Biasanya saya menulis apa yang saya bawa sebelum ke tour fotografi terutama yang panjang dan keluar negeri. Contohnya seperti sebelum ke Yunnan Maret 2014 yang lalu dan ke Kamboja. Tapi kali ini saya menulis setelah saya pulang. Dengan demikian saya bisa cerita pengalaman saya dengan apa yang saya bawa, dan apakah akhirnya banyak digunakan atau tidak.
Nikon D600 : Kamera DSLR ini sudah saya pakai selama dua tahun, cicilan 24 bulan juga baru lunas. Memang kamera ini bukan yang terbaik, ada beberapa kelemahan yang mendasar, dan ada beberapa kamera yang sekarang lebih baik misalnya Nikon D810, D750, Sony A7R, tapi kamera ini ringkas dan ringan untuk traveling dan juga saya punya beberapa lensa Nikon berkualitas untuk dipasangkan.
Nikon 16-35mm f/4 VR : Lensa lebar yang sering terpasang di kamera, biasa saya gunakan untuk motret pemandangan yang luas. Keunggulannya bisa pasang filter (ukuran 77mm) dan ada VR / stabilizernya.
Sigma 70-200mm f/2.8 HSM Macro II : Lensa yang masih menjadi andalan karena kualitas bagus dan tajam. Hampir saya tinggalkan karena beratnya lebih dari 1.5 kg. Sebenarnya alternatif yang saya incar Nikon 70-200mm f/4 VR yang lebih ringan, tapi kalau beli yang baru itu yang ini mau dikemanain. Ada yang mau nampung? Please kontek saya untuk nawar harganya he he he.. Alhasil, saya beruntung bawa lensa ini karena penting untuk beberapa foto, terutama untuk objek yang jauh (gunung) dan portrait. Foto diatas mengunakan lensa ini.
Nikon AF 85mm f/1.4D : Rencananya lensa ini dibawa untuk foto portrait, dan saat jalan-jalan santai di kota tua. Lebih nyaman karena lebih pendek dan ringan daripada lensa 70-200mm f/2.8. Mungkin kedepannya gak dibawa lagi, karena tumpang tindih dengan lensa 70-200mm diatas. Saya gunakan saat di kota tua Lijiang dan Shuhe hari pertama dan kedua. Habis itu lebih banyak disimpan dikoper.
Sigma DP2 Merrill : Sejenis kamera pocket yang bongsor dengan sensor Foveon APS-C dan lensa fix setara 45mm di full frame. Focal length 45mm ini seakan-akan menjembatani lensa lebar saya 16-35mm dan 70-200mm. Kinerjanya super lambat, tapi relatif ringan dan kualitas gambarnya setara kamera DSLR. Kamera ini cukup sering saya pakai karena enteng bobotnya.
Jadi, tidak ada yang mengejutkan diatas, kamera Nikon D600 sudah saya pakai selama dua tahun, lensa-lensa sudah ikut saya 5-6 tahun dan masih oke banget performanya, cuma memang fisik luarnya sudah tidak seperti baru 🙂
Aksesoris yang saya bawa
- Tripod Benro C1680TV1 Tripod Carbon Fiber dengan ballhead berkapasitas maksimal 14 Kg ini kokoh dan cukup tinggi bagi saya.
- Tripod strap Saya mulai mengunakan ini beberapa saat yang lalu, lebih enak dari tas karena tidak perlu bongkar muat tripod ke tas saat hunting. Paddingnya tebal sehingga bahu tidak sakit.
- L-Bracket sangat berguna untuk foto dengan orientasi vertikal saat kamera berada di atas tripod
- Memory card macam-macam, ada yang 32GB, ada yang 16GB dan 8GB.
- Filter ND 10 stop, Polarizer. Cuma kali ini jarang dipakai, cuma sekali dua kali pakai filter ND untuk slow speed air.
- Tas KATA ReportIT 10 : Tas selempang yang ringan tapi bisa muat banyak ini mudah untuk ganti-ganti lensa.
- Laptop : Tadinya dibawa untuk backup tapi ternyata memory card yang dibawa cukup, jadi laptop kebanyakan nganggur, tapi sempat berguna untuk transfer data memory card peserta ke harddisk, dan untuk booking hotel di Singapore saat pulang.
