≡ Menu

Tamron 35-150mm f/2.8-4 OSD VC Review: Lensa telefoto ringkas untuk kamera DSLR

Kalau mau foto portrait mau bawa lensa apa? 35mm, 50mm, 85mm, 100mm atau 135mm? Ya kalau bisa sih semuanya ya, tapi kalau bawa semua apa tasnya muat? Salah satu solusinya adalah lensa Tamron 35-150mm f/2.8-4 VC OSD. Lensa ini adalah lensa yang mencakupi sensor full frame DSLR, dan tentunya bisa dipakai juga di sensor APS-C. Saat dipasang di kamera bersensor APS-C, jarak fokalnya terkesan lebih tele lagi, yaitu sekitar 52-240mm. Fleksibel bukan?

Lensa ini tidak bisa dibilang lensa compact/kecil, karena diameternya 77mm dan beratnya 790 gram. Tapi besar kecil itu sesuatu yang relatif, jika dibandingkan dengan lensa 70-200mm f/2.8, Tamron ini kurang lebih 800 gram lebih ringan, signifikan juga bukan? Lensanya gak terlalu panjang, tapi diameternya cukup besar, setara dengan lensa-lensa kelas atas lainnya. Ukuran filter untuk lensa ini 77mm, mirip dengan lensa-lensa zoom DSLR pro pada umumnya.

Tamron sepertinya telah belajar bahwa sebagian besar penghobi fotografi jaman now sukanya gear yang ringkas dan kecil, tapi kualitasnya bagus, buktinya Tamron FE 28-75mm f/2.8 untuk Sony laris manis.

Di jaman kamera film, lensa zoom yang mulai dari 35mm ke jarak fokal telefoto cukup banyak. Tamron sendiri pernah membuat 35-105mm f/2.8. Tapi saat ini memang tidak umum dan kamera DSLR mulai ditinggalkan penghobi fotografi sejak 4-5 tahun yang lalu.

Jika dibawa bersama dengan lensa ultra wide Tamron yang duluan beredar, Tamron 17-28mm f/2.8-4 OSD VC menarik sekali untuk fotografi travel karena mencakupi jarak fokal 17-150mm. Berat totalnya bisa berkurang banyak daripada hanya membawa tiga lensa zoom trinity : 16-35mm, 24-70mm dan 70-200mm, dan lebih fleksibel daripada cuma bawa lensa zoom seperti 24-105mm saja.

Lensa baru ini sayangnya punya variable aperture, artinya bukaan maksimumnya berubah dari 2.8 di 35mm ke f/4 di 150mm. Meski demikian, ini saya rasa kompromi yang bagus karena jika bukaan maksimumnya f/2.8 lensanya akan besar dan tentunya harganya sangat tinggi.

Bukaan terbesar di berbagai jarak fokal:
35mm f/2.8
50mm f3.2
85mm f/3.5
100mm f/3.8
150mm f/4

Review dengan bentuk video di Youtube:

Dari pengalaman saya mencoba lensa ini dengan kamera DSLR Nikon D600 (24MP, Full frame), performa lensa ini dalam merekam detail bagus, kontras agak rendah, latar belakang yang tidak fokus (bokeh) sangat mulus dan enak dilihat meskipun lensa ini bukaannya bukan f satu koma.

Untuk kinerja autofokusnya, motor OSD Tamron ini senyap dan mulus, lumayan cepat tapi bukan level profesional. Kurang lebih motor fokusnya seperti lensa Tamron 70-200mm f/4 yang sempat kami review sebelumnya. Kinerjanya cukup bagus dan tidak berisik di kamera Nikon, di kamera Canon saya pikir akan jauh lebih bagus karena sistem Dual Pixel AF. Di kondisi cahaya backlit sistem autofokus kamera Nikon D600 dan lensa ini kadang kesulitan untuk mengunci fokus (hunting).

