≡ Menu

Review Voigtlander 40mm f/1.2 untuk Canon EOS R

Bagi saya, lensa 40mm f/1.2 dari Voigtlander ini adalah lensa yang spesial. Yang pertama karena lensa ini punya jarak fokal yang sangat mendekati pandangan manusia. Kedua, bukaannya sangat besar f/1.2, dan yang ketiga adalah lensa ini akhirnya tersedia juga untuk kamera Canon. Tepatnya untuk sistem Canon EOS R.

Lensa ini adalah lensa kedua Voigtlander untuk Canon, sebelumnya ada Voigtlander 50mm f/1 yang sudah saya review di channel ini.

Bagi pengguna kamera merk lain jangan pengirian, karena Voigtlander juga telah membuatkan lensa 40mm f/1.2 serupa untuk Nikon Z, Sony E, dan Leica M-mount.

Untuk lensa berbukaan f/1.2, lensa ini boleh termasuk ringkas dan ringan, karena bahan lensanya dari logam. Mengapa bisa sekecil ini? tentunya ada alasannya, yaitu lensa ini lensa manual fokus, tidak bisa autofokus.

Aperture yang bisa dipilih dari f/1.2, lalu f/1.4, f/2, dan dari sini 1.3 stop sampai f/22. Focus thrownya termasuk sedang, 180 derajat dari 30 cm sampai tak terhingga. 30 cm ini boleh termasuk cukup dekat. Lebih dekat dari versi Leica M yang 50 cm.

Desain lensa untuk Canon ini sepertinya terinspirasi lensa-lensa manual fokus jadul Canon. Aperture dan focus ringnya bertekstur diamond/berlian. Karena lensa ini dirancang untuk Canon R bersensor full frame, lensa ini bisa dipasang di kamera Canon APS-C juga, seperti Canon R7, tapi tidak bisa dipasang di kamera DSLR Canon atau EOS M tentunya.

Saat dipasang di  R7, jarak fokal lensanya jadi ekuivalen ke 64mm, sedikit lebih tele/sempit dan lebih cocok untuk foto portrait setengah badan sampai head and shoulder.

Soal kualitas gambarnya, lensa modern Voigtlander tidak mengecewakan. Meskipun susunan optiknya sederhana, tapi ia punya dua elemen aspherical di depan dan belakang, jadi dari f/1.2 juga sudah tajam, di bagian tepi memang agak kurang dan vinyet, tapi ini normal untuk lensa berbukaan besar. Di f/2.8 bagian tepi-tepi sudah lebih baik dan kalau teman-teman mau hasil yang tajam dari tengah ke tepi, putar saja aperture ring ke  f/5.6 atau lebih kecil, hasilnya akan sangat memuaskan.

Kelemahan utama yang saya temukan adalah vinyeting yang sangat terlihat di f/1.2. Artinya di bagian tepi foto akan terlihat lebih gelap. Menurut saya untuk portrait ini tidak menjadi masalah malah menarik karena perhatian orang akan lebih fokus ke bagian tengah yang terang jika tepi-tepinya lebih gelap. Kalau untuk pemandangan atau produk mungkin ini sedikit banyak bisa jadi masalah.

Pengalaman saya menggunakan lensa ini dengan Canon EOS R6 sangat menyenangkan karena untuk manual fokusnya saya tinggal menekan tombol kaca pembesar sebanyak dua kali, dan bisa dikombinasikan dengan fungsi focus peaking dan guide. Favorit saya adalah menggunakan focus guide. Dan setelah saya cek hasil gambarnya di monitor besar, hasil fokusnya akurat. Bagi yang ingin lebih yakin lagi, bisa perbesar area fokus sampai dua kali dengan menekan tombol kaca pembesar jadi menurut saya fokus yang akurat dengan lensa manual fokus bukan jadi masalah.

Kamera Canon R6 yang saya gunakan untuk menguji lensa ini punya stabilizer di body, dan ini sedikit banyak membantu. Karena lensa ini bisa berkomunikasi dengan kamera stabilization 3 axis ini jadi lebih efektif terutama saat foto close-up / dari jarak dekat.

Manual fokus dan aperture ring ini juga mulus tapi ada sedikit resisten, jadi gak longgar-longar banget, jadi manual fokus jadi cukup mudah dan gampang.

Oh ya, mirip dengan Voigtlander 50mm f/1, lensa ini juga bisa diganti aperture ringnya jadi clickless, caranya agak unik, kita bisa dorong ke dalam sedikit ring di bagian depan lensa ini, dan putar 180 derajat. Aperture clickless terkadang disukai videogafer untuk membuat efek transisi gelap ke terang dan sebaliknya. Karena saya lebih banyak menggunakan lensa ini untuk fotografi, maka saya akan lebih nyaman menggunakan aperture ring yang clicky.

Bokeh lensa ini saya nilai juga sangat oke, bokehnya mulus dan dreamy di f/1.2  cocok buat foto portrait yang artsy. di bagian yang fokus kalau dari jarak dekat agak sedikit berpendar/glowy.

Kalau di latar belakang ada sumber cahaya kecil seperti lampu-lampu, hasilnya relatif mulus. Kita bisa lihat ada sedikit tekstur seperti irisan bawang dan sedikit outline kalau kita perbesar. Kalau lihat dari jauh agak tersamar.

Lensa ini bukan lensa APO, jadi kita akan menemukan sedikit Chromatic abberation di kondisi kontras, bagi saya, CA ini tidak terlalu mengganggu dan muncul di kondisi-kondisi tertentu saja.

Bagi fotografer Canon EOS R, mungkin akan bingung apakah lebih baik yang 40mm f/1.2 atau Voigtlander 50mm f/1 yang pernah saya review sebelumnya. Saya pribadi melihat 40mm lensa yang lebih fleksibel karena lebih lebar dan f/1.2 cukup bagi saya. Tapi saya juga menyadari ada teman-teman yang ingin bokeh yang se-dreamy mungkin, dan tidak masalah jika harus membayar lebih,  ada Voigtlander 50mm f/1.

Kalau diperhatikan dari fisiknya, lensa Voigtlander 40mm mungkin terkesan jadul dari desain dan hanya bisa manual fokus, tapi secara optik dan komunikasi, lensa ini up to date. Kualitasnya dan hasil lensanya oke. Jarak fokal 40mm juga cukup fleksibel untuk berbagai jenis fotografi, tapi saya pribadi senang menggunakan lensa ini untuk portrait, dan still life.

Tergantung apa sistem kamera kalian, kalau punya berbagai body kamera dan bingung mau beli yang mana, alternatifnya adalah lensa Voigtlander VM untuk leica m mount. Apapun kamera kalian, bisa dipasang dengan adapter. Tapi kalau punya Canon EOS R  saja, ya mending langsung yang versi R.

Jika masih penasaran dengan kualitas lensa ini, teman-teman juga boleh saksikan review lensa Voigtlander yang saya review di channel YouTube infofotografi. Terima kasih telah menyimak, trims sudah like dan subscribe channel infofotografi.

Spesifikasi Voigtländer 40mm f/1.2 Aspherical

  • Bukaan/Aperture : f/1.2-f/22
  • Bilah aperture : 10
  • Sudut pandang : 54.9°
  • Jarak fokus minimum : 30 cm
  • Diameter x panjang : 70.8 x 56.4mm
  • Berat : 400g
  • Konstruksi lensa : 8 elemen dalam 6 kelompok
  • Ukuran filter: 58mm

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment