Beberapa hari yang lalu, ada seorang fotografer semi-pro dengan spesialisasi foto portrait yang belajar privat dengan saya tentang manajemen dan editing foto dengan Adobe Lightroom. Di tengah diskusi, dia melontarkan suatu pertanyaan penting yang jarang ditanyakan.
Bagaimana meningkatkan kualitas foto sehingga hasilnya kesannya mewah dan pada akhirnya dapat meningkatkan fee foto? Bagaimana dengan peran editing? Apakah dengan menguasai foto editing bisa membuat foto berkesan mewah?
Banyak cara untuk menjawab pertanyaan yang menarik ini. Pertama-tama kita kembali dulu ke dasar portraiture. Portrait photography pada dasarnya bertujuan menangkap esensi dari subjek foto termasuk ekspresi, perasaan, kepribadian dan sebagainya. Foto portrait tidak hanya foto glamour (bertujuan untuk menampilkan sisi cantik dari seseorang saja).
Untuk membuat foto portrait yang bagus dan tepat sasaran, kita butuh persiapan, misalnya merumuskan konsep foto, survei lokasi, menetapkan pakaian dan props (alat bantu untuk membantu menjelaskan subjek foto).
Supaya foto terlihat mewah, komposisi foto adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Komposisi foto yang bagus adalah komposisi yang sederhana (simple) terutama latar belakangnya. Sebuah toko yang menjual barang murah, biasanya ramai dan padat sekali susunannya. Sedangkan toko yang mewah dan berkualitas biasanya justru tidak menampilkan banyak barang dagangan di etalasenya.
Untuk komposisi foto juga harus dipikirkan, terutama tentang warna. Warna merupakan alat yang sangat penting untuk melukiskan mood/suasana. Warna sebaiknya jangan terlalu banyak, pilihlah maksimal tiga warna, dan aplikasi warna harus konsisten dari foto ke foto supaya berkesan satu kesaturan tema.
Ngomong-ngomong tentang warna, cari kombinasi warna yang sesuai dengan tema. Jika bingung arti warna, coba cari referensi buku desain tentang teori warna. Dari buku-buku desain kita bisa belajar dengan rinci tentang arti warna dan kombinasi warna.
Lalu apa peran editing? Editing dapat mempermudah kita untuk mengendalikan warna: menonjolkan atau meredupkan warna. Di program seperti Adobe Photoshop / Lightroom atau yang lain, kita bisa mengatur saturasi warna. Kita bisa meningkatkan saturasi warna tertentu dan menurunkan saturasi warna tertentu yang tidak sesuai dengan tema.
Dari foto-foto diatas kita pelajari bahwa foto portrait yang bagus sebenarnya tidak harus modelnya yang cantik atau ganteng, tapi yang penting adalah fotografernya bisa membuat foto yang menceritakan kepribadian dari subjek foto tersebut.
Dengan memperhatikan aspek-aspek diatas, kita bisa meningkatkan hasil foto portrait kita. Intinya sih semakin sederhana, semakin jelas dan bagus foto kita, tapi ironisnya, membuat foto yang sederhana justru perlu persiapan dan kesulitannya lebih tinggi. Meski demikian, saya yakin kita semua bisa dengan rajin belajar dan berlatih.
Selamat Tahun Baru 2012!
Credit photo: Gredy Xu
om enchi mau tanya nih,, foto dengan hasil yang kurang tajam/agak noise/kurang jernih ,apa bisa dibuat jernih gitu ???thanks
Bisa dibantu dengan mengolah di Lightroom
” toko baju mahal ” VS “toko baju murah ” ,…luar biasa … singkat tapi mengena. Thanks. 🙂
salah post (atas) 😀
Mau tnya ni koh..
Sya pke kamera eos 7D kit18-135 koh,, kepngen nyetak ukuran foto yg besar. Ex: 20R, 24R, 30R… Lha, untuk mmperoleh hasil foto + cetakan supaya kualitas gmbarnya baik, gmbr yg dihasilkan lebih detail,dan less noise .. Kira2 kokoh pnya tips2 apa ni? Mohon pencerahannya..:D
Trus ada yg blng ” semakin besar ukuran sensor, biasanya noise performance semakin baik, alias untuk sensitivitas iso yg sama (misal iso 800) kamera dengan ukuran sensor lebih besar akan menghasilkan gambar dengan noise lebih sedikit dibandingkan kamera dengan sensor lebih kecil” lha untuk 7D sendiri itu gmna koh? Apakah sensornya mencukupi?
Trims koh
semakin besar ukuran sensor, biasanya noise performance semakin baik, alias untuk sensitivitas iso yg sama (misal iso 800) kamera dengan ukuran sensor lebih besar akan menghasilkan gambar dengan noise lebih sedikit dibandingkan kamera dengan sensor lebih kecil
Banyak sekali ilmu yang ada bagikan lewat situs ini dan sangat detil sekali, dan saya juga sudah membeli 4 buku karangan anda,…sekarang tinggal praktek yang banyak….!!
Trims Andrianto 🙂
Terima kasih ilmunya Pak enche, jarang ada orang seperti bapak yg mau berbagi ilmu seperti ini. Sangat berguna skali Pak, ilmunya buat para pemula seperti kami.
Pada umumnya tetap pada mata, kecuali fashion, dimana yang penting mungkin bajunya yang harus paling tajam.
P’ Enche.. Mau sedikit tanya, ketika kita mau photo potrait orang, saya masih bingung, focusnya opaling tepat dimana yah.??.. untuk close up, biasanya saya focus di mata orangnya… tapi kalo penuh badan, di bagian dada.. mohon advisenya ..
halo pak enche,
Saya ingin tanya, saat memfoto human interest, aspek2 apa saja yg harus kita perhatikan ? terima kasih
@galih ekspresi, pencahayaan, lingkungan tempat subjek berada. Semua mesti mendukung 🙂
pak Enche, bagaimana cara membuat album foto kolase? software apa yg harus dipakai?
Mantap om.. Semua pelajaran yg om kasi edo serap semuanya…Edo punya buku karya om..”lighting itu mudah”…sangat berguna sekali buat edo.. Edo pengen buku “kamera dslr itu mudah”..sygnya g ada di tempat edo..maklum di kabupaten.. 🙂
Halo pak enche…
Klo say punya D7000 dengan lensa 35mm.. Apakah cocok utk potrait?? Klo utk wedding dan model… Cocoknya pake lensa apa? 17-55 atau 24-70? Mohon infonya… Thanks..
@Erwin, Prema Lensa 35mm bisa dipakai untuk portrait, terutama yang setengah/satu badan. Kalau yang zoom 17-55mm lebih praktis untuk liputan karena cukup lebar. Kalau keperluannya portrait saja, 24-70mm f/2.8 lebih cocok karena sedikit lebih panjang.
pak ence mau nanya nih….utk foto portrait bagus pake lensa 50mm atau 85mm.terimakasih
50mm itu cocok untuk setengah badan, sedangkan 85mm itu cocok buat close-up head and shoulder
om mw nanya …
saya, pake nikon D90 ..
oy, mw buat preweed n’ potrait mending beli lens ap ya???
dari budget yg pas”an sama yg agak lumayan besar … 😛
ngmong”, infonya membantu bngt om enche ..
Thanks infonya….. salam sejahtera.
Bos klo 85mm tandem dgn crop sensor canon cocok ga utk full body portrait?
Agak sempit kalau pakai 85mm, butuh ruang yang cukup besar
mantab 🙂 ilmu foto akhir tahun 2011 nih
Info yg menarik dan berguna
Lensa 50mm atau 85mm (close-up)
sungguh Bang Enche ini sangat menginspirasi saya.
trimakasih ilmu yang dibagikan kepada kami.
saya dari kediri jatim ingin belajar banyak dari anda. apa tidak ada workshop atau seminar ke kota2 kami?
Kalau ada kesempatan kesana pasti saya kabari hehe
mr saya mau nanya,kalau mau ambil foto model bagus pakai lensa yang mana ?
terimakasih yah informasinya…
Sama2, trima kasih atas komentarnya