≡ Menu

OM System resmi meluncurkan kamera Olympus OM-1

Hari ini perusahaan Jepang OM Digital Solutions resmi memperkenalkan kamera Olympus terbaru dan pertama dibawah bendera OM System, dengan nama kamera Olympus OM-1. Kamera dengan sensor Micro Four Thirds resolusi 20 MP yang dibuat oleh OM System ini diposisikan sebagai kamera pro dan menggantikan E-M1 Mk III (2020) yang sebelumnya menjadi kamera terakhir di era Olympus sebelum berganti manajemen ke OM Digital Solutions. Seberapa menarik kamera seharga $2200 ini secara desain dan spesifikasi? Kita simak ya..

Bocoran akan desain dan spesifikasi OM-1 sebetulnya sudah bisa dilihat di beberapa situs web, dan wujud resminya memang tidak berbeda dengan gambar yang lebih dulu beredar. Sebuah kamera mirrorless dengan mount Micro Four Thirds, yang diberi nama dengan inspirasi dari kamera film OM-1 50 tahun yang lalu, namun kini memakai sensor baru sistem stacked sensor dan prosesor dual Quad core dan ada 1053 titik pendeteksi fasa (jenis cross Quad pixel AF) untuk auto fokusnya. Sensor ini juga memiliki 5 axis stabilizer yang bisa efektif hingga 8 stop, dan tersedia mode Hi Res mode 50 MP tanpa tripod, atau 80 MP dengan tripod. AI di prosesor barunya bisa mendeteksi orang, binatang, kereta api, pesawat dsb.

OM-1 tampak depan, dengan sensor Micro 4/3 20MP tampak didalamnya

Kecepatan menembak kamera OM-1 bisa mencapai kecepatan foto 10 frame per detik dengan shutter mekanik, dan luar biasanya bisa memotret hingga 120 fps bila memakai shutter elektronik (atau 50fps bila dengan AF/AE). Urusan merekam video 4K (UHD atau DCI) bisa hingga 60 fps dan video Full HD (1080p) hingga 240 fps. Secara internal, kamera dapat merekam video H.264 (8-bit) atau video H.265 (10-bit). Saat terhubung ke perekam eksternal, OM-1 dapat menampilkan video Raw 12-bit 4:4:4. Dalam mode 10-bit, terdapat pilihan video Hybrid Log Gamma (HLG).

Tampak atas dari OM-1
Tampilan dari layar OM1 saat mendeteksi burung dan mata burung

Spesifikasi lainnya :

  • baterai BLX-1 17 Wh, bisa hingga 520 shot, mendukung USB-C Power Delivery
  • bermacam fitur komputasional (HDR, Live Composite, Live ND, Focus Stacking)
  • sealing bodi rating IP53 (tahan debu, cipratan air dan beku hingga -10 derajat)
  • jendela bidik 5,76 juta dot yang tajam, 120 Hz refresh rate
  • shutter teruji hingga 400.000 kali memotret
  • 2 slot UHS-II SD card
Tampak belakang dengan layar articulated yang bisa untuk vlog atau memotret dengan angle sulit
Menu desain baru

Hadirnya produk flagship Olympus sejak era OM System ini menarik untuk disimak karena OM-1 adalah debut pertama yang akan menentukan kesuksesan OM System dalam menjaga legacy brand Olympus ke depan, ditengah tantangan dari sistem kamera lain yang menawarkan sensor lebih besar, atau dari ponsel yang semakin kuat komputasionalnya. Kekuatan utama yang diandalkan OM-1 yaitu kombinasi sensor+prosesor cepat dan bodi kamera kelas atas, akan menarik untuk kita lihat apakah mampu menaikkan kembali pamor kamera di sistem Micro FourThirds yang sudah lama tidak mendapat ‘penyegaran’ dan terobosan yang inovatif. Kita tunggu saja apakah kamera ini akan masuk Indonesia dalam waktu dekat..

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 4 comments… add one }
  • Komar February 17, 2022, 3:39 pm

    Got it Ko Erwin, Ko Enche…. terima kasih.. jujur aja malah pasar used camera 5-10 jt jd cukup menarik saat ini, pasar yang dulu diisi low segmen. Ngga terlalu ketinggalan teknologi, terutama dari sisi speed atau video.

  • Komar February 15, 2022, 8:02 pm

    Ko Erwin, Ko Enche… tolong diupdate dong artikel rekomendasi kameranya… sama nitip pertanyaan, kenapa yang keluar high end terus ya? Apa produsen kamera lupa cara bikin kamera yg murah dan sederhana ya….? Terima kasih

    • Erwin Mulyadi February 16, 2022, 4:49 pm

      Kemungkinan karena kondisi pasar yg bergeser, sementara mereka tetap harus profit maka jalan paling logis adalah jual yg high-end.

    • Enche Tjin February 16, 2022, 5:59 pm

      Kamera murah dan sederhana mungkin sudah ada dalam bentuk kamera ponsel, sehingga pembeli kamera dedicated mungkin tinggal profesional dan amatir/enthusiasts.

Leave a Comment