≡ Menu

Sepuluh kamera paling menarik di tahun 2020

Tahun 2020 bisa jadi adalah tahun yang tidak terlupakan, adanya pandemi dan resesi global yang mengubah banyak rencana bisnis dunia termasuk industri fotografi. Untungnya di tahun 2020 ini tetap banyak diluncurkan kamera baru oleh banyak produsen Jepang dan juga Jerman. Kami di infofotografi biasanya setiap akhir tahun merilis kamera terbaik, namun di 2020 ini kami ubah menjadi kamera paling menarik bagi kami. Salah satu alasannya karena kamera modern semakin spesifik dan niche, tidak lagi bisa dibandingkan satu sama lain. Tidak ada yang sempurna, tiap kamera punya keunggulan utama yang ditujukan bagi orang yang memerlukannya.

Kami di infofotografi telah memilihkan 10 (sepuluh) kamera paling menarik yang dibuat di tahun 2020 ini dan berikut adalah daftarnya :

Panasonic Lumix G100

Kamera Lumix G100 menjadi kamera modern yang ringkas dan ditujukan untuk konten kreator yang mencari kamera sekecil kamera compact/pocket tapi bisa berganti lensa (mengingatkan pada Lumix GM di masa lalu) dan selalu bisa diandalkan untuk selfie dan vlogging. Plus : kecil, ringkas, masih ada jendela bidik, bisa disambungkan ke mini tripod yang ada tombolnya. Minus : tanpa stabilizer di bodi, fitur video 4K terbatas.

Nikon Z5

Meski Nikon sudah mempunyai Z6 dan Z7 dua tahun lalu, tapi hadirnya Z5 sebagai produk Nikon paling kecil dan terjangkau di kelas full frame tahun ini perlu disambut gembira. Hal ini karena Z5 tetap mempertahankan ergonomi khas Nikon, ada dual slot, dan tetap ada stabilizer. Sebagai sensor diberikan sensor 24 MP non BSI, setara Nikon D750 di masa lalu. Minusnya, kamera Z5 ini kecepatan burst nya kurang cepat, dan fitur video yang biasa saja. Cocok untuk yang mencari kamera mirrorless baru dengan sensor full frame tapi dana terbatas.

Fuji X-S10

Dalam lini kamera Fuji X, hadirnya X-S10 membawa desain modern dan agak berbeda dengan desain Fuji X-T, X-E atau X-Pro. Kamera Fuji X-S10 yang bisa dianggap sebagai penerus X-T30 ini punya grip yang dalam, sensor X-Trans dan stabilizer di bodi. Minusnya, X-S10 tidak weatherseal, dan cuma ada satu slot memori. Cocok untuk konten kreator yang suka mengambiil foto dan video vlogging.

Fuji X-T4

Kalau bicara kamera APS-C kelas atas, Fuji X-T4 pasti masuk dalam kelompok ini. Fuji X-T4 semakin menarik karena seperti penggabungan fitur foto di X-T3 dan X-H1. Plus : desain retro khas Fuji, bodi weathersealed, dual slot, layar lipat samping dan ada stabilizer. Minus : harga termasuk tinggi untuk sensor APS-C, grip kecil. Cocok untuk pekerja foto video serius yang ingin memaksimalkan ekosistem lensa APS-C.

Sony A7C

Sony A7C, kamera mirrorless full frame yang baru diumumkan

Sony A7C hadir ketika mirrorless full frame diminta bisa menjadi lebih kecil lagi. Dengan mengambil bahasa desain dari A6400 ala rangefinder, A7C menjaga ukuran kamera tetap ringkas namun punya sensor full frame. Selain ukuran A7C ini lebih kecil (dibanding A7 III) juga ada perbedaan dalam desain layar LCD dan jendela bidiknya. Bahkan A7C punya kinerja auto fokus yang lebih baik dibanding A7 III. Minusnya, tidak ada beberapa tombol C1-C2 dan joystick, dan hanya satu slot SD card (yang uniknya terletak di sisi kiri kamera).

