≡ Menu

Canon Speedlite E-L5, babak baru flash modern dengan Multi Function foot

Canon di era DSLR punya banyak lini Speedlite seperti 270 EX, 370EX, 420EX hingga 580EX. Di masa keemasan strobist photography, Canon juga meluncurkan flash eksternal dengan kode RT, seperti 600EX RT yang artinya mendukung sistem Radio Transmission. Kini di era mirrorless, Canon mengganti penamaan Speedlite mereka dan memperkenalkan produk pertama bernama Speedlite E-L1, sebuah flash high end dengan banyak fitur dan memiliki baterai Lithium dan walau tanpa kode RT namun tetap bisa dipakai bermain wireless dengan ditrigger oleh flash Canon lain ataupun trigger ST-E3.

Flash Canon E-L5 dipasang diatas kamera Canon R6 II

Di akhir 2022 ini, flash eksternal versi yang agak lebih terjangkau resmi dirilis oleh Canon dan diberi nama Speedlite E-L5. Hadir dengan GN yang sama (GN60) dan baterai yang juga Lithium, Canon E-L5 menjadi produk Speedlite Canon pertama yang sudah berbeda koneksinya ke kamera. Tidak lagi memakai sejumlah pin kontak di hot shoe, tapi kini memakai Multi-Function foot, yang membuatnya (sementara ini) baru bisa dipasang di kamera Canon EOS R terbaru (R3/R7/R10 dan R6 II). Canon E-L5 ini juga tetap mendukung sistem wireless 5 grup 15 channel, dan untuk yang mencari trigger yang paling sesuai, kini juga ada ST-E10 yang juga kakinya berjenis Multi-Function foot juga.

Multi Function foot, pertama ada di E-L5 ini dan hanya bisa dipasang di EOS R3 / R7 / R10 / R6 II

Kelebihan Speedlite E-L5 diantaranya adalah recycle time yang singkat, hanya satu detik di full power (flash lain biasanya perlu 5 detik). Selain itu dia bisa diatur manual power sampai 1/1024 alias menyala sangat redup. Secara fisik, flash eksternal ini juga unik karena dia punya dua lampu LED untuk modelling light, punya tampilan menu layar baru yang simpel, ada kendali joystick dan bodinya juga weathersealed. Selain bisa dipakai di model TTL, flash E-L5 juga bisa di mode Manual dan Multi, serta ada banyak Custom setting yang bisa diatur seperti untuk Rear sync dan HSS. Apa yang tidak ada di flash E-L5 ini? Pertama dia tidak dibekali fitur wireless lama (IR/optik) sehingga tidak bisa dipicu secara wireless oleh built-in flash. Kedua, flash ini tidak lagi punya port lama seperti PC atau power input, karena memang sudah tidak terlalu diperlukan juga di era modern ini.

Baterai LP-EL membuat flash E-L5 lebih siap memotret cepat dan bisa lebih tahan lama

Pemakaian

Kami berkesempatan mencoba sebentar flash E-L5 ini di kamera Canon R6 II. Flash ini bisa dipakai langsung on-shoe di kamera R6 II dan semua fungsinya berjalan dengan normal, seperti TTL, manual dan HSS juga bisa. Baterai Lithium pada flash ini dari dimensinya lebih panjang dari baterai kamera LP-E6 namun tetap bisa diisi daya pada charger baterai kamera. Keuntungan dengan baterai Lithium dibanding baterai AA adalah bisa lebih tahan lama, sekitar 350 kali menyala full power. Flash head di E-L5 bisa zoom dari 24mm hingga 200mm, dan ada wide angle diffuser serta catch-light panel untuk keperluan bouncing flash. Ada juga dua lampu LED kontinu untuk modelling dan kebutuhan AF-assist, sehingga tidak ada lagi bagian merah di depan flash yang dulunya ditujukan untuk AF assist pattern dan IR receiver. Flash head juga bisa diarahkan ke kanan kiri dan atas bawah, bahkan bisa sedikit mengarah ke bawah dan ke belakang.

Menu flash E-L5 baru, lebih simpel dan mudah dipahami

Setelah mencoba flash on-shoe, kami juga ingin mencoba sistem wireless dengan menempatkan flash E-L5 ini diluar kamera. Jadi kami memakai trigger yang dipinjamkan berbarengan dengan flash ini, bernama ST-E10. Berbeda dengan trigger yang selama ini kami tahu (ST-E3), trigger baru ini benar-benar kecil, tanpa baterai dan tanpa layar. Urusan daya hanya memakai baterai kamera, dan urusan layar juga bisa diakses dari kamera (setelah menekan tombol Menu di trigger). Cara ini menjadikan pemakai ST-E10 tidak usah belajar lagi cara memakai triggernya, semua setting dilakukan di kamera. Btw trigger ini punya fungsi yang sama seperti ST-E3 yaitu bisa mengirim perintah untuk flash Speedlite Canon apa saja baik yang E-L1, E-L5 atau flash lama dengan kode RT.

Lampu LINK menyala hijau artinya koneksi dari kamera ke flash sudah terhubung dan flash siap digunakan secara wireless, dengan pengaturan di kamera atau di flashnya

Sistem RT Canon mengenal 5 grup (A sampai E) dan 15 pilihan channel yang beroperasi pada spektrum 2,4 GHz yang lebih umum dan stabil. Karena sudah memakai gelombang RF, maka kehandalan sistem RT tidak diragukan, dia bisa menembus dinding dan bisa menjangkau jarak sampai 30 meter. Proses koneksi antara trigger dan flash juga sangat mudah, asal channel sudah sama maka keduanya akan terhubung dengan indikator lampu LINK menyala hijau.

Sistem RF wireless membuat pemakaian strobist outdoor tetap bisa diandalkan, berbeda dengan cara Infra Red optical wireless di masa lalu

Dari mencoba Speedlite E-L5 secara offshoe memakai trigger ST-E10 di kamera EOS R6 II, kami dapati kenyamanan pengaturan yang bisa dari kamera seperti flash power, zoom, sync sampai Multi bisa diatur cukup dari kamera, bahkan bisa dari aplikasi Android dari smartphone (meski yang satu ini kami belum sempat coba). E-L5 ini bisa diandalkan secara wireless di studio maupun outdoor, dan bagi siapapun pengguna EOS R terbaru yang mau bermain strobist dalam satu ekosistem Canon maka kombinasi trigger ST-E10 dengan flash E-L5 ini adalah pilihan yang pas.

Hasil dengan flash Canon E-L5 secara wireless, memakai Canon R6 II, lensa RF 135mm f/1.8 dan trigger ST-E10

Harga flash E-L5 sekitar 7 jutaan. Untuk belajar flash secara privat di infofotografi, silahkan cek infonya disini.

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment