≡ Menu

Review lensa Zeiss Otus 55mm f/1.4

Desain lensa seringkali dikompromikan kualitasnya dengan berbagai pertimbangan terutama ukuran, berat dan harga. Keluarga lensa Zeiss Otus adalah lensa yang dibuat dengan kualitas tinggi, tanpa ada kompromi. Di era fotografi digital sekarang, kamera yang memiliki resolusi tinggi (24 MP atau lebih) mulai menjamur, dan butuh lensa berkualitas tinggi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Jika kita memasang lensa yang berkualitas rendah di kamera beresolusi tinggi, maka kualitas gambar juga tidak akan optimal, misalnya tidak terlihat tajam. Zeiss Otus dirancang khusus untuk mengakomodir kamera-kamera beresolusi tinggi di era sekarang dan mungkin juga masa depan saat resolusi kamera melebihi 36 MP.

Zeiss Otus 55mm f/1.4. Yang kiri untuk kamera DSLR Canon, yang kanan untuk kamera DSLR Nikon

Zeiss Otus 55mm f/1.4. Yang kiri untuk kamera DSLR Canon, yang kanan untuk kamera DSLR Nikon

Saya beruntung diberi kesempatan untuk mencoba lensa Zeiss Otus 55mm f/1.4 dengan kamera Nikon D600 (full frame 35mm dengan resolusi 24 MP). Kesan pertama saya lensa ini terbuat dari material logam yang sangat berkualitas dan padat. Dibandingkan dengan lensa fix 50-58mm lainnya, mungkin Zeiss Otus saat ini merupakan yang paling besar. Meski demikian, lensa ini tidak seberat lensa zoom telefoto dan masih seimbang saat dipasangkan dengan kamera DSLR tipe semi-pro dan profesional. Lens hood (topi lensa) juga sudah dipaketkan dengan lensa ini dan bahannya dari logam yang kokoh, tidak seperti kebanyakan lensa lain yang mengunakan bahan plastik.

Lensa ini menerima filter ukuran 77mm, yang sangat populer karena kebanyakan lensa-lensa berkualitas tinggi / profesional mengunakan filter thread 77mm juga, sehingga jika Anda telah memiliki filter 77mm, dapat dipasangkan ke Zeiss Otus 55mm f/1.4.

Lensa Zeiss Otus ini adalah lensa manual fokus yang tersedia untuk dua jenis mount: Nikon F dan Canon EOS. Untuk lensa mount Nikon yang saya uji ini, memiliki aperture ring dan marka (tanda) untuk jarak fokus dan zone focus/hyperfocal focus. Marka ini sangat membantu dalam praktik manual fokus. Focus thrownya sangat panjang (180 derajat) sehingga pengaturan manual fokus bisa diatur sangat presisi tidak seperti lensa autofokus pada umumnya.

Tulisan di lensa diukir dan diisi dengan cat kuning. Ukurannya cukup besar, sehingga memudahkan untuk melihatnya di kondisi ruangan yang gelap.

Detail dari lensa. Tulisan di badan lensa diukir dan dicat kuning sehingga kontras dan mudah dilihat di kondisi gelap.

Detail dari lensa. Tulisan di badan lensa diukir dan dicat kuning sehingga kontras dan mudah dilihat di kondisi gelap.

Salah satu keunikan Zeiss Otus dibandingkan dengan lensa manual fokus Zeiss lainnya yaitu mengunakan karet yang tidak bergerigi. Dalam praktik, manual fokusnya menyenangkan dan mulus. Tapi ada juga kekurangan bahan karet, yaitu dibandingkan dengan logam adalah lebih mudah tergores.

Untuk foto pemandangan atau subjek tidak bergerak lainnya, dan dengan bukaan lebih besar dari f/8, saya biasanya mengunakan live view untuk fokus yang presisi. Supaya lebih mantap, saya dudukkan kamera diatas tripod. Jika kondisi cahaya terang, fokus manual dengan live view tidak masalah, tapi kalau kondisi cahaya lingkungan lemah atau gelap, akan lebih sulit, karena banyak noise muncul, sedikit menghambat proses fokus yang akurat.

zeiss-otus-detail
Crop 100% dari foto diatas. Zeiss Otus mampu merekam detail yang sangat halus di bagian yang terang maupun gelap.

Crop 100% dari foto diatas. Zeiss Otus mampu merekam detail yang sangat halus di bagian yang terang maupun gelap.

Sedangkan untuk portrait, biasanya saya mengandalkan tanda fokus di jendela bidik. Di kamera Nikon, disebelah kiri bawah jendela bidik ada tanda panah kiri, kanan dan bulat berwarna hijau. Jika tanda sudah menjadi bulat, berarti bagian yang saya fokus sudah tajam. Dalam beberapa percobaan, manual fokus dengan cara ini tidak sesulit dan selama yang saya bayangkan, dan setelah diperiksa hasil gambarnya, fokusnya akurat.

Seperti yang saya ungkapkan diatas, kualitas gambar Zeiss Otus ini memang mendekati kesempurnaan. Dari bukaan terbesar (f/1.4) sampai f/16 gambar yang diambil tajam, penuh detail dan kontras. Tergantung kamera apa yang digunakan, difraksi mungkin akan membuat hasil gambar berkurang ketajamannya. Untuk sensor full frame yang 24 MP, difraksi akan menurunkan ketajaman foto saat mengunakan bukaan f/13 keatas. Jika mengunakan kamera 36 MP, difraksi akan mulai muncul diatas f/8.

Vinyet (hitam di ujung-ujung foto) terlihat sangat jelas di bukaan f/1.4, dan baru samar-samar setelah f/2.8. Bagi saya tidak terlalu masalah karena vinyet mudah dikoreksi lewat software. Chromatic Abberation/fringing (cacat warna yang timbul biasanya di kondisi cahaya yang kontras) tidak muncul sama sekali. Ada sedikit distorsi tapi tidak terlalu terlihat dan mudah dibetulkan di lens profile di Adobe Lightroom.

Keterangan foto: Atas: Vinyet di bukaan f/1.4, dan bawah f/2.8

Keterangan foto: Atas: Vinyet di bukaan f/1.4, dan bawah f/2.8

 

Crop 100% dari foto diatas, pada bukaan f/1.4

Crop 100% dari foto diatas, pada bukaan f/1.4

Kualitas “bokeh” atau bagian yang tidak fokus sangat mulus dan transisi dari bagian yang tajam ke yang blur juga sangat mulus. Kombinasi bokeh yang mulus dan ketajaman yang tinggi membuat kesan gambar yang tiga dimensi.

Dengan bukaan f/1.4

Dengan bukaan f/1.4

Crop 100% dari foto diatas

Crop 100% dari foto diatas

Dari pengalaman saya yang singkat dalam menguji Zeiss Otus ini, saya merasa lensa ini paling cocok untuk landscape, still life/produk dan portrait. Untuk landscape, penggunaan tripod sangat dianjurkan supaya manual fokus lebih mudah. Untuk foto portrait kesulitannya agak sedikit lebih tinggi dan butuh kesabaran dan ketelitian, tapi saat berhasil, kualitas fotonya mencengangkan, kontras dan detailnya sangat baik dan latar belakangnya sangat mulus. Lensa ini tentunya tidak cocok untuk subjek bergerak seperti fotografi olahraga, satwa liar dan sejenisnya.

Contoh foto portrait di bukaan f/1.4

Contoh foto portrait di bukaan f/1.4

Crop 100% dari foto diatas

Crop 100% dari foto diatas

Bagi penggemar fotografi serius atau profesional yang ingin kualitas teknis foto terbaik, Zeiss Otus 55mm f/1.4 merupakan pilihan yang cocok, apalagi jika dipasang di kamera DSLR beresolusi tinggi saat ini seperti Nikon D810, Canon 5D mk3 dan Sony A7R.