Lumix S5

Kameranya ringkas, fitur fotonya oke, fitur videonya dahsyat. Itulah gambaran untuk Lumix S5, sebuah mirrorless full frame kelas menengah dengan L-mount. Lumix S5 menawarkan fitur high res 96 MP mode, stabilizer, dual slot, 5,9K RAW video out, dan sudah dapat V-Log. Dalam hal auto fokus tracking memang kalah dibanding teknologi PDAF, tapi kecepatan fokusnya termasuk sangat cepat. Cocok untuk fotografer travel, yang mencari kualitas tinggi tapi kameranya ringan. Untuk videografer tidak perlu diragukan, bahkan kamera ini bisa Cinema 4K 60 fps, ada vectorscope dan anamorphic recording.

Nikon Z6 II

Nikon Z6 hadir dua tahun lalu dengan memberi kualitas bodi dan dynamic range khas Nikon dalam bodi mirrorless Z-mount, dan kini Z6 II membawa peningkatan dalam dual prosesor dan dengan dual slot memory card. Plus : kinerja cepat, top status LCD, weatherseal. Minus : layar lipat ke atas tidak semua orang suka.

Sony A7S III

Setelah dinanti selama 4 tahun, Sony A7S kembali hadir dengan generasi ketiganya. Dari awal, A7S memang jadi tool serius untuk videografer dan di Mark III kali ini menawarkan layar lipat ke samping yang memang sedang jadi tren. Plus : rekam video internal 4K dengan 120p. Minus : sensor tetap 12 MP, kurang detail untuk cetak foto ukuran besar.

Canon EOS R5

Canon EOS versi mirrorless full frame semakin banyak pilihan sejak R5 dan R6 hadir di 2020 ini. Keunggulan R5 ada pada resolusi sensor 45 MP, kecepatan motret dan kinerja auto fokus dalam ergonomi yang mantap, banyak dibilang R5 adalah setara DSLR EOS 5D dalam versi modern. Plus : video 8K, speed 12 fps, top LCD, auto fokus Dual Pixel AF. Minus : rekam 8K tidak bisa lama.

Leica Q2 Monochrom

Keunikan Leica Q2 Monochrom ini adalah ketika sensor 47MP di Leica Q2 tidak diberi filter warna sehingga benar-benar sinyal luminance saja yang direkam oleh sensor. Leica Q2 ini memiliki lensa permanen 28mm yang bukaannya f/1.7 dan bisa auto fokus (dibanding Leica M Monochrome, bisa ganti lensa tapi tidak bisa auto fokus). Cocok untuk fotografer yang menyukai fotografi hitam putih yang langsung ‘matang’ tanpa diedit.

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 3 comments… add one }
  • Komar January 14, 2021, 10:44 am

    Salah satu genre yg saya geluti membutuhkan buffer yang luas. Saat ini pakai D750. Beberapa kali missed karena kehabisan napas…. saat ini mempertimbangkan kamera pendamping D750(msh DSLR karena pertimbangan biaya dan lensa yg saat ini dimiliki). Ditawari Nikon D4 kondisi cukup mulus SC dibawah 12k dgn harga sama dengan D750 bekas. Apakah masih worthed kah? Berat dan koneksi wifi tidak terlalu urgent buat saya. Terima kasih….

    • Enche Tjin January 19, 2021, 9:35 pm

      Nikon D4 cocok untuk nafas panjang, salah satu kamera lain yang biasanya banyak dipuji adalah Nikon D500, meskipun sensornya APS-C, atau Z6 II yang buffernya cukup 100 frame lebih tapi budget cukup tinggi.

      • Komar January 20, 2021, 8:11 pm

        Thank you Ko.. z6 belum jadi opsi euy… belum siap dana ngebangun sistem baru. Akhirnya angkat d4, dengan pertimbangan sering foto indoor tanpa flash juga. Sekali lagi terima kasi Ko Enche

Leave a Comment