≡ Menu

Review Huawei Mate 40 Pro

Infofotografi kembali mendapatkan kesempatan untuk me-review kamera ponsel anyar Huawei Mate 40 Pro yang baru diluncurkan awal November 2020 dan akan hadir di Indonesia di pertengahan bulan Desember 2020 di Indonesia.

Tentunya saya sangat senang kembali bisa mencoba Huawei Mate 40 Pro secara saya juga masih mengunakan ponsel Huawei P20 Pro. Beberapa tahun ternyata cukup buat Huawei untuk membuat kamera yang jauh lebih bagus dari Huawei P20 yang saya gunakan.

Secara desain, Huawei Mate ini cukup besar, layarnya bergaya waterfall yaitu layarnya melebar sampai ke sisi ponsel, sehingga terkesan layarnya lebih luas dari ponsel dengan layar standar biasa. Sepertinya desain seperti ini adalah tren sebagian besar ponsel menengah ke atas di tahun 2020.

Huawei Mate40 Pro punya pilihan warna, tapi yang masuk ke Indonesia adalah yang mystic silver. Bahannya ini sangat menarik karena jika terkena sinar dalam sudut-sudut tertentu warnanya akan berubah-ubah seperti hologram, memberikan kesan yang futuristik dan mewah. Susunan kameranya di susun di dalam semacam cincin yang diberi nama Space Ring.

Secara spesifikasi kamera, Huawei mengunakan sensor yang sangat besar untuk kelas ponsel yaitu 1/1.28 inci, yang artinya hampir sama dengan kamera compact premium. Arsitektur sensor ini agak unik, yaitu mengunakan filter warna RYYB (Red Yellow Yellow Blue) bukan RGGB (Red Green Green Blue) seperti filter Bayer biasa. RYYB sudah mulai dipakai di seri P30 dan membuat kemampuan kamera ini lebih unggul di kondisi gelap karena warna kuning (yellow) menyerap lebih banyak cahaya daripada hijau. Memang, hal ini ada resikonya yaitu warna-warna tertentu mungkin akan shift/tidak natural, tapi Huawei mengunakan algoritma software yang rumit untuk membuat warnanya terlihat normal.

Kiri: Vivid, kanan: Smooth
Kiri: Tes big aperture mode, kanan: Nostalgia style

Photo Style

Pilihan photo style di Huawei Mate ini cukup banyak, berawal dari Leica Standard, Vivid dan Smooth, kini bertambah banyak misalnya ada style hitam putih kontras tinggi (Impac) dan gaya foto menyerupai film jadul seperti Valencia dan Nostalgia.

Saat menguji performa kamera ini, saya suka mengunakan mode B&W kontras tinggi, terutama saat dipadukan dengan lensa telefotonya terutama untuk subjek abstrak.

BW Impac – kontras tinggi
BW Impac

Periscope Telephoto

Secara tradisi, sulit memasang lensa telefoto di kamera ponsel, karena desain ponsel yang pipih, maka itu kebanyakan kamera ponsel sekarang mengunakan teknologi periscope yang desain lensanya menyamping tidak menonjol keluar seperti periscope di kapal selam.

Ultrawide angle

Ponsel kamera sekarang biasanya juga sudah punya module ultra wide angle, di Huawei Mate ini, ultrawide modulnya lebih spesial karena resolusinya cukup besar yaitu 20MP, bukaannya besar juga f/1.8 dan sensor juga relatif besar. Untuk kondisi cahaya yang tidak terlalu gelap masih mampu menangkap detail dengan sangat baik.

Crop dari foto diatas

Extreme dynamic range

Salah satu kehandalan kamera Huawei Mate40 Pro ini adalah saat menghadapi kondisi pencahayaan kontras tinggi, misalnya saat cahaya di langit dan bumi tidak seimbang, atau saat memotret di interior. Misalnya saat saya memotret di kondisi backlight, kamera secara otomatis menerangi bagian yang gelap sehingga tetap terang dengan detail dan ketajaman yang terjaga dengan baik. Demikian juga saat saya memotret di dalam ruangan, cahaya diluar ruangan terlihat terjaga, tidak over exposure/terlalu terang.

Night Mode

Kemampuan menyeimbangkan kontras ini juga berlaku di kondisi yang sangat gelap, contohnya di malam hari di kondisi pencahayaan yang sangat sulit yaitu lampu toko/jalan yang terang berpadu dengan kondisi subjek yang gelap. Huawei Mate ini mengatasi kondisi ini dengan Night mode, dimana kita harus menahan (tidak menggerakan ponsel) selama beberapa detik.

Hasilnya sangat mengejutkan karena kamera ponsel ini dapat menyeimbangkan perbedaan cahaya yang besar, dan jika mengunakan kamera digital pun harus mengunakan teknik bracketing atau HDR dan tripod untuk mendapatkan hasil yang serupa.

Warna yang dihasilkan terasa lebih netral, sepertinya White Balance kamera lebih memprioritaskan warna sebenarnya, tidak terlalu terpengaruh dengan warna ambient seperti warna kuning di kondisi indoor.

Atas: Normal shot, Bawah: Night mode
Atas: Normal shot, Bawah: Night mode
Atas: Normal shot, Bawah: Night mode

Google & Huawei

Mungkin yang menahan Huawei merajai pasar ponsel di Indonesia adalah absennya Google Mobile System dalam ponselnya, akibatnya tidak ada Google Play store dan beberapa Apps dari Google seperti Gmail, Google search, Map dan Youtube. Tapi sebagai gantinya, Huawei Mate ini mengunakan Huawei Mobile system dan Huawei App Gallery sebagai pengganti Google Play store. Untuk aplikasi resmi semakin berkembang dari tahun ke tahun dan tentunya pengguna Huawei Mate ini bisa menginstall berbagai App dari penyedia pihak ketiga atau membuka aplikasi lewat Browser.

Kesimpulan

Huawei Mate P40 Pro ini cocok digunakan oleh para penggemar fotografi yang kadang juga merekam video untuk sosmed dan butuh perangkat ponsel dengan performa yang tinggi untuk berbagai kebutuhan lainnya. Memang, kendala utama pengguna adalah akan sedikit repot karena tidak adanya Google Play store dan aplikasi Google lainnya built-in, tapi ada cara alternatif untuk menginstall aplikasi kesukaan Anda.

Kualitas gambar ponsel Huawei Mate 40 ditentukan oleh dua hal, ukuran sensor yang besar dengan chipset 5nm yang mutakhir, tidak heran bahwa kualitas gambar yang dihasilkan sangat baik. Dua tahun telah berlalu sejak saya mereview Huawei P20 Pro yang saat itu merupakan ponsel dengan kamera terbaik, dan tahun ini kamera ponsel Huawei masih tetap terbaik yang pernah saya uji.

Tonton juga review saya tentang kamera ini di Youtube Infofotografi

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment