≡ Menu

Review lensa macro Sigma 105mm f/2.8 EX DG OS HSM

Lensa macro selalu menarik untuk dibahas karena kemampuan yang tidak dimiliki lensa biasa yaitu mampu memfokus dengan jarak sangat dekat, sehingga membuat benda yang kecil jadi tampak besar dan berbeda. Lensa macro yang paling optimal memang jenisnya fix, sedangkan kalau ada lensa zoom yang bisa macro itu sifatnya bonus. Kali ini kita bahas lensa Sigma 105mm f/2.8 EX DG OS HSM yang memiliki mount EF (Canon DSLR).

Sigma 105mm f/2.8 DG Macro HSM OS EX

Dari tahun produksinya memang lensa Sigma 105mm yang akan dibahas ini termasuk agak lama, namun dia adalah lensa terbaru di generasi lensa Sigma 105mm for DSLR. Ya, kode OS dan HSM di nama lensa Sigma 105mm ini menandakan teknologi baru dimana OS menawarkan stabilisasi optik, dan HSM menawarkan motor fokus yang senyap dan halus. Lensa yang diulas kali ini adalah mount Canon EF, jadi ini memang lensa DSLR ya, bukan mirrorless. Bagi pengguna mirrorless seperti Sony A7, kalau mau pakai lensa ini tentu perlu adapter.

Fakta-fakta lensa Sigma 105mm ini :

  • bukaan maksimal f/2.8 (9 blade)
  • 13 elemen, 11 grup (2 SLD lens)
  • diameter 62mm ring filter
  • EX : lensa kelas atas dari Sigma
  • DG : dirancang untuk full frame
  • bisa fokus dekat 31cm dari sensor
  • bobot 720 gram

Built quality lensa ini termasuk solid, tertulis kalau lensa ini dibuat di Jepang. Ada ring dan jendela manual fokus yang punya putaran presisi dari 30cm hingga infinity. Ada tuas selektor range fokus juga, berguna bila kita secara khusus ingin fokus dekat saja, atau ingin yang jauh saja. Motor auto fokus HSMnya memang betul senyap namun proses mencari fokus bisa cukup lama karena lensa macro perlu mencari fokus dengan akurasi tinggi.

Saya mencoba lensa ini di kamera Canon 70D, yang sensornya APS-C. Soal fokal lensa, memang lensa 105mm ini akan menjadi ekuivalen dengan 170mm yang enak untuk foto benda kecil, tapi agak sempit untuk foto di dalam ruangan. Saat memakai jendela bidik, Sigma 105mm ini bisa bekerja sama dengan 19 titik fokus di Canon 70D saya. Ketika saya memakai live view, sistem Dual Pixel AF bisa membantu mencari fokus secara cukup cepat dan presisi. Bahkan akurasi fokus saya rasakan lebih baik bila memakai live view. Sayangnya Canon 70D saya belum mendukung servo AF saat live view. Jadi dampaknya adalah saat live view kalau sudah selesai auto fokus dan akan memotret, saya harus menjaga jarak kamera ke subyek jangan sampai berubah sedikit pun, atau fotonya akan blur.

Jarak fokus lensa ini termasuk sangat dekat, 31 cm dari sensor, atau 10cm dari depan lensa dengan fokal 105mm yang cocok untuk outdoor
Hasil foto dari contoh pengambilan di atas

Hasil foto lensa Sigma 105mm ini termasuk sangat baik. Ketajaman, warna, kontras dan bokeh yang dihasilkan sangat enak dilihat. OS-nya cukup membantu mendapat foto tajam saat shutter lambat, meski saat OS bekerja muncul suara dengungan halus yang terdengar dari dalam lensanya. Lensa ini tidak memiliki kekurangan berarti, untuk distorsi bisa dibilang tidak ada sama sekali, vignetting juga minim, dan ada sedikit CA pada bagian kontras tinggi.

Secara umum dengan harga yang ditawarkan, Sigma 105mm ini menjadi alternatif menarik dari lensa macro elite seperti Canon 100mm IS atau Nikon 105mm VR, dengan fitur dan kualitas yang tidak kalah dari lensa yang lebih mahal. Memang untuk era mirrorless sekarang, Sigma sudah membuat lensa macro generasi baru Sigma 105mm Art khusus mirrorless, misal untuk E-mount atau L-mount. Tapi lensa Sigma 105mm EX DG OS HSM ini tetap menarik karena harganya, dan juga fleksibilitasnya (bisa dipasang di DSLR, atau di mirrorless dengan tambahan adapter).

Contoh foto review :

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment