≡ Menu

Sony A7SIII vs Canon EOS R5 dan R6 untuk foto & video

Tidak bisa dipungkiri tahun ini adalah tahun dimana kamera foto banyak yang bagus juga untuk merekam video, bahkan highlight utamanya adalah spesifikasi di bidang video. Ada tiga kamera yang peluncurannya tidak terpaut jauh, yaitu Sony A7S III, Canon EOS R5 dan R6.

Resolusi foto

Untuk fotografi, yang menang adalah Canon EOS R5 karena memiliki sensor dengan resolusi 45MP, sedangkan EOS R6 hanya 20MP dan Sony A7S III hanya 12 MP saja.

Dengan kamera beresolusi 45MP, memberikan keleluasaan untuk cropping, atau cetak besar sampai.. Sedangkan 20MP .. dan 12 MP hanya bagus untuk sosial media atau cetak panjang 35cm (300dpi).

Resolusi video

Untuk resolusi video juga Canon EOS R5, merupakan kamera foto pertama yang dapat merekam resolusi 8K 30p, dan Super35mm dengan resolusi 5k 60p, R5 diikuti Sony A7S III yang dapat merekam 4K 120p dan R6 yang dapat merekam 4K 60p.

Perlukah 8K? Tergantung kebutuhan, untuk profesional yang menjual video clip mungkin 8K bagus untuk memastikan content yang direkam layak dijual sampai 5-10 tahun lagi. Tapi bagi yang kontennya untuk sosial media, sepertinya 4K sudah cukup baik, karena masih banyak konten sosial media masih sangat baik kualitasnya dalam bentuk Full HD.

Resolusi megapixel sedikit seperti Sony A7S III ada keuntungannya juga, dimana ISO tingginya lebih sedikit noise. A7S III bisa mencapai ISO 409600. Ada kelebihan lain yaitu kualitas video 4K-nya akan lebih tajam dan detail karena tidak ada line-skipping.

Teknologi Sony menyebarkan panas dari sensor-processor ke seluruh bagian body kamera.

Overheating

Tantangan kamera dengan bentuk yang relatif kecil yaitu masalah panas. Saat merekam berturut-turut dalam jangka waktu lama dan kondisi lingkungan yang panas, kamera akan berhenti merekam video karena overheat.

Dalam dokumentasi resmi dari Canon, dikabarkan bahwa Canon EOS R5 bisa untuk merekam 8K sampai dengan 20 menit, Canon EOS R6 30 menit, dan Sony A7 SIII sampai 1 jam.

Untuk mengatasi overheat, Sony mengunakan teknologi heatsink internal tanpa kipas yang menyebarkan panas merata sehingga diharapkan lebih cepat bisa dingin kembali. Sedangkan Canon tidak memiliki sistem pendingin internal.

Tidak lama setelah Canon EOS R5/6 diluncurkan, pembuat aksesoris Tilta mempersiapkan cooling fan untuk EOS R5/6 sebagai solusi membantu pemulihan overheating.

Stabilization

Canon EOS R5/6 membanggakan sistem stabilizer in-body yang mencapai 8 stop dengan beberapa lensa yang compatible. Stabilizer ini bisa dicapai berkat komunikasi lensa ke kamera yang lebih baik dan cepat.

Sedangkan untuk Sony A7S III kualitas built-in stabilization (steadyshot) sampai dengan 5.5 stop dan dibantu oleh electronic/software stabilization dengan sedikit crop. Dari pengamatan saya terutama untuk video, R5/R6 terlihat lebih mulus stabilizationnya dibanding A7SIII.

Menu dan interface

Sony A7S III mendapatkan sistem menu baru yang sekarang ini sudah bisa touchscreen untuk menu dan quick menu (fn), sedangkan Canon mirip sekali dengan sistem kamera DSLR-nya baik menu maupun letak tombol-tombol di body-kameranya.

Menu kamera Sony A7S III banyak mengalami perubahan dari kamera Sony lainnya. Layout-nya yang biasa kategorinya diatas dan horizontal kini jadi vertikal, dan sekarang juga sudah full touchscreen sehingga mencari menu tinggal scroll dan sentuh akan sangat mempercepat.

Sedangkan Canon menu-nya seperti biasa, mudah dipahami dan familiar bagi penggunanya. Secara fisik, tombol dan dial Canon EOS R juga sangat mirip dengan kamera DSLR sehingga kalau kita lihat dari belakang, kemungkinan kita akan mengira kamera ini adalah kamera DSLR.

