tentang jargon seperti megapiksel, kecepatan fokus, rentang dinamis, dan lain sebagainya ini sering dicatat sebagai keharusan yang harus dimiliki untuk menciptakan citra yang terbaik.
Sementara era digital telah mengalihkan kemampuan anda sebenarnya dari kamera, Anda tidak boleh lupa bahwa kemampuan teknis kamera hanya salah satu faktor dalam berfotografi.
Dalam fotografi jalanan, yang terbaik adalah menghindari menggunakan badan kamera pro besar yang ditemukan pada DSLR. Ini disebabkan oleh fakta bahwa kamera-kamera ini dapat hadir dengan lensa besar dan fitur-fitur yang akan terlalu rumit dan menghambat pergerakan anda.
Yang utama untuk kamera yang anda pilihan adalah harus lebih fokus pada kualitas seperti ke-compact-an, keleluasaan, bobot, fokus, dan ketajaman (umumnya lensa-lensa merek apapun relatif tajam).
Faktor profil kamera harus berpenampilan bersahaja/rendah saat memotret fotografi jalanan, supaya subjek anda tidak menyadari bahwa anda sedang memotretnya, oleh karena itu sangat bijaksana menggunakan kamera yang berpotensi diacuhkan oleh mata manusia. Anda dapat melakukan ini dengan menemukan kamera yang ramping lebih baik berwarna hitam untuk mengurangi kemungkinan diperhatikan orang yang lewat saat anda memotret.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah berat kamera. Seperti halnya tubuh yang besar, kamera yang berat akan menjadi masalah dan kesusahan untuk anda bawa-bawa di siang hari. Kamera fotografi jalanan yang ideal adalah kamera yang dapat Anda letakkan dengan mudah di tas anda tanpa menghabiskan terlalu banyak ruang atau membuat anda merasa berat saat memotret.
Pada era digital kamera yang sesuai dengan kreteria diatas adalah, kameraMirrorless berjenis Rangefinder, 35mm/Bingkai Penuh, APS-C, maupun M43, dengan lensa fix atau lensa lepas tukar, memiliki fitur pemfokusan yang solid, mempunyai kemampuan memotret dengan iso tinggi untuk berbagai komposisi fotografi dan ketajaman detail dan tentunya sesuaikan dengan anggaran yang ada.
Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya ketika mulai tertarik dengan hobi fotografi dan belajar dari baca buku-buku fotografi, bertukar fikiran dengan teman sehobi, dan mempraktekannya dalam kegiatan sehari-hari dilingkungan saya tinggal , semoga bermanfaat, terima kasih.
Butuh Camera360 ultimate
Halo Ko Enche Tjin, saya seringkali melihat pertanyaaan “Apakah sudah izin (untuk diposting) sama orangnya?” saat seseorang memposting foto bergenre Street Photography atau Human Interest di media sosial. Pertanyaannya: Apakah izin dari objek (manusia) wajib diperlukan? Terima kasih sebelumnya.
Pak mau tanya , kamera ricoh gr ii katanya bagus untuk street photography apakah masih worth ga di akhir tahun 2019 ini , terima kasih
Masih oke kok
Tq sdh berbagi infonya.
Sangat membantu 🙂
Pak, saya skrng sangat tertarik dgn fotografi, tp krn saya pemula binggung memulai dari mana, saya suka dgn genre bokeh dan landscape, kira2 ada rekom kamera yg sesuai? selain sesuai dgn hasil dan juga kantong saya. Terimakasih..
Banyak pilihan kamera, tapi kira-kira Berapa budgetnya?
hanya 1 foto yg berwarna.. apakah monokromasi memang lebih cocok dengan street photography?
Street Photo tidak harus monochrome, tetapi umumnya dan saya pribadi lebih suka dengan monochrome.
dari artikel ini saya jadi lebih paham dengan foto-foto dari pak poernomo & jadi lebih paham dengan kata-kata orang maksud dari foto yang mengekspresikan diri sang pemotret.
Terima kasih untuk komennya bung Firdaus.
Salam.
sama-sama pak.
Halo Ko Enche Tjin, saya seringkali melihat pertanyaaan “Apakah sudah izin (untuk diposting) sama orangnya?” saat seseorang memposting foto bergenre Street Photography atau Human Interest di media sosial. Pertanyaannya: Apakah izin dari objek (manusia) wajib diperlukan? Terima kasih sebelumnya.