≡ Menu

Foto Hitam Dan Putih Bagi Pemula

Bagi pemula atau sebagian besar penghobi fotografi umumnya enggan untuk serius dengan foto hitam dan putih, dalam pikiran mereka foto dalam hitam putih itu kurang menarik dan membosankan, tidak ada WOW factor-nya.

Seolah olah seperti menonton televisi hitam putih atau film hitam putih bisu jaman dulu, apa lagi sekarang kita hidup di era digital modern dengan teknologi yang canggih.

pic #01

Dalam dunia fotografi, foto hitam dan putih adalah sebuah bentuk karya seni, bahkan sebetulnya juru foto yang terbaik/terkenal lebih banyak bekerja dalam nuansa tunggal (monochrome), dalam sejarah fotografi kita kenal karya-karya Ansel Adams, Edward Weston atau Henri Cartier-Brenson, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain seni foto hitam dan putih ini adalah media dengan sejarah yang panjang, kaya, dan tetap akan selalu abadi.

Penting diketahui, bahwa dengan membiasakan bekerja dalam nuansa hitam dan putih kita akan dapat menjadi seorang juru foto yang lebih baik. Mengapa? Karena kita dipaksa untuk bekerja dan berfikir dengan rasa, komposisi, dan imajinasi yang kuat, memang pada awalnya ini sangat tidak mudah.

Warna memang pengaruhnya sangat kuat, dan cenderung mendominasi foto begitu banyak sehingga sulit untuk melihat unsur-unsur lain seperti nada, kontras, tekstur, bentuk dan kualitas cahaya. Juru foto berpengalaman secara naluriah melihat hal-hal ini, terlepas dari apakah mereka bekerja dalam warna atau hitam dan putih.

Karena kita baru memulai, kita mungkin perlu beberapa panduan dasar untuk melakukannya. Tetapi makin sering kita melakukan maka semua itu akan semakin mudah.

pic #10-1

Ada subjek-subjek tertentu yang selalu berhasil dengan baik dari yang lain dalam foto bernuansa hitam dan putih, umumnya bagi saya adalah subjek lanskap laut dan lanskap gurun karenag mempunyai texture serta gradasi abu-abu yang lebar, subjek potret manusia juga sangat baik dalam nuansa monokhrom, lanscap pegunungan dengan warna warni flora yang cerah dan beragam kadang tidak selalu berhasil dalam warna monokrom. Jika ini adalah pilihan pertama kalinya kita ingin mencoba membidik dalam warna hitam dan putih, maka ini adalah subjek yang cocok untuk di mulai.

pic #11-1

Membidik Dalam Hitam dan Putih
Sebelum era fotografi digital satu-satunya cara untuk bekerja dalam warna hitam dan putih adalah menggunakan film hitam dan putih. Syukurlah, sekarang ini jauh lebih mudah untuk bekerja dalam warna hitam dan putih, hanya dengan memutar tuas Picture Styles di kamera kita sudah bisa langsung bekerja dalam Monochrome.

Kamera dengan viewfinder elektronik akan otomatis menampilkan gambar dalam hitam dan putih, ini sanagat membantu kita melihat bagaimana gambar akan terlihat dalam hitam dan putih, sebelum kita menekan tombol rana. Bila dengan kamera DSLR kita akan mendapatkan efek yang sama pada screen Live View. (Biasakan selalu melihat subjek dalam nuansa hitam dan putih pada kamera)

Saya sarankan, dan ini yang biasa saya lakukan untuk selalu menggunakan format RAW. Karena untuk selanjutnya akan lebih mudah daripada menggunakan format JPEG. Format RAW kadang akan memberikan kualitas gambar yang tidak sebaik format JPG. Dengan RAW data yang kita rekam adalah data-data warna lengkap walaupun di live view kita melihat nya dalam monochrome, sebaliknya dalam format JPEG datanya sudah dirubah menjadi data yang telah terkonversi ke monokrom, jadi kita akan kehilangan data warna yang justru kita perlukan untuk mengkoreksi waran dalam sekala abu-abu

Tetapi jika memang masih pemula dalam fotografi memang mungkin lebih mudah menggunakan format JPEG, karena hasilnya akan sama persis seperti pada waktu kita membidik dalam mode monochrome (tidak berwarna), sehingga kita tidak perlu lagi susah payah menkonversi ke hitam dan putih dan mengatur ulang kembali semuanya dalam foto editor.

Bekerja Dengan Monochrome Mode
Setelah berada dalam mode monokrom kita mempunyai beberapa opsi pilihan tambahan (tiap kamera berbeda-beda). opsi pilihan tambahan ini akan sangat membantu kita dalam mengatur kamera untuk menghasilkan foto yang terbaik. Sangat penting dipelajari betul-betul petunjuk buku panduan kamera anda supaya lebih mudah memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada kamera.

Filter Warna
Penggunaan filter warna adalah kesehari-harian pada era fotografi menggunakan film. Juru foto kerap membeli filter berwarna, dan menggunakannya untuk mengubah nada dalam foto hitam dan putih. Misalnya, jika kita sedang memasukan unsur langit biru, kemudian menggunakan filter Kuning akan membuat langit sedikit lebih gelap, filter Oranye membuatnya bahkan lebih gelap, dan filter Merah juga lebih gelap, begitu pula sebaliknya langit merah akan terekam lebih gelap dengan filter Biru

filter

Bisa juga menggunakan filter Hijau, filter Hijau dapat mengeluarkan detail lebih menonjol untuk subjek hijau seperti daun-daunan didalam hutan. Empat filter warna (merah, oranye, kuning dan hijau) juga sangat berguna sekali bagi kamera digital, sebagai alat pengaturan nuansa hitam dan putih.

Masalahnya pada camera warna digital kita tidak dapat menggunakan filter warna optik pada lensa, ada beberapa kamera digital sekarang ini sudah dipasang filter-filter warna secara built-in (tidak bekerja seperti filter optik), bahkan ada yang ditambah dengan filter ND juga.

Kontras
Jika kita mengambil foto dalam cahaya datar (misalnya, potret seseorang berdiri di tempat teduh) foto mungkin terlihat datar (dua dimensi). Jadi, kita perlu untuk mengkompensasi dengan meningkatkan kontras nya, Kita dapat melakukannya di-kamera dengan pengaturan kontras (umumnya kanera digital dilengkapi dengan opsi ini), atau kita juga dapat melakukan ini di Photoshop atau Lightroom setelah foto selesai diambil.

contrast

Kroping dan Format Persegi
Kebanyakan kamera modern dapat di ubah-ubah aspek rasio nya. Ini sangat menguntungkan kita dalam memilih format yang sesuai dengan suasana atau kebiasaan/selera pribadi kita, misalnya kita sudah terbiasa dengan format persegi karena sering berurusan dengan aplikasi Instagram dengan smartphone, atau kita membutuhkan format lebar karena sering sekali membuat foto-foto lanskap atau panorama. Jika kamera kita memiliki jendela bidik elektronik, maka format aspek rasio nya akan terlihat seperti yang kita pilih dan tentu ini membuat komposisi pada bingkai lebih mudah.

Nada warna dan efek-efek lain
Kita mungkin ingin membuat nada warna dan efek-efek artistik yang ada pada kamera sesuai dengan yang kita sukai. Kamera kita memang bisa meberikan pilihan ini dan kadang akan bagus pada nuansa yang lembut, tapi kadang-kadang kita terlalu mengaturnya sehingga efeknya malah terlau kuat, jadi lakukan lah sekreatif mungkin dengan ber hati-hati.

PostCard-3-sepia

Lumix GX1 – Lumix G Vario 7~14mm @14mm, @f/6.3 (+0.66EV), 1/400s, ISO160

Pada foto kapal ini saya ambil dengan sumber cahay dari belakang pada waktu sunrise sudah agak naik sedikit dari horizon, karena latar belakangnya menjadi terang maka saya buat sekalian Highkey dan untuk lebih nyeni nya saya buat Sepia sedikit dengan Silver Efex Pro2

—-
Belajar foto editing di Infofotografi yuk. Periksa jadwal kursus basic Photoshop atau Lightroom.

About the author: Hendro ‘Momi’ Poernomo adalah seorang Arsitek yang menggemari fotografi dari sejak perkenalannya dengan box camera semenjak kanak-kanak. Jenis fotografi yang disukai cukup beragam, beberapa favorit nya yaitu Street Photography, Landscape, Human Interest, Travel dan kebanyakan foto B&W. Karya-karyanya bisa dilihat di Instagram.

{ 13 comments… add one }
  • pri March 6, 2019, 12:02 pm

    IMHO .. hitam putih direct from camera lebih baik.. usahakan zero editing atau minimized .. http://www.fineart-portugal.com/author/7154 . semoga berkenan.

  • zoel February 8, 2016, 5:57 pm

    mnarik skali tulisannya om. sangat bermanfaat. o ya saya mau belajar fotoshop basic. biayanya brapa ya?

    • Poernomo February 8, 2016, 6:26 pm

      untuk biaya dan jadwalnya bisa klik link nya yang ada di akhir artikel ini, terima kasih

  • Ahmed February 4, 2016, 1:40 pm

    Nice article, it would be helped for new photogfrapher

Leave a Comment