Media

Untuk media penyimpanan, Sony A7S III memilih 2 SD card, atau 2 CFexpress Type A yang berbagi lubang / slot yang sama, sedangkan Canon EOS R5 memiliki dua memory card yang berbeda, CF Express Type B dan SD card, sedangkan R6 memiliki dua slot SD card.

Dual native ISO

Kamera spesialis video biasanya punya dual native ISO, artinya punya dua ISO yang bisa digunakan untuk mendapatkan hasil gambar terbaik dari segi pengendalian noise dan dynamic range. Sony dan Canon belum mengumumkan adanya Dual native ISO, tapi menurut review Gerald Undone di youtube channelnya, ia memperkirakan Sony A7S III memiliki dual native ISO di ISO 640 dan ISO 16000.

Cinema Camera

Kehadiran kamera foto yang punya spesifikasi video yang tinggi ini mungkin membingungkan teman-teman pegiat videografi secara hobi atau profesional. Tapi kamera cinema seperti Canon C300 mk III yang diumumkan bersamaan dengan R5 dan juga Sony FX9 masih memiliki keunggulan seperti punya body besar, baterai besar, dan kipas internal untuk mencegah overheat, selain itu juga punya port profesional SDI, XLR (untuk audio pro), media CF Express type-B yang lebih cepat dan berkapasitas besar dan ergonomi yang lebih enak dihandle.

Harga dan apakah worth it?

Harga Canon EOS R5 telah diumumkan oleh PT Datascrip yaitu Rp69.883.000 body only atau Rp88.648.000 juta dengan lensa 24-105mm f/4L. Harga Canon EOS R6 Rp 41.8 juta selama promo pre-order, sedangkan Sony A7S III belum diumumkan, tapi di pasar Amerika Serikat telah diumumkan yaitu US$3500 atau sekitar Rp 52jt.

Kamera foto dengan teknologi terbaru semakin naik harganya, dan ini hal yang wajar karena penurunan penjualan kamera-kamera pemula dan compact, mengharuskan pabrikan kamera menaikkan harga kamera kelas atas, selain itu harga produksi, komponen dan kurs juga tidak membantu. Menentukan worth it atau tidak tergantung pada kebutuhan masing-masing.

Kesimpulan

Kamera foto yang memiliki spec video tinggi dengan sensor full frame masih mengalami masalah seperti overheating jika tidak memiliki mekanisme pendingin aktif seperti kipas, hal ini diperparah dengan weathersealing kamera yang tidak menyisakan celah untuk udara bisa keluar dari dalam kamera.

Bagi yang fokusnya di fotografi juga, Canon EOS R5 yang memiliki 45MP sensor akan lebih baik, karena menangkap detail yang lebih banyak dan fleksibel untuk cropping atau cetak besar (70 cm di 300dpi). Sedangkan yang Sony A7S III yang hanya 12MP bagus untuk sosial media, majalah atau cetak sekitar 35cm asal tidak cropping.

Untuk stabilization, Canon EOS R5 & 6 juga memiliki stabilizer yang lebih bagus yaitu sampai dengan 8 stop. Tidak semua lensa yang terpasang akan menikmati 8 stop, tapi lensa-lensa zoom dan tele menengah RF akan menikmati 8 stop, yang super tele 100-500mm akan menikmati 5 stop.

Sedangkan di Sony A7S III, ratingnya sampai dengan 5.5 stop, dan jika membutuhkan stabilisasi yang lebih kuat misalnya saat dibawa berjalan, maka ada pilihan secara digital / software yaitu Active/Standard, yang masing-masing akan melakukan sedikit cropping.

Bagi yang sering motret atau merekam video di kondisi yang sangat gelap, dan sebagian besar merekam video dengan resolusi 4K, Sony A7S III merupakan pilihan yang baik karena ukuran pixelnya lebih besar dan menyerap cahaya lebih baik. Kualitas gambar masih akan tetap bagus diatas ISO 16000.


Ikuti bincang-bincang saya dengan Oom Benny Kadarhariarto di Youtube Infofotografi

Bagi yang ingin belajar fotografi online silahkan periksa jadwal kami di halaman ini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 1 comment… add one }
  • Huda Aulia August 16, 2020, 9:57 pm

    Melihat spesifikasi kamera-kamera diatas dan tren videography atau fotografi sekarang ini yang kebanyakan dinikmati lewat media elektronik, dan tidak butuh megapixel besar, serta file compress sony yang terbukti sangat bagus, harusnya sony A7S III bisa lebih laku ya, apalagi harganya lebih murah dibanding eos R5 dan eos R6

Leave a Comment