Lensa ini dilengkapi dengan VC (Vibration Compensation), stabilizer yang diklaim mampu menstabilkan sampai 5 stop. Dalam mencoba, saya berhasil mendapatkan foto yang tajam dengan shutter speed 1/8 detik di jarak fokal 150mm.

Kesimpulan

Tamron 35-150mm adalah lensa zoom yang berbeda pada umumnya. Melihat dari jarak fokalnya, lensa ini cocok untuk berbagai jenis fotografi, mencakupi portrait, travel, wedding, fotojurnalisme, bahkan landscape. Dikombinasikan dengan lensa Tamron 17-35mm f/2.8-4, kita sudah siap untuk motret disegala kondisi. Lensa ini bukan lensa heavy duty dan bukan lensa berlabel SP (Superior), artinya bukan dibuat untuk profesional. Hal ini terasa dari autofokusnya yang meski tidak lambat, tapi juga tidak secepat lensa Tamron 70-200mm f/2.8 G2 yang mengunakan motor USD (ultrasonic) yang lebih cepat.

Secara keseluruhan, saya menyukai lensanya dan mengapresiasi langkah Tamron untuk merancang lensa zoom dengan jarak fokal unik ini, yang tidak hanya relatif terjangkau tapi juga kualitasnya bagus.

Sedikit catatan: Dalam beberapa tahun terakhir, saya sering memotret dengan kamera mirrorless. Lensa ini membuat saya memotret dengan kamera DSLR saya kembali. Memotret dengan jendela bidik optik ada bagus dan jeleknya. Bagusnya saya bisa melihat apa yang terjadi tanpa jeda dan nyata, sedangkan saat memotret dengan mirrorless saya seperti menonton video atau seperti melihat layar simulator.

Kelebihan Tamron 35-150mm f/2.8-4

  • Kualitas gambar bagus, terutama bokeh/blurnya.
  • Ukuran tidak terlalu besar & berat
  • Jarak fokal lensa yang menarik dan cukup praktis di berbagai jenis fotografi
  • Stabilizer (Vibration Compensation) efektif

Kelemahan

  • Kecepatan autofokus baik tapi bukan yang tercepat.
  • Vignetting cukup tinggi di bukaan terbesar, terutama di 150mm.

Bagi teman-teman pembaca yang membutuhkan lensa ini, kami bisa membantu: WA 0858 1318 3069 / infofotografi@gmail.com

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 6 comments… add one }
  • Mauro Rahardjo August 19, 2024, 12:30 am

    Kan bisa digunakan di mirrorless dgn adapter?

  • Anton June 10, 2019, 12:28 pm

    Hasil fotonya cakep-cakep.. Tangan fotografernya yang memastikan lensa ini menghasilkan foto yang bagus

    • Enche Tjin June 10, 2019, 9:05 pm

      Trims pak Anton 🙂

      • Mauro Rahardjo August 19, 2024, 12:29 am

        Saya pernah punya lensa ini,
        Menyesal sdh dijual, baca review ini jadi terpikir utk mendapatkan kembali. Trins Enche atas dorongan nya

  • Ardyansyah Rachmat Agustian June 8, 2019, 1:01 pm

    Saya tertarik lensa ini kalo harganya -+ 10jtan pas,
    Tapi yg jadi bingung itu mau sekalian upgrade body Nikon DSLR entry saya (5200) tidak ada pilihan dengan fitur yg bagus seperti Fuji/Sony/Canon.
    Menurut om enche gimana nih enaknya.
    Terimakasih

    • Enche Tjin June 8, 2019, 8:08 pm

      11.1 juta si kabarnya. Ya memang harus dipertimbangkan secara keseluruhan, kalau DSLR Nikon, D750 oke, cuma memang benar, skrg arah perkembangan fitur lebih banyak di mirrorless. Tapi tergantung lagi dari kebutuhan masing-masing. Kebutuhan dan prioritasnya apa.

Leave a Comment