Kelebihan dan kekurangan Zeiss Otus 55mm f/1.4 di mata saya
+ Konstruksi lensa dari logam yang sangat baik
+Kualitas foto sangat tajam dan detail di setiap setting bukaan
+ Mengatasi pencahayaan yang sangat kontras dengan baik
+ Kualitas “bokeh” sangat mulus, memberikan kesan tiga dimensi
+ Tulisan marka jarak fokus, bukaan dan lain lain diukir dan diisi cat kuning, besar dan jelas.
+ Memakai filter 77mm (filter yang cukup umum)
+ Lens hood dari bahan logam
+ Bentuk lensa yang melengkung ergonominya pas dengan bentuk tangan, enak digenggam
+ Mengakomodir kamera beresolusi tinggi (36MP atau bahkan lebih)
– Relatif besar dan berat untuk lensa fix
– Bahan untuk memutar manual fokus dari karet
– Sedikit vinyet (dibukaan terbesar)

Spesifikasi Lensa Zeiss Otus 55mm f/1.4
Berat : Mount Nikon: 970 gram, Mount Canon: 1030 gram
Dimensi : Mount Nikon: 141mm x 92.5mm x. Mount Canon : 144mm x 92.5mm
Jarak fokus terdekat: 0.5 meter
Filter: 77mm
Bilah diafragma : 9 bilah
Rasio perbesaran : 0.15x / 1:6.8
Rentang bukaan : f/1.4 – f/16

Video Zeiss Otus 55mm f/1.4:

Jika membutuhkan lensa ini boleh memesan lewat saya di 0858 1318 3069 atau infofotografi@gmail.com

Dengan filter close up +4

Dengan filter close up +4

dengan filter close up +4

dengan filter close up +4

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 15 comments… add one }
  • Arditya April 8, 2018, 12:14 pm

    Halo!
    Mau tanya koh enche, ada niat untuk beli lensa 55mm nya 7artisans untuk di fuji xt20. Menurut koh enche gimana?
    signifikan ga 50mm dan 55mm perbedaannya?

  • dandy March 30, 2016, 2:25 am

    Zeiss Otus 55mm dipake sama sony a7rii gmn menurut koh enche ?
    dan apakah beda hasilnya dengan memilih Zeiss Otus 55mm bawaan nikon atau bawaan canon ?

    apa ada alternatif selain lensa Zeiss Otus untuk camera sony a7rii ?????

    • Enche Tjin March 30, 2016, 8:50 am

      Boleh, agak berat ke depan, biasanya saya lebih suka yang mount Nikon karena bisa masuk ke mirrorless atau DSLR lain dengan adaptor.

      Alternatifnya Sigma 50mm f/1.4 Art (bisa autofokus), Zeiss 50mm f/1.4 Milvus (ukuran lebih ringkas dan murah). Atau kalau lensa Sony E-mount ada 55mm f/1.8.

  • ferdy February 16, 2015, 2:54 am

    Maaf mau tanya ..
    Masih pemula ..
    pengen ganti lensa nikon D3200 dengan yg lensa fix itu bagus gk ?

    • Enche Tjin March 30, 2016, 8:53 am

      Oke, paling cocok mulai dengan lensa AF-S 35mm f/1.8G

  • Yudhi September 20, 2014, 8:51 am

    Harganya beneran gak tuh, atau salah ketik ya??!..

    • Enche Tjin September 22, 2014, 10:25 am

      Gak salah ketik hehe

  • Ridwan September 12, 2014, 7:36 pm

    Ketajaman dan bokehnya mmg mantep Koh. Nggak ngira di crop 100% bisa setajam itu. Satu kata: WOW!

    Tapi begitu lihat harganya: rasanya seperti bangun dari mimpi yg indah 😛

  • HudanAchmad September 11, 2014, 6:35 pm

    maaf mau tanya, pilih sony SLT a58 atau canon DSLR 600d ? Trims

    • Enche Tjin September 14, 2014, 10:06 pm

      Saya pribadi memilih Canon 600D alasannya lebih ke koleksi lensa dan aksesorisnya lebih lengkap.

Leave a Comment