≡ Menu

Panasonic Lumix G100 Review – Kamera anti stres

Lumix G100 adalah kamera yang memiliki tagline stress-free vlogging, artinya kamera ini dirancang sesederhana dan se-compact mungkin untuk pengguna pemula dan dilengkapi dengan fitur yang membantu untuk membuat video bergaya vlogging.

Biasanya, vlogger pemula stres jika harus mengunakan gear yang besar dan berat, selain itu merasa ribet kalau harus memasang audio external di atas hot shoe dan clip-on ke baju vloggernya. G100 ini compact dan punya built-in mic yang cukup pintar.

Supaya mudah ber-vlogging, ukuran G100 dirancang se-compact mungkin, dengan berat yang relatif ringan (352g dengan baterai). Layar LCD-nya bisa diputar kedepan, dan autofocus-nya bisa deteksi wajah dan mata.

Susunan tombol dan dial juga ramah untuk pemula dengan tombol record merah yang cukup besar dengan mode dial yang mengikutsertakan mode S&Q untuk teman-teman yang suka rekam video slow motion dengan cepat. Menu di G100 sudah touchscreen dan ada pemisahan yang jelas antara fitur video dan foto menjadikan mencari menu jadi relatif mudah.

Tentang kualitas audionya, Panasonic bekerjasama dengan Nokia untuk membuat built-in mic dengan kemampuan tracking yang menurut saya cukup canggih dan membantu. Saat di set di auto, jika dia mendeteksi wajah, maka dia akan tracking arah suara tersebut dan menolak suara lingkungan dari samping dan belakang, sehingga suara subjek lebih dominan dan bersih. Kita juga bisa mengatur tracking ke arah belakang kamera (back) saat travel jika ingin bercerita tentang pemandangan yang di depan kita.

Kualitas audio yang bisa didapatkan cukup bagus untuk berbagai platform media sosial tapi tidak sekualitas mic external yang terpisah. Saat posisi kamera dekat dengan kita, kualitasnya sangat baik dengan noise yang minimal, tapi kalau posisi kamera jauh, kualitas suara berkurang cukup signifikan. Untungnya kamera ini juga memiliki mic-port untuk memasang external mic jika diperlukan tapi tidak memiliki headphone jack untuk memonitor audio.

Saksikan review dan demonstrasi Lumix G100 di Youtube Infofotografi

Lumix G100 termasuk dalam sistem kamera micro four thirds, maka itu dia bisa ganti lensa sesuai kebutuhan, ini penting untuk content creator yang mungkin kedepannya mau membuat content yang lebih berkualitas dan dengan “look” yang berbeda, misalnya sinematik dengan latar belakang bokeh/blur.

Tripod grip kit, Panasonic DMW-SHGR1 biasanya dipaketkan dengan pembelian kamera. Grip ini sangat membantu saat dilapangan sebagai pegangan, mini tripod dan untuk remote capture (foto & video). Di grip kit ini ada tombol shutter untuk autofokus (saat menekan setengah), record (untuk merekam video) dan sleep untuk “menidurkan” kamera ke standby mode. Sleep mode ini unik dan berguna karena saat kita jalan-jalan jika kamera nyala terus maka baterai akan cepat habis, dengan menidurkan kamera baterai bisa lebih terjaga, dan saat kita perlu merekam foto/video, menekan setengah tombol shutter akan menyalakan kamera dengan cepat. Tripod grip kit ini bukan hanya compatible dengan G100, tapi bisa dipasang di berbagai kamera Lumix lain, diantaranya G9, G95, G85, GH5, GH5s. Saya juga pernah mencoba memasang Lumix S5 dengan lensa 20-60mm diatas tripod kit ini dan hasilnya masih kokoh. Beberapa model tidak bisa dihubungkan dengan kabel karena port-nya tidak sama.

Sistem autofokus Lumix mengunakan teknologi Depth of Defocus (DFD) yang sangat cepat untuk foto dan video, tapi ada kelemahan dimana saat merekam video, jika latar belakang atau depan memiliki elemen yang kontrasnya tinggi maka autofokus bisa “pulsing” atau berdenyut, dan kadang itu bisa mengganggu. Mengatur AF Custom Setting yang tepat dan membatasi area AF akan membantu mengurangi atau mengatasi masalah ini. Setting ini biasanya hanya ada di kamera Lumix keluaran beberapa tahun terakhir. Kuncinya adalah mengatur sensitivitas dan kecepatan autofokus sesuai kondisi. Contohnya kalau subjek cenderung tidak begitu banyak bergerak atau posisi subjek dan kamera cenderung sama, maka sensitivitas bisa diatur agak lambat (Locked-on) dan kecepatan autofokus juga bisa dikurangi sedikit sehingga sistem autofokus kamera tidak begitu agresif untuk mendeteksi fokus secara kontinyu.

Kelemahan kamera ini dibandingkan dengan kamera Lumix G lainnya yaitu tidak memiliki built-in stabilizer di body, tapi untungnya sebagian besar lensa Lumix punya OIS (optical image stabilization) di lensa, dan saat merekam video, ada gyro sensor yang memungkinkan electronic/software stabilizer di kamera yang meski tidak menggantikan built-in stabilizer tapi lumayan membantu menstabilkan footage video.

Sesuai dengan tagline-nya, Lumix G100 adalah kamera yang dirancang untuk vlogging, tapi bukan hanya untuk merekam video, bisa juga untuk memotret seperti layaknya kamera foto pada umumnya. Meskipun berukuran compact, tapi punya berbagai fitur yang menarik yang biasanya hanya dimiliki oleh kamera dengan segmen dan harga yang lebih tinggi seperti jendela bidik elektronik (resolusi 3 juta titik) built-in v-log untuk video.

ISO 200, f/3.5, 1/2500 12mm
ISO 200, f/5.6,1/1250, 22mm
ISO 200, f/5.6,1/250, 22mm

Kesimpulannya, saya sangat merekomendasikan kamera ini untuk vlogger casual, yang tidak mau ribet untuk merekam kegiatan sehari-hari juga untuk content creator di berbagai platform seperti Youtube. Yang bagus dari G100 dibandingkan dengan kamera compact adalah saat merasa sudah siap membuat konten yang lebih berkualitas, bisa upgrade dengan memasang lensa dan mic yang lebih berkualitas.

Spesifikasi Lumix G100

  • 20MP Micro four thirds sensor
  • Video 4K 8-bit 24/30p
  • Video Full HD 60p, 4:2:2 external
  • ISO 200-25600
  • Hybrid (digital image stabilizer)
  • Built-in audio mic Nokia Ozo tracking tech.
  • External mic port
  • Jendela bidik elektronik 3.68 jt titik
  • LCD touchscreen, articulating dengan resolusi 1.8jt titik
  • Memory card slot SD UHS-II compatible
  • Port USB micro B (2.0), HDMI D Micro
  • Wifi & Bluetooth
  • Berat 352g dengan baterai & memory card

Ingin belajar fotografi? Hubungi kami di WA 0858 1318 3069 atau lihat jadwal kami di halaman ini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 1 comment… add one }

Leave a Comment