- Tas Thinktank Airport Navigator : Sejenis rolling bag (tas yang ada rodanya), sangat membantu di airport, untuk diisi laptop, charger, lensa-lensa berat, sehingga saat di airport tinggal tarik tanpa sakit bahu.
Tahun ini saya melihat ada perubahan dengan alat-alat fotografi yang dibawa teman-teman. Kecenderungannya ke arah membawa peralatan yang lebih ringan, misalnya ada beberapa yang bawa kamera Olympus OMD EM1 dan EM5, Sony A6000, kamera compact Sony RX100 II dan Leica D Lux 6 (saudaranya Panasonic LX7). Meski demikian, mayoritas tetap lebih banyak yang membawa kamera DSLR.
Belajar dari pengalaman tour ini, dan melirik beberapa teman-teman yang traveling light, saya mulai merasa agak ketinggalan jaman, mungkin kedepannya saya perlu bawa kamera dan lensa yang lebih ringan lagi alias downgrade hehe 🙂
koh…saya pake d7000,
dan saya tertarik sama lensa sigma 18-35
apa ada untuk nikon trus klo ada gimana kira -kira koh…bagus kah ?
Ko enche, nikon 85mm f1.4 d vs lensa 85mm f1.8d. Dan nikon afs 85mm f1.8. Tajam mana klo di posisi f1.8 untuk ketiganya. Mo beli 85mm bingung milihnya. Thanks..
AF-S 85mm f/1.8G aja
Klo nikon 85mm f1.4 d, keunggulannya dimana selain bukaannya yg lebar. Karena harga 2x lipat dari yang 1.8,
Terus terang gak ada, tapi saya malah menemui banyak kelemahannya, misalnya autofokusnya bersuara krek-krek.. dan lambat trutama di kondisi gelap, kadang nyasar atau gagal sama sekali. Lebih berat karena bahannya logam dan cacat warna (chromatic abberation)-nya cukup banyak. Gak tajam kalau digunakan di kamera dengan megapixel banyak (24/36).
Saya pke d7100, 24 mpixel. Awalnya saya pikir lensa afd yg harganya cukup mahal (85mm f1.4 d), jauh memiliki keunggulan dari seri f1.8. Tapi pengalaman Ko Enche sangat membantu saya. Terima kasih saran dan sharingnya.
85mm f/1.4D memang top di jamannya, saat kamera film berjaya, tapi era sekarang lebih baik lensa desain baru (AF-S, G). Semoga sukses 🙂
menarik sekali koh, jadi pengen ikut tour and beli dslr full frame, tp lagi2 mentokk di dana heheh 😛
Manfaatkan saja apa yang ada dengan teknik yang disiplin kualitas gambar juga akan sangat baik.
Ko minta sarannya ya, saya dah punya Nikon D3100 kit 18-55+flash SB900+lampu studio, rencana mau tambah 1 body fullframe dan lensanya utk kebutuhan kerja saya di studio foto & wedding/prewedding/model, dana 35 juta mohon rekomendasinya ko lensanya kalo bisa yg cocok juga utuk D3100 karena kamera tsb tdk ada rencana utk dijual(kamera perintis ko..hehe),trims yah..
Nikon D610+24-120mm f/4 VR+85mm f/1.8G
Pak Enche untuk kualitas gambar dalam ISO tinggi bagus mana antara Nikon D5100 dan Nikon D5200.
Dan saya ingin membeli DSLR tapi bingung untuk menentukan pilihan, pilihan mana yang baik
Nikon D5200 18-55VR + AF-S 50 1.8
Nikon D5100 18-105VR + AF-S 50 1.8
Nikon D3200 16-85VR
atau
Canon EOS 60D 18-55 + 50 1.8.
Terimakasih.
D5100 dan D5200 dari segi kualitas gambarnya kurang lebih sama. Kalau saya pribadi pilih yang Nikon D5100 18-105mm VR dan 50mm
Pak Enche .apakah lensa 18-105 dengan 16-85, ketajamannya berbeda signifikan.
Dan apakah lensa 18-105 sudah cukup bagus untuk kebutuhan sehari-hari.
