≡ Menu

Kamera X-T dua digit seperti Fujifilm X-T50 populer bagi fotografer amatir sampai profesional karena bentuk desainnya compact dan harganya relatif terjangkau. Seri X-T50 sejarahnya cukup panjang, bermula dari Fujifilm X-T10 (rilis tahun 2015)  yang pada saat itu sangat populer di Indonesia. Fujifilm memperbaharui seri kamera ini beberapa kali: Fujifilm X-T20, X-T30, X-T30 mark II. Dari X-T30 II, penamaan Fujifilm-nya langsung lompat ke X-T50. Mungkin Fujifilm sengaja menghindari angka 4 yang sering dianggap angka sial, atau bisa juga karena ada lompatan teknologi yang cukup signifikan.

Sesuai namanya yang punya angka lima-nya, X-T50 memang setara dengan X-T5 dan X-H2. Sama-sama memakai processor generasi ke-5 dan image sensor 40mp BSI X-Trans APS-C. Resolusi 40MP ini tertinggi di kamera APS-C saat ini.

[continue reading…]
{ 2 comments }

Lensa-lensa dari Pabrikan Tiongkok biasanya manual fokus, tapi dalam beberapa tahun terakhir mulai banyak yang membuat lensa autofokus untuk kamera mirrorless. Salah satu pabrikan yang membuat lensa autofokus yang harganya terjangkau adalah Meike.

Meike 55mm f/1.4 yang saya review kali ini adalah lensa untuk kamera APS-C. Tersedia untuk Fujifilm, Sony E dan Nikon Z.

Prototype lensa ini sebenarnya sudah dipamerkan akhir tahun 2023 di pameran fotografi, dan baru jadi sekitar bulan Februari 2024 yang lalu. Tapi karena kesibukan dan trip ke Jepang dan Bali, saya baru sempat mencobanya akhir bulan April ini.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Halo teman-teman infofotografi, saya ingin mengajak kalian untuk jalan-jalan & moto-moto lagi ni. Destinasi Musim gugur 2024 ini adalah ke beberapa lokasi yang menarik di provinsi Yunnan, RRT (Republik Rakyat Tiongkok) selama delapan hari, dari 19 – 26 Oktober 2024.

Black Dragon Pool, Lijiang, Yunnan – Foto oleh Enche Tjin

Yunnan merupakan salah satu provinsi yang terletak di barat daya Tiongkok dan berbatasan langsung dengan beberapa negara Asia tenggara seperti Laos, Myanmar dan Vietnam. Penduduk Yunnan banyak yang berasal dari suku minoritas yang masih mempertahankan budaya mereka, oleh sebab itu kita bisa menyaksikan budaya yang berbeda-beda sepanjang perjalanan.

Dalam perjalanan kali ini, kita akan mendapatkan berbagai pengalaman yang bervariasi dan menarik. Diantaranya :

  • Pemandangan alam : Stone Forest (hutan batu besar), Jade Dragon Snow mountain (pegunungan es) dimana kita akan menjelajahi daerah lembah dan daerah puncak yang dipenuhi oleh salju abadi.
  • Jelajah kota tua : Beberapa kota tua yang dulu sangat ramai sebagai tempat transit jalur perdagangan teh antara Cina dari barat : Lijiang, Shaxi, Dali (dulunya kerajaan independen yang di feature dalam seri TV/film “Pendekat dari negeri Tayli/Semi God & Demi Devil/18 tapak penakluk naga).
  • Menyaksikan pertunjukan budaya di Jade Dragon (Yulong) snow mountain yang disutradarai oleh sutradara terkenal Zhang Yimou yang sering mengkoregrafi acara  olahraga kolosal seperti Olympiade.
  • Cruise di danau Erhai di Dali yang indah dengan pemandangan Changshan di latar belakang dengan burung-burung camar sebagai foregroundnya.
  • Pengalaman naik high speed train dari ibukota ke Yunnan ke Dali dan dari Lijiang ke Kunming kembali.

Apakah kalau yang tidak hobi atau tidak bisa fotografi boleh ikut?

Boleh, jika Anda ingin mengajak teman/partner yang tidak suka fotografi, tapi suka jalan-jalan, tidak masalah, tetap boleh ikut dan mereka akan menikmati perjalanan ini juga. Juga tidak harus membawa kamera profesional, memotret dengan ponsel atau kamera pocket juga diperkenankan. Bagi yang ingin belajar, saya (Enche Tjin) akan memberikan masukan tentang setting kamera dan komposisi di lapangan.

Apa bedanya tour ini dengan tour wisata pada umumnya?

Tour wisata pada umumnya berfokus pada “check list” alias memiliki target untuk mengunjungi banyak tempat dalam waktu sesingkat mungkin. Tour wisata seperti itu akan menghabiskan banyak waktu di moda transportasi seperti bis, pesawat, di guide untuk shopping di toko-toko yang menjual suvenir dengan harga tinggi dan waktu bebas yang sedikit untuk menikmati suasana, pemandangan atau kegiatan memotret . Di tour infofotografi ini, teman-teman bisa lebih rileks dan enjoy dalam menikmati perjalanan dan banyak waktu bebas untuk menikmati pemandangan, belanja atau kuliner.

Bagaimana medan/persiapan kesehatan?

Medan cukup aman untuk yang bertubuh sehat tapi sangat dianjurkan untuk berolahraga/jalan-jalan setidaknya sebulan sebelum berangkat supaya terbiasa disana. Bagi yang memiliki masalah kesehatan kronis seperti tekanan darah tinggi atau jantung, ada baiknya untuk konsultasi dengan dokter pribadi untuk menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan.

Bagaimana cuaca disana?

Cuaca di musim gugur bervariasi tergantung ketinggian. Oktober adalah bulan perubahan musim hujan ke musim dingin. Tapi cukup nyaman untuk jalan-jalan santai dengan jaket atau sweater, curah hujan-pun rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Di kota suhu siang sekitar 20°C, malamnya sekitar 9°C.  Di puncak gunung salju suhu dibawah 0°C (kita akan berkunjung 1-2 jam disini).

  • Peserta maksimum 16 orang
  • Durasi 8 hari 7 malam
  • Periode: 19-26 Oktober 2024
  • Standar akomodasi: Sharing 2 peserta per kamar, Hotel 3-5* atau equivalent, tergantung kotanya.
  • Makanan: Diusahakan rumah makan halal/tidak mengandung B2. Ada 4 kali lunch/dinner yang mana peserta bebas memilih untuk makan dimana (tidak include).
  • Mentor fotografi (Enche Tjin) dan guide local
  • Biaya trip: US$1290 per orang

Biaya belum termasuk

  • Tiket pesawat ke Kunming
  • Visa China (bisa dibantu dalam aplikasinya)
  • Tips Supir dan Guide
  • Belanja pribadi
  • Asuransi perjalanan (opsional)
  • Single suplement (1 kamar sendiri)

Biaya tiket pesawat bervariasi tergantung maskapai dan tanggal pembelian. Batas waktu pendaftaran sebulan sebelum keberangkatan (September 22), atau sampai kuota penuh. Bagi yang ingin info lebih lanjut/mendaftar, silahkan hubungi Iesan di WA 0858 1318 3069

{ 0 comments }

E-book Photography Mind ini bertujuan untuk berbagi apa yang biasanya saya potret saat travel dan commuting. Dalam seri perdana ini, saya akan membagikan foto-foto sekitar Tokyo dan Hakone. Setting foto akan saya tampilkan beserta pemikiran saya sebelum memotret.  

Teknik setting dan komposisi yang saya gunakan akan bisa dipraktikkan oleh teman-teman di berbagai lokasi lainnya. 

Spesifikasi e-book

  • Total Halaman 58
  • Jumlah foto  25 foto
  • Layout: Landscape
  • File Format: pdf

Testimonial

Keren nih, suatu pembelajaran dimana ternyata banyak komposisi-komposisi logis yang bisa diimajinasikan dan dibuat untuk menjadikan obyek yang sebetulnya sederhana jadi foto indah yang enak dilihat. Awesome….. Terima kasih telah membuat ebook ini……

– capung –

A few years ago I met Enche Tjin by request in Tibet, during the end of Winter. We went on many excursions together. I continued to follow him virtually on his website and I have always been amazed by his art of photography. I bought this ebook to improve the quality of my pics (to find a way how seeing from a different point than others). I’m very satisfied with my purchase and it is a very beautiful book. Highly recommendable.

dr.Dian Ika Putri Syafaruddin, SpOG aka Putri Jlitheng-

Buku ini penting bagi pemula penggemar fotografi untuk mendapatkan ide-ide yang mungkin terlihat biasa namun dengan komposisi tertentu akan menghasilkan karya fotografi yang bagus

Agus Tjipto Djati

Buku ini cocok untukku yg bahkan sudah lansia masih suka jalan-jalan. Pemandu yg inspiratif untuk menangkap moment. Terimakasih, ku tunggu buku selanjutnya.

– Endah Marianingsih

Ada beberapa cara untuk mendapatkan e-book ini:

  1. Hubungi Iesan 0858 1318 3069
  2. Beli di Sociabuzz
  3. Beli di Karyakarsa.com/infofotografi

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca dan mendukung saya dan infofotografi.

{ 0 comments }

Ricoh GR III & GR III X HDF (Kamera baru 2024)

Setelah menonton wawancara dengan desainer Ricoh GR, Inaba-san, akhir tahun 2023 yang lalu di channel resmi YouTube Ricoh GR Photography, saya merasa senang karena di akhir wawancara, Inaba-san menyiratkan akan ada kamera Ricoh baru.

Ternyata memang benar, hampir empat bulan kemudian, Ricoh Imaging merilis Ricoh GR III HDF dan GR III X HDF pada tanggal 28 Maret 2024. Secara spek, kamera baru ini sama persis dengan kamera dasarnya GR III dan GR III X. Yang berbeda adalah filter built-in ND diganti dengan filter HDF (High Diffusion Filter). Jika di aktifkan, bagian yang terang akan berpendar, memberikan kesan foto dengan lensa di zaman film. Selain itu, tombol shutter kini berwarna abu-abu keperak-perakan.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Kamera dan Lensa baru awal tahun 2024

Rekap produk-produk Kamera dan lensa baru yang diumumkan awal tahun 2024 dan dipamerkan di pameran CP+ di Yokohama, Jepang

Kamera

Fujifilm X100VI (Silver & Black + Limited Edition)
Kamera compact bersensor APS-C 40MP dengan lensa fix 23mm f/2 dan built-in stabilization plus optical rangefinder.

Lensa

Fujifilm XF 16-50mm f/2.8-4.8
Lensa kit baru yang akan menggantikan XF 18-55mm f/2.8-4

Sony FE 24-50mm f/2.8 G
Lensa zoom compact berbukaan konstan f/2.8

LUMIX S 28-200mm F4-7.1 MACRO O.I.S
Lensa zoom serbaguna dengan ukuran yang compact

LUMIX S 100mm f/2.8 Macro
Lensa macro dengan ukuran compact sama seperti lensa-lensa Lumix S fix yang f/1.8

Sigma 500mm f/5.6 DG DN OS | Sports
Lensa fix telefoto panjang dengan ukuran dan berat yang compact (1.37kg) dan filter 95mm

Sigma 15mm f/1.4 DG DN diagonal fisheye | ART

Venus Optics Laowa 10mm F2.8 Zero-D FF
Salah satu lensa rectilineral ultrawide yang sudah dilengkapi autofokus

Voigtlander NOKTON 50mm f/1 Aspherical E-mount (Sony)
Voigtlander COLOR-SKOPAR 18mm f/2.8 Aspherical X-mount (Fujifilm)
Voigtlander NOKTON 75mm F1.5 Aspherical RF, Z dan E-mount
Voigtlander APO-LANTHAR 50mm F3.5 VM M-mount
Voigtlander COLOR-SKOPAR 50mm F2.2 VM M-mount

Typoch Simera Eureka 50mm f/2 M-mount
Setelah merilis 28 dan 35mm f/1.4, Typoch Simera mengumumkan lensa compact dengan desain vintage.

Opini

Berkesempatan menghadiri Pameran CP+ di Yokohama (Pameran fotografi yang diselenggarakan setiap musim semi di Jepang), saya cukup kaget dengan banyaknya lensa-lensa baru yang diumumkan. Sedangkan kamera hanya dari satu brand saja yaitu Fujifilm X100.

Dari lensa-lensa yang diumumkan, saya melihat desainnya lebih compact, dan praktis untuk digunakan sebagai alat fotografi maupun videografi.


{ 1 comment }

Review Fujifilm X100 VI

Fujifilm X100 adalah kamera yang ikonik, karena kamera ini adalah cikal bakal sistem Fujifilm X. Awalnya X100 termasuk seri Finepix, golongan kamera compactnya Fujifilm. Designernya merancang X100 dengan tujuan sebagai kamera yang unik dan klasik, yang tetap akan diminati fotografer meskipun saat itu kamera ponsel makin berkembang dan mulai mempengaruhi pasar kamera compact.

Dengan sensor kamera APS-C yang relatif besar untuk kamera compact, dan desain yang klasik, Fujifilm X100 melejit popularitasnya, jadi pembicaraan dimana-mana, dan setelah generasi ke-6 ini masih sangat populer bagi penggemar fotografi antar generasi, dari yang muda sampai senior.

X100 ini disebut kamera ikonik, karena X100 merupakan cikal bakal sistem kamera Fujifilm X, yang sukses dan terus berkembang sampai sekarang. Kehadiran dari kamera ini sangat signifikan yang membentuk masa depan sistem kamera Fujifilm.

Yang paling unik dari kamera digital X100 adalah memiliki jendela bidik hybrid, optik yang bening dan nyata dan juga elektronik seperti kamera mirrorless pada umumnya.

Kamera ini punya banyak titik kendali seperti roda dial, tombol-tombol dan tuas, jadi sebagian setting penting kamera terlihat jelas dan diatur langsung tanpa harus mengakses menu.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Kesan pertama dan Explore Fujifilm X100 VI

Saat teman-teman membaca artikel ini, saya dan Iesan sedang menghadiri X-Summit di Jepang.  di midtown Tokyo, tempat dimana kamera Fujifilm X100 VI akan diumumkan secara resmi. Saya sempat mencoba Fujifilm X100 VI selama beberapa hari kurang lebih sebulan sebelum peluncuran, maka dari itu saya ingin berterima kasih terlebih dulu nih kepada Fujifilm Indonesia yang telah mempercayakan infofotografi untuk mencoba kameranya sebelum diluncurkan secara global.

Seri Fujifilm X100 merupakan kamera penting dan boleh dibilang ikoniknya Fujifilm karena kamera ini mengawali langkah Fujfilm ke era sistem kamera mirrorless. X100 pertama kali muncul tahun 2013 sebagai pionir, kurang lebih 11 tahun lalu dan yang saya pegang ini adalah seri ke VI.

Sekilas, tidak ada perbedaan yang signifikan dari desainnya dibandingkan dari seri pertama sampai keenam. Dan ini sepertinya memang disengaja karena untuk apa mengubah desain yang bagus dan diminati banyak penggemar fotografi.

Pada intinya, X100 ini adalah kamera compact bersensor APS-C, dengan lensa 23mm ekuivalen 35mm dan bukaan f/2. Lensa ini adalah lensa generasi ke-2, sama dengan Fujifilm X100 V, tapi lebih bagus kualitasnya dibandingkan seri sebelumnya, terutama saat memotret subjek dari jarak dekat.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Review Sharp AQUOS R8S | Kamera flagship dari Jepang

Akhir tahun lalu dan awal bulan 2024 ini, Sharp mengejutkan dengan memasukkan tiga ponsel secara resmi ke Indonesia: Sharp Aquos R8s Pro, Aquos R8 dan Sense 8. Yang saya review kali ini adalah yang R8s. Type ini dirilis bersamaan dengan R8s Pro sehingga tidak begitu banyak dibahas oleh media.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Di awal tahun 2024, OM System meneruskan rebranding lensa-lensa baru dari Olympus ke OM System. Sementara itu, merk lensanya tetap M. Zuiko. M berarti Mirrorless. Untuk lensa M.Zuiko Digital ED 9-18mm F4.0-5.6 II, sepertinya tidak ada perubahan sedangkan M.Zuiko Digital ED 150-600mm F5.0-6.3 IS, lensa supertelefoto zoom yang memperkuat lini lensa-lensa micro four thirds OM System.

[continue reading…]
{ 0 comments }