Dibandingkan dengan Canon EOS R yang lain, Canon R8 ini menurut saya akan jadi yang paling populer. Kenapa begitu? Menurut saya, karena R8 punya sensor full frame dan sistem kamera yang canggih di dalam body yang ringkas. Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan Canon R6 II yang memiliki spek. yang mirip.
Sebelum saya membahas kebolehan Canon EOS R8 ini, saya ingin membahas kelemahan R8 ini terlebih dahulu. Body Canon R8 ini mirip dengan Canon Rp, salah satu kamera full frame termurah saat ini, baterainya kecil, tidak ada stabilizer di body, jendela bidik relatif kecil dan hanya punya slot untuk SD card.
Saat pertama saya membaca spek dari kamera Nikon Z8, sekilas saya merasa hubungan antara Z8 dan Z9 seperti Nikon D700 ke D3 di era kamera DSLR.
Tapi setelah meneliti lebih lanjut, Nikon Z8 ini terasa jauh lebih mirip Z9 daripada yang saya duga. Kedua kamera memiliki image sensor yang sama, 45.7 MP stacked full frame sensor dan processor EXPEED generasi yang sama. Jadi secara fungsi, kedua kamera terasa sangat mirip.
Bersama dengan Fujifilm X-S20, Fujifilm mengumumkan lensa baru Fujifilm XF 8mm f/3.5 WR di X-Summit, Bangkok tanggal 24 Mei 2023. Lensa ini unik karena sudutnya yang sangat lebar. Biasanya lensa 8mm sudah termasuk fisheye, tapi lensa ini rectilinear, sehingga garis horizon atau vertikal tetap lurus.
Ukurannya relatif kecil dengan panjang yang hanya sekitar 5 cm, lensa ini bisa pasang filter berukuran 62mm. Biasanya lensa selebar ini bagian depannya cembung ke depan, jadi tidak bisa menggunakan filter konvensional.
Di bodi lensa terdapat ring manual fokus, tapi lensa ini lensa autofokus kok, dan ada aperture ring/bukaan lensa yang bisa kita pilih dari f/3.5-22 dengan pemberhentian setiap 1/3 stop. Seperti biasa, ada pilihan A, atau auto aperture.
Kualitas lensa ini bagus dan tajam berkat elemen aspherical dan konstruksi bodi sudah WR atau weather resistant. Fujifilm juga menyertakan lens hood yang pas dengan lensa 8mm yang kompak ini.
Untuk kualitas gambarnya sangat lebar dan tajam, cocok buat pemandangan dan arsitektur. Untuk lensa ultra lebar seperti ini, pastinya ada distorsi terutama di bagian tepi-tepi foto, jadi hati-hati kalau untuk foto orang karena wajahnya akan miring. Tapi untuk pemandangan seperti langit ya aman-aman saja.
Lalu lensa ini juga oke buat vlogging, karena kalau pakai lensa yang tidak terlalu lebar, sulit untuk memasukan lebih dua orang atau lebih ke dalam frame dan pemandangan di belakangnya juga ketutupan.
Beberapa fungsi video seperti electronic image stabilization, juga membutuhkan cropping sedikit banyak, jadi lensa ini sangat aman karena masih sangat lebar setelah cropping.
Lensa Fujifilm XF 8mm ini telah saya uji kemampuannya di Fujifilm X-Summit dan Fujikina 2023 di Bangkok. Untuk liputannya silahkan tonton videonya di YouTube infofofotografi.
Bertempat di Bangkok, di acara tahunan Fujifilm X-Summit tanggal 24 Mei 2023, Fujifilm merilis kamera mirrorless Fujifilm X-S20 dan lensa Fujifilm XF 8mm f/3.5 WR dan app baru X-App. Di Artikel ini, saya akan review kameranya.
Fujifilm X-S20 termasuk sistem Fujifilm X yang bisa bertukar ganti lensa, dan merupakan kamera generasi kedua dari seri X-S yang dirancang untuk penggemar fotografi, content creator atau fotografer profesional yang membutuhkan kamera yang ringkas tapi berkinerja tinggi untuk foto dan video.
Kamera baru ini menggunakan processor generasi ke-5, menjadikannya setara secara teknologi dibandingkan kamera yang kelasnya lebih tinggi seperti Fujifilm X-T5 dan Fujifilm X-H2.
Processor & Baterai baru
Processor generasi baru ini memungkinkan berbagai keuntungan dibandingkan dengan pendahulunya X-S10 diantaranya peningkatan resolusi foto terutama di ISO rendah, kinerja kecepatan foto berturut-turut mencapai 8fps dengan buffer yang lebih lapang. Sistem autofokus juga meningkat, saat ini bisa mendeteksi lebih banyak subjek foto.
Di mode Auto, deteksi subjek bisa diset secara otomatis. Kamera akan memilih sendiri jenis subjeknya tanpa kita harus repot menggantinya.
Dengan processor baru yang efisien ditambah dengan penggunaan baterai NP-W126 yang besar, content creator dapat memotret atau merekam video kurang lebih dua kali lipat lebih banyak dan lama daripada X-S10.
Selain processor dan baterai baru, ada dua peningkatan lain yang menonjol saat saya menguji kamera ini. Pertama adalah layar monitor yang resolusinya meningkat dari 1 juta titik menjadi 1.84 juta titik, hampir dua kali lipat, layar yang lebih detail dan tajam memudahkan untuk komposisi dan mereview foto. Sayangnya jendela bidik beresolusi sama dengan kamera pendahulunya X-S10 yaitu 2.3 juta titik dengan perbesaran 0.62x.
Kedua adalah slot memory card sudah mendukung memory UHS-II, sehingga mempercepat kinerja saat memotret berturut-turut. Dengan kombinasi processor dan kartu UHS-II yang cepat, kita bisa memotret terus menerus dengan format JPG atau compressed RAW sampai ribuan foto tanpa ada perlambatan. Intinya kamera ini bisa buat ngebut juga misalnya untuk foto olahraga/satwa.
Kualitas gambar
Kualitas gambar Fujifilm X-S20 mirip dengan X-S10 karena menggunakan sensor APS-C 26MP yang identik, tapi berkat processor baru, gambar di ISO rendah lebih jernih daripada sebelumnya. Saat menggunakan ISO rendah seperti ISO 160-400, kamera akan menghasillan foto yang sangat detail dan tajam, di ISO 1250 mulai terlihat kualitas foto menurun dengan munculnya noise dan berkurangnya detail. Di ISO 3200 atau lebih tinggi saran saya lebih baik digunakan di kondisi darurat.
Fitur Video
Di sisi videonya, X-S20 bisa merekam 6.2K, artinya ia dapat menggunakan semua bidang sensor untuk merekam video dengan aspek rasio 3:2. Istilahnya open gate. Keuntungan merekam video 6.2K adalah memberikan keleluasan kepada editor untuk meng-crop video untuk rekomposisi atau untuk menstabilkan footage video.
Selain itu, X-S20 bisa merekam 4K 60p tanpa crop, dan untuk Full HD berguna untuk dijadikan video slow motion yang sangat lambat.
X-S20 kini juga punya headphone jack khusus. dan F Log 2 nya sudah 1 stop lebih baik daripada sebelumnya. Tally Light dan layar ada frame merah juga tersedia, kalau rekam video slow motion framenya warnya hijau. Kedua fitur ini penting supaya creator tau persis kameranya merekam video atau belum.
Creator juga tidak perlu khawatir untuk merekam video dalam jangka waktu lama karena X-S20 tidak membatasi waktu perekaman video lagi, sehingga bisa merekam lebih dari 30 menit untuk satu file video. Jadi yang membatasi durasi video sekarang hanya kapasitas memory card dan baterai.
Overheating yang jadi masalah di kamera compact dengan video spek tinggi seperti kamera ini untungnya tidak menjadi masalah saat merekam video untuk content seperti 4K atau Full HD. Saat merekam video saya tidak merasa kamera ini terlalu panas seperti saat menggunakan X-S10. Saya sempat menguji dengan merekam video berturut-turut selama kurang lebih 1.5 jam dengan kombinasi video 4K dan full HD di suhu ruangan sekitar 25 °C dan aman-aman saja sampai 1 baterai habis. Kamera terasa hangat tapi masih wajar.
Tapi untuk video 6.2K kamera akan berhenti karena overheat sekitar 30an menit. Tapi kalau kita pakai aksesoris cooling fan, kurang lebih bisa 70-an menit sesuai tes dari Fujifilm.
Kinerja autofokus
Kinerja autofokus X-S20 juga sudah ditingkatkan lagi dibandingkan X-S10. Kinerjanya mirip dengan Fujifilm X-H2 yang sudah pernah kami review. Yang pasti deteksi subjeknya sangat baik bisa mendeteksi subjek manusia meskipun wajah tidak terlihat misalnya saat membelakangi kamera.
Kadang-kadang fokus bisa hunting sesekali juga, tergantung bagaimana skenario dan kualitas dari motor lensa. Lensa-lensa Fujifilm dengan Linear motor akan lebih cepat dan aman untuk tracking subjek bergerak cepat.
Stabilisasi
Fujifilm mengumumkan kinerja stabilizer untuk fotografi meningkat dari enam menjadi tujuh stop. Untuk mencapai tujuh stop sepertinya sangat tergantung dari lensa yang digunakan dan juga kestabilan teknik fotografernya. Saya pribadi hanya mendapatkan sekitar dua sampai tiga stop atau setengah detik saat menggunakan lensa 8mm. Saya sempat mencoba dengan lensa 18-55mm OIS dan saat di zoom ke 55mm mendapatkan gambar yagn stabil kurang lebih empat stop atau sekitar 1/8 detik, tidak jelek sebenarnya. Kalau pakai lensa yang lebih telefoto lagi mungkin akan lebih mendekati 7 stop.
Stabilization untuk video ada (IBIS, OIS) untuk pergerakan yang sedikit saja, masih oke, tapi kalau untuk video dimana kita jalan-jalan dengan cepat, hasilnya akan bergelombang, tidak semulus dibandingkan dengan menggunakan gimbal.
Kesimpulan
Dari kelebihan-kelebihannya,kamera ini cocok untuk penggemar fotografi atau profesional yang menginginkan kamera yang fleksibel, berkinerja tinggi tapi memiliki ukuran yang ringkas dan ringan.
Menurut saya, Fujifilm telah mendengarkan keluhan pelanggannya dengan baik dan meresponnya dengan meningkatkan processor dan baterai di X-S20, yang keduanya merupakan kelemahan utama yang sering dikeluhkan dari kamera pendahulunya Fujifilm X-S10.
Dibandingkan dengan seri X-H, X-S20 masih punya kelemahan yaitu tiadanya weathersealing, dan hanya memiliki satu slot memory card, sehingga fotografer profesional perlu agak waspada saat bekerja di situasi dan kondisi yang sulit.
Kesan pertama dan Review Fujifilm X-S20 telah tayang di channel YouTube infofotografi
Sony ZV-E1 yang diumumkan akhir bulan Maret 2023 telah hadir di pertengahan Mei 2023 di Indonesia dengan Rp34.999.000. Pembelian secara pre-order dapat dilakukan mulai dari tanggal 12 Mei – 4 Juni 2023 di seluruh Sony Authorized Dealer. Untuk pembelian pada masa pre-order, Sony menawarkan promo khusus berupa PWP Cashback hingga Rp3.300.000 untuk lensa SEL24F14FM, SELP1635G, SEL2070G, dan shooting grip GP-VPT2BT. Sony juga menyiapkan Sony Limited Jacket eksklusif bagi pelanggan yang melakukan pembelian pada masa pre-order.
Kelebihan dan teknologi Sony ZV-E1 dapat di baca di artikel ini.
Spesifikasi utama Sony ZV-E1
12MP Full-Frame Exmor R CMOS Sensor
UHD 4K 120p / FHD 240p / 10-Bit 4:2:2
ISO 80-409600
Ai Autofocus system
5-Axis SteadyShot Image Stabilization
15+ Stops Dynamic Range, AI Auto-Framing
Multi-Face Recognition, Time-Lapse
Product Showcase Setting
S-Log3, S-Gamut3, S-Cinetone, User LUTs
Extended ISO 80-409,600
Internal Mic + Inputs, USB Streaming
1 SD card slot
Fitur-fitur ZV-E1
Kamera vlog dengan lensa yang dapat ditukar full-frame terkecil dan teringan di dunia ii
Sensor CMOS Exmor R™ back-illuminated full-frame dengan 15+ stop garis lintang dan
sensitivitas tinggi
Sistem E-mount Sony
Mesin pemrosesan gambar BIONZ XR™
Real-time Recognition AF berbasis AI 3 dan Real-time Tracking yang Tangguh 4
4K 60p, 4K 120p yang Dapat Ditingkatkan 5
Cinematic Vlog Setting 6 termasuk S-Cinetone
Stabilisasi gambar optik 5-sumbu dalam bodi dan stabilisasi Mode aktif Dinamis v
Framing Otomatis 7 dan Framing Stabiliser viii berbasis AI
S-Gamut3.Cine/S-Log3 dan S-Gamut3/S-Log3
Fungsi Breathing Compensation 8
Product Showcase Setting 9 dan one-touch Bokeh Switch
Mikrofon 3 Kapsul Cerdas dengan direktivitas variabel
Layar LCD sentuh vari-angle untuk memudahkan pemantauan
Konektivitas smartphone yang mudah dan stabil
Didesain dengan mempertimbangkan keberlanjutan
Pembahasan detail tentang kamera Sony ZV-E10 di YouTube infofotografi
Hari ini PT Datascrip bertempat di Black Owl Kelapa Gading Jakarta, secara resmi menjual produk kamera full frame baru yaitu Canon EOS R8, sebuah kamera 24 MP yang menawarkan fitur fotografi dan videografi lengkap dengan ukuran yang ringkas.
Professional Videographer berfoto bersama saat acara peluncuran Canon EOS R8 di Jakarta (8/5). Kamera full-frame paling ringan dalam sistem EOS seri R Canon ini dibekali dengan fitur dan teknologi terkini seperti teknologi Dual Pixel AF II yang cepat dan presisi, serta kecepatan continuous shooting hingga 40 fps.
“Kamera dengan ukuran sensor yang besar terkadang membuat bodi kamera menjadi tidak ringkas. Namun dengan EOS R8, para profesional dapat memanfaatkan kualitas full-frame dengan perangkat kamera yang ringkas dan ringan, memberikan keleluasaan untuk pengambilan gambar saat menjelajah kota hingga merekam aktivitas sehari-hari,” ujar Monica Aryasetiawan – Canon Business Unit Director PT Datascrip.
Dalam aspek fotografi, sensor 24 MP full frame di EOS R8 diyakini mumpuni untuk kebutuhan hobi hingga kerja seperti pekerja wedding, dengan dukungan fitur Dual Pixel AF khas Canon, dan khusus pada EOS R8, sistem AF-nya juga sudah dibekali dengan EOS iTR AF X, teknologi cerdas yang dapat mendeteksi dan melacak wajah, mata, dan tubuh pada orang dan hewan (anjing, kucing, dan burung), serta kendaraan (mobil dan sepeda motor). Termasuk mengidentifikasi subjek lain dan “mengunci” subjek menggunakan karakteristik, seperti bentuk, warna, dan kecerahan.
Kamera berbobot 461 gram ini juga sudah dilengkapi dengan Multi-Function Shoe, LCD layar sentuh vari-angle berukuran 3,0 inci dan memiliki 1,62 juta titik. EOS R8 dilengkapi dengan konektivitas yang beragam, seperti port USB C, Bluetooth, dan koneksi WiFi yang bisa digunakan untuk transfer data, kontrol jarak jauh dengan aplikasi Camera Connect.
Dukungan prosesor Digic X yang kencang membuat EOS R8 mampu menangani data besar seperti continuous shooting dengan shutter elektronik hingga 40 foto per detik, atau merekam video 4K 60p tanpa crop hingga 30 menit tanpa kuatir dengan overheat. Bahkan dalam pilihan videonya, ada juga opsi 10 bit 4:2:2 dan Canon Log 3 untuk fleksibilitas post processing dan grading yang profesional.
Focus Breathing Correction: Fitur ini berfungsi untuk mengurangi perubahan sudut pandang yang tidak diinginkan selama transisi fokus. Hal ini memberikan kontrol yang lebih besar terhadap transisi fokus yang sangat penting untuk ekspresi subjek.
False Colours and Zebras: Fitur ini berfungsi untuk memudahkan pengaturan tingkat kecerahan tertentu, termasuk pencahayaan dalam kondisi yang sulit.
Aspect Marker Display: Fitur ini berfungsi untuk pembingkaian rasio video sesuai dengan kebutuhan, seperti dimensi ratio untuk kebutuhan di media sosial (1:1), (16:9), dan sebagainya.
UVC (USB Video Class)/UAC (USB Audio Class): Fitur ini berfungsi untuk transmisi langsung audio dan video Full HD (plug-and-play) ke PC hanya dengan koneksi USB; ideal untuk live streaming.
Sebagai lensa kit baru, diperkenalkan juga lensa RF 24-50mm f/4.5-6.3 IS STM yang ringan (210 gram) dan pendek. IS di lensa ini bisa mencapai 4,5 stop efektif dan bila dipaketkan dengan EOS R8 harganya Rp. 35.799.000,- (harga lensa ini sendiri adalah Rp. 5.499.000, sedangkan harga R8 body only Rp. 31.299.000). Namun bila membeli di periode promo sampai akhir Mei 2023, harga kamera R8 body only Rp. 25.999.000 dan kit RF 24-50mm Rp. 29.999.000). Datascrip memberi bonus baterai LP-E17 untuk setiap pembelian EOS R8.
Tampak pada gambar (kiri-kanan): Aldo Sinarta – Professional Photographer, Danni Nahason – Assistant Marketing Manager Canon Business Unit PT Datascrip, Monica Aryasetiawan – Canon Business Unit Director PT Datascrip, Syailendra Kamdani – Head Of Marketing Canon Business Unit PT Datascrip dan Jibril Fitra Erlangga
Setiap tahun, Samsung secara konsisten mengembangkan kamera di ponsel flagshipnya. Di tahun 2023 ini, kita berkesempatan menguji beberapa modul kamera di Samsung S23 Ultra yang salah satunya mampu merekam foto 200 Megapixel. Seperti ponsel kelas atas pada umumnya, S23 ini punya beberapa modul kamera & lensa, dan karena ini versi Ultra, maka modul kamera & lensanya ada empat pasang, paling banyak dan paling lengkap dibandingkan ponsel Samsung type lainnya.
Kamera utama, berlensa lebar, ekuivalen 24mm dengan sensor yang sangat besar untuk kelas kamera ponsel yaitu 1/1.3″, hampir 1 inci seperti kamera digital compact premium. Bukaannya juga sangat besar yaitu f/1.7 dan Resolusi maksimalnya 200MP tapi output secara default-nya adalah 12MP. Mengapa? karena 12MP ini hasil penggabungan 16 pixel jadi 1 supaya hasilnya tajam maksimal di tingkat pixel, dan rendah noise.
Saksikan review Samsung S23 Ultra di Youtube infofotografi[continue reading…]
Setelah menerbitkan video review Canon EOS R50, saya mendapatkan pertanyaan bagaimana R50 jika dibandingkan dengan kamera Sony ZV-E10. Saya tidak heran karena harga dan kelas kedua kamera tidak terpaut jauh. Keduanya membidik content creator pemula yang membutuhkan kamera yang memiliki kualitas foto dan videografi yang bagus untuk membuat konten di media sosial.
Dari spesifikasinya, banyak hal yang sama dari kedua kamera. Canon EOS R50 yang hadir belakangan, sepertinya memang telah mempelajari manuver Sony dan dan R50 merupakan respon dari Canon di kelas kamera mirrorless pemula ini.
Kedua kamera memiliki sensor APS-C dengan resolusi 24MP, mampu merekam video sekualitas 4K 30p dan FULL HD 120p (4x slow motion). Keduanya punya layar putar, berganti lensa, dan punya mode Auto untuk foto dan video yang memudahkan untuk membuat konten.
Perbedaan utama mungkin adalah konsep desainnya, Canon R50 terlihat seperti kamera foto dengan gaya SLR, lengkap dengan jendela bidik dan lampu kilat di bagian atas kamera, sedangkan Sony ZV-E10 memiliki gaya rangefinder dengan bagian atas yang flat/rata tanpa ada jendela bidik. Sebagai gantinya ZV-E10 memiliki panel microphone 3 capsule yang lebih canggih dan menangkap suara dengan lebih baik dari berbagai arah, dan Sony juga punya headphone jack untuk monitoring audio. sedangkan R50 hanya memiliki mic jack.
Dari desain bodi kamera ini, terlihat bahwa Sony ZV-E10 lebih fokus untuk pengguna video daripada Canon EOS R50 yang melayani foto dan video secara seimbang.
Menilai dari ekosistem lensa, Canon EOS R50 menggunakan R-mount, yang sama dengan sistem kamera mirrorless Canon EOS R yang pada awalnya dikenalkan Canon sebagai sistem kamera mirrorless dengan sensor full frame (yang lebih besar dari sensor R50). Lensa-lensa Canon EOS RF yang dirancang untuk image sensor full frame bisa dipasang di R50, sama seperti lensa Sony FE bisa dipasang di ZV-E10 karena menggunakan Sony E-mount.
Bedanya adalah jumlah lensa Sony saat ini jauh lebih banyak plus lensa dari pihak ketiga seperti Tamron, Sigma, Samyang, Viltrox, Meike dan lain-lain.
Keunggulan dari Canon adalah secara antar muka lebih mudah digunakan. Artinya desain menu, pilihan nama menu, deskripsi dan ilustrasi lebih simple dan mudah dipahami pemula. Selain itu layar monitornya lebih tinggi resolusinya sehingga lebih jelas dan mudah memeriksa hasil foto/video.
Karena banyak kemiripan antara keduanya, memilih yang mana tergantung dari kesukaan dan kebutuhan masing-masing. Fotografer yang sesekali merekam video untuk memperkaya konten media sosialnya mungkin akan lebih cenderung suka Canon R50 karena punya jendela bidik dan built-in flash, sedangkan content creator yang fokus 80% ke video atau lebih mungkin akan lebih cenderung senang dengan kelengkapan fitur video yang dimiliki Sony ZV-E10.
Di pertengahan bulan April 2023 ini, Canon EOS R50 telah hadir di Indonesia Kamera ini dirancang untuk content creator pemula yang ingin mulai berkarya baik foto maupun videografi.
R50 ini adalah kamera mirrorless dengan sensor APS-C dan resolusi 24MP. Sekilas kamera ini mirip sekali dengan Canon M50. Perbedaan utamanya adalah mounting kamera ini EOS R bukan EOS M, sehingga kita tidak bisa memasang lensa Canon EOS M ke kamera ini. Sesuai dengan namanya, Canon R50 ini bisa dipasang dengan lensa Canon RF atau RF-S, seperti di era kamera DSLR ada Lensa EF dan EF-S.
Canon R50 dipaketkan dengan lensa RF-S 18-55mm f/4.5-5.6, lensa yang sangat ringan dan compact. Desainnya collapsible, sehingga saa disimpan tidak makan tempat.
Setelah mencoba beberapa hari dan untuk memotret beragam subjek, saya merasa kamera ini sangat cocok untuk pemula. Mode otomatisnya cukup pintar untuk mengenali berbagai skenario sehingga untuk menghasilkan karya yang keren memungkinkan tanpa harus belajar teknik dasar foto maupun videografi terlebih dahulu.
Kehadiran kamera Sony ZV-E1 mungkin akan membingungkan content creator karena kamera ini menggunakan image sensor yang sama dengan Sony A7S III dan FX3, yaitu sensor 12 Megapixel. Selain sensornya, sebenarnya banyak perbedaan diantara ketiga kamera tersebut.
Sony ZV-E1 – Kamera content creator dengan sensor full frame
Sony ZV-E1 dirancang untuk content creator yang membutuhkan kamera yang praktis untuk membuat konten video, oleh sebab itu, banyak fitur otomatis yang membantu alur kerja seperti sistem autofokus “Product showcase”, “Defocus background”, “Cinematic Auto” dan kombinasi Creative Cinematic look and mood. Dengan adanya fitur-fitur otomatis mempersingkat waktu dan memudahkan content creator untuk membuat konten secara mandiri.
Kami mempersilahkan teman-teman yang berniat mengutip sebagian isi dari situs ini dengan syarat memberikan link-back ke infofotografi.com atau mencantumkan situs ini didalam referensi/daftar pustaka bila digunakan dalam media cetak/tulis.
Recent Comments