Gak beda jauh dari ketajaman, 18-105mm cukup baik. Bedanya yang 16-85mm lebih lebar, autofokus dan konstruksinya lebih bagus.
Ko, bikin review ttg Sigma 18-35 f/.8 donk☺. Kata tajem tp koq distorsinya agak tinggi. Kl mmg OK, kan bs ngirit lensa cukup 1, g usah beli prime 20, 24, 28, 30, N 35 krn sdh terakomodir semua. Ama kl pake lensa Sigma for Canon, teleconverternya pake yg pny Canon ato yg pny Sigma, ya, Ko? Ada pengalaman pake salah satu ato dua2nya? Thanks, Ko
Sori, Ko, nanya lg. Tu D600 bs dicicil smp 24 kali tu beli di mn? Bunga 0% ato brp? Kena charge utk pembayaran dgn kartu kredit ga?
Waktu itu di Octagon 0% gak kena charge.
Thanks utk sharingnya Mas Enche, saat ini saya pakai canon 550D meskipun camera murah tp hasilnya cukup baik, mhn sarannya klo saya mau upgrade camera type apa yg bagus tentunya canon jg krn sayang sdh banyak koleksi lensanya (sigma 70-200mm f/2,8, tokina 11-16mm, canon 50mm, 85mm, tamron 17-270mm) apakah koleksi lensa saya itu sdh cukup utk keperluan traveling dan potrait? saya mau tambah koleksi lensa, kira-kira lensa apa yg harus saya beli? Thanks
Hmm, setelah berpikir dua hari dua malam, ada tiga skenario yang saya rekomendasikan:
1. Beli Canon 6D, lensa 16-35mm f/4 IS, jual Canon 550D, Tamron 18-270mm, Tokina 11-16mm : Keuntungan: kualitas foto meningkat, tapi jadi sedikit lebih berat (kombinasi lensa dan kameranya full frame).
2. Jual semua yang berhub dengan Canon, banting setir ke mirrorless: Beli Sony 10-18mm f/4 OSS, 16-70mm f/4 OSS dan 70-200mm f/4 OSS yang nantinya dipasang di Sony A6000. 16-50mm boleh dijual juga.
3. Gak perlu beli beli lagi, dananya digunakan untuk ikut tour tahun depan hehe
Thanks buat sharingnya, Ko. Fotonya jg ksh gambaran lbh jelas lg. Sy skrg pake 70D, lensa favorit skrg Sigma 17-50 f/2.8. Lg kumpul2 duit buat beli Sigma 50-150 f/2.8 krn kata dxo lbh bagus dr pd Sigma 70-200 f/2.8. Tp Koko blg mo ganti jd 70-200 f/4 jd mikir2. Sebenarnya beda jauh ga utk bukaan maksimum f/2.8 N f/4? Secara harga N berat terpautnya jauh. Trus kl buat street photography, apakah lensa fix f/2.8 cukup? Ato perlu yg f/1.4? Thakns, Ko
Bukaan maksimal gak begitu masalah kalau foto landscape yg biasanya ditutup sampai f8, tapi kalau portrait, aksi, f2.8 lebih bagus. Karena saat ini saya kebanyakan traveling maka berat lebih penting dari bukaan besar.
Kl utk street photographynya gmn, Ko? Cukup f/2.8 ato perlu bukaan lbh gede lg? Kl cukup f/2.8, mending pake Sigma 17-50nya aja, walau mungkin kegedean. Ama utk lensa fix smp focal length 50mm dengan bukaan besar, keperluan adanya image stabilizer ngaruh bgt ga, sich? Thanks, Ko
Stabilizer penting jika motret subjek gak bergerak dan kondisi gelap. Kalau subjek bergerak bagus yang bukaannya besar.
Kalau street photo biasanya saya juga pakai bukaan kecil spt f8. Hanya foto portrait closeup saya pakai bukaan besar spt f2.8
saya mau tanya ni mas enche kenapa nikon d3100 klw buat merekam video kok durasi nya hanya 10 menit aja ?
Memory cardnya lambat, perlu yang class 6 minimal. Lebih baik yg class 10 atau 30mb/s