≡ Menu

Review Fujifilm X-T100 : Kamera mirrorless dibawah 10 juta

Fuji X-T100 adalah kamera mirrorless yang ditujukan kepada fotografer pemula, X-T100 memiliki estetika desain seperti kamera film/analog. Menyasar kaum muda, Fuji X-T100 terlihat stylish dengan berbagai pilihan warna : Champagne gold, Dark silver dan Black.

Pegangan X-T100 datar dan terlihat elegan.  tapi bisa dipasang dengan aksesoris grip tambahan yang tersedia saat membeli kamera. Dengan tambahan grip, pegangan lebih enak dan aman. Berbeda dengan jenis Fuji X-T lainnya seperti X-T2, X-T20 dst, X-T100 memiliki mode dial seperti seri kamera X-A. Boleh dibilang desain kamera X-T100 adalah gabungan dari seri X-T dan X-A.

Yang menarik dari X-T100 adalah layar LCD nya yang bukan hanya bisa dilipat ke atas dan ke bawah, tapi juga bisa dilipat ke samping untuk selfie. Mekanismenya agak berbeda dengan articulating screen, artinya saat memotret low angle, layar kamera tidak perlu di putar ke samping. Menurut saya ini mekanisme yang ideal dan saya berharap kedepannya lebih banyak kamera yang mekanismenya seperti ini.

Saya juga menyukai roda dial sebelah kiri atas kamera yang secara defaultnya adalah pengaturan film simulation. Sayangnya film simulation di Fuji X-T100 belum ada ACROS dan ETERNA yang ada di X-T yang lebih canggih. Sepertinya perbedaan kinerja processor membatasi hal ini.

Yang saya rasakan juga, baterai X-T100 cukup tahan lama. Satu baterai full charge biasanya cukup seharian untuk foto (430 foto per full charge – standard CIPA).

Kinerja Fuji X-T100 pada dasarnya cukup baik tapi bukan yang tercepat dibandingkan dengan seri X-T dua digit (X-T20) dan satu digit (X-T2). Untuk subjek bergerak cepat, kinerja autofokus tidak cukup cepat dan juga nafas (buffer) kurang panjang. Kinerja autofokus juga sangat tergantung dari lensa yang dipasang. Sebagian lensa Fuji motornya agak pelan, contoh 27mm f/2.8. Lensa yang kecil sekali (pancake) dan tajam, tapi autofokusnya agak pelan. Berikut juga 90mm f/2. Sepertinya lensa-lensa baru seperti 16mm f/2.8, 23mm f/2, 35mm f/2 dan 50mm f/2, kinerja autofokusnya sudah cukup cepat.


ISO 1250, f/5.6, 1/125, lensa 15-45mm

Kualitas gambar dan video

Fuji X-T100 memiliki sensor APS-C dengan filter Bayer dengan resolusi 24MP. Kualitasnya kurang lebih sama dengan seri XA. Perbedaan utama X-T100 dengan seri yang X-T yang lebih tinggi dengan sensor X-Trans adalah lebih banyak noise/bintik-bintik saat mengunakan ISO tinggi.

Kualitas gambar juga sangat dipengaruhi oleh lensa yang digunakan. Lensa paket 15-45mm cukup baik di kondisi wide/lebar, tapi saat zoom ke 45mm detail yang tertangkap menurun. Berbeda saat saya mencobanya dengan lensa fix Fuji 27mm f/2.8 dan Fuji XF 90mm f/2, detail yang tertangkap lebih baik.

ISO 400, f/4, 1/140, lensa Fuji 27mm f/2.8

Salah satu fitur menarik dari kamera Fuji pada umumnya adalah pemilihan film simulation. Sebuah proses gambar untuk meniru efek beberapa film Fuji dimasa lalu, diantaranya Velvia, yang membuat foto lebih kontras dan warna yang pekat, Classic Chrome yang memiliki kepekatan warna yang lebih rendah.


Kiri: Provia, ISO 500, f/5.6, 1/100, 34.3mm (ekuiv.Kanan: 51mm).
Kanan:  Provia, ISO 400, f/5.6, 1/210, 32,3mm (ekuiv. 48mm)

Kiri: Classic Chrome, ISO 400, f/6.4, 1/280, 15mm (ekuiv. 22.5mm)
Kanan: Velvia, ISO 400, f/6.4, 1/200, 15mm (ekuiv. 22.5mm)

Kesimpulan

Fuji X-T100 cocok untuk fotografer/videografer pemula yang mencari kamera baru dengan budget yang relatif terjangkau. Saat artikel ini ditulis, X-T100 dan lensa kit (15-45mm atau 35mm f/2) dijual dengan harga dibawah Rp 10 juta. Namun X-T100 tidak begitu cocok untuk pemotretan aksi yang cepat. Bagi teman-teman yang butuh capture moment lebih cepat, X-T20 dan X-T30 yang terbaru akan lebih handal.

Pembahasan dan pengujian Fuji X-T100 dan foto-foto yang lain bisa ditonton di Youtube Infofotografi dibawah ini. Jangan ragu untuk subscribe, like dan comment  untuk mendukung Infofotografi untuk membuat content baru.

Kelebihan Fujifilm X-T100

  • Desain yang menarik (seperti kamera film)
  • Relatif mudah dioperasikan
  • Mekanisme layar LCD yang bisa ditekuk dan diputar ke depan untuk selfie
  • Paket lensa zoom 15-45mm sangat lebar dan tajam terutama di rentang 15-28mm
  • Baterai awet, 430 foto atau 90 menit video
  • Ada mode 4K Burst

Kelemahan Fujifilm X-T100

  • Kinerja agak sedikit lebih lambat dibandingkan seri X-T lainnya
  • Tidak ada film simulation ACROS dan ETERNA
  • Video 4k-nya hanya 15 fps (kurang mulus)
  • Buffer terbatas untuk foto berturut-turut
  • Mic port tidak standard (2.5mm) perlu adaptor

Bagi yang ingin belajar fotografi dan cara mengoperasikan kamera, Infofotografi menyediakan panduan e-book dan menyelenggarakan kegiatan kursus/workshop belajar fotografi.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 11 comments… add one }
  • Hari January 17, 2021, 6:56 pm

    Malam koh, saya sedang mempertimbangkan untuk membeli kamera ini. namun bagaimana bila dibandingkan dengan Fujifilm X-A7, Panasonic GX85, dan Olympus E-M10 mark ii? karena keempatnya sedang dijual dgn harga yang sama.. terimakasih koh

  • Rahmat March 8, 2020, 11:31 pm

    Gan kok banyak yang jual Fujifilm xt 100 kenapa ya

  • Arik November 29, 2019, 11:22 am

    Pagi Om Enche, sy baru order ini kamera lg proses pgiriman k tmpt sy.
    Cm after baca2 review kamera ini krg bagus yah om? hhmm tau sy beli EOS M50.
    Gmn ya om? ada fitur atau kelebihan dibanding mirrorless lainnya ga? soale sy baru pemula, mau nyoba mirrorless, selama ini foto2 pk hp n pk pocket Sony HX90V.
    Terima kasih om.

  • jeremy June 9, 2019, 6:42 pm

    ko mau tanya kalau saya kuliah di jurusan design product saya hanya punya budget 10 juta kamera mana yang mungkin cocok untuk saya biasanya saya lebih sering untuk foto produk street fotography sama foto alam ?

  • Rifki Suharyadi June 8, 2019, 8:52 pm

    Ko, mau konsultasi. Sy punya canon 7D, paling dipake untuk liputan, kadang-kadang juga motretin temen/sodara wedding. pengin ganti ke mirrorles kira-kira yg cocok apa ya? kalau baca-baca referensi sih mirrorles yang punya fitur untuk mematikan mode exposure simulations supaya gak ribet sama flash ya? Thx.

    • Enche Tjin June 8, 2019, 11:04 pm

      Kalau dana cukup banyak bisa Sony A7III, kalau merk Canon ada EOS R. Iya, bisa dimatikan simulationnya kok, jadi gak masalah saat pakai flash.

  • Ari May 19, 2019, 1:46 am

    Ko, mau nanya lensa 7artisans ada crop faktor ga dengan Panasonic lumix g7? Dan untuk food photography lebih cocom 7artisans 35mm f1.2 atau 55mm f1.4? Terima Kasih

    • andy May 28, 2019, 5:47 am

      mkn sedikit membantu jawab, menurut sy apapun lensanya pada m43 akan crop 2x dari Full Frame, krn sensornya sdh crop 2x. Untuk lensa sy prefer 35 f 1.2 , krn di m43 sensornya crop 2x, dan lensa 35 f1.2 mrp lensa ideal untuk melakukan potrait maupun food fotografi, semoga membantu, cmiiw

  • Antok May 18, 2019, 11:24 am

    Selamat siang Om Enche… Mau tanya nih.. Xt100 vs canon m50 lebih recomended mana..dari segi foto, video & AF…. Terima kasih om… Salam hangat

Leave a Comment