≡ Menu

Ponsel Xiaomi 14T dan 14T Pro baru dipasarkan tanggal 5 Oktober 2024 yang lalu. Hebatnya, seri Xiaomi 14T ini mencatat rekor penjualan baru. Kedua ponsel ini terjual 10.000 unit hanya dalam 36 jam.

Selain hardware yang canggih dan harga yang relatif terjangkau, Xiaomi mengangkat kamera dan lensanya yang bermerk Leica. Tentunya daya tarik popularitas dan penjualan Xiaomi tidak terlepas dari kualitas kameranya. Maka dari itu, kita akan fokus dalam menguji kemampuan fotografi kamera Xiaomi 14T Pro ini di berbagai lokasi dan subjek, terutama di kondisi cahaya yang minim, sesuai dengan tagline Xiaomi 14T: Master light, capture night.

Seri Xiaomi T ini punya harga yang menarik, karena menggunakan processor dari Mediatek, yaitu Dimensity 9300+. Sebenarnya processor ini cuma kalah tipis dari processor yang lebih populer seperti Snapdragon dari Qualcomm, tapi perbedaan harganya cukup banyak. Xiaomi 14T Pro harganya cuma 8 jutaan, dibandingkan dengan Xiaomi 14 PRO yang tidak masuk ke indonesia itu 700 USD atau sekitar Rp11-12 juta. Lumayan kan hemat Rp3-4 jutaan.

Ponsel Xiaomi 14T Pro punya tiga modul kamera. Yang utama adalah kamera utama bersensor 1/1.31 inci, relatif besar, dan lensanya Leica Summilux f/1.6 yang sangat lebar. Branding “Summilux” biasanya disematkan ke lensa-lensa Leica yang berbukaan f/1.4. Summilux berasal dari Summa artinya banyak, dan Lux artinya cahaya. Artinya lensa ini dapat memasukkan banyak cahaya dan oleh sebab itu sangat pas digunakan di kondisi minim cahaya/low light.

[continue reading…]
{ 1 comment }

Fujifilm X-M5 Review

Fujifilm X-M5 adalah kamera mirrorless bersensor APS-C yang berukuran sangat compact. Pendahulu kamera ini, Fujifilm X-M1 di rilis 11 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2013. Lini X-M pada awalnya dirancang untuk penggemar fotografi yang menyukai kamera yang compact dengan kualitas body dan fitur yang canggih.

Tapi setelah X-M1, Fujifilm tidak memperbaharuinya melainkan membuat lini baru yang dinamakan Fujifilm X-A yang bentuknya sama-sama compact, tapi dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Mungkin karena saat itu persaingan antara kamera mirrorless sangat kompetitif, jadi Fujifilm memilih mengembangkan X-A dengan spek yang lebih rendah, sehingga  harganya lebih kompetitif. Lini Fujifilm X-A ini diperbaharui sampai X-A7 yang dirilis di tahun 2019.

[continue reading…]
{ 3 comments }

Yongnuo sebagai pabrikan lensa dan kamera sudah terkenal sejak zaman kamera DSLR. Rata-rata lensa buatan Yongnuo kualitasnya baik dan beberapa lebih bagus daripada lensa buatan pabrikan kamera. contohnya lensa Yongnuo 50mm f/1.4. Bukaannya besar, dan bokehnya juga lebih mulus, harganya juga relatif terjangkau.

Trims Talent kita Cherie Violentia. ig @cherieviio
[continue reading…]
{ 0 comments }

Leica Q merupakan lini kamera compact paling populer selama 10 tahun belakangan ini. Leica Q pertama kali dirilis tahun 2015 dan saat ini telah diperbaharui dua kali dalam rentang waktu 8 tahun. Tahun lalu, Leica merilis Leica Q3, kamera full frame dengan image sensor 60 megapixel dan lensa 28mm f/1.7 ASPH. OIS. Setahun kemudian, Leica merilis varian Q3 yaitu Q3 43.

Nama 43 ini mengacu pada lensa baru yaitu 43mm f/2 APO ASPH. Desain lensa APO memastikan kualitas gambar yang tajam dan bukaan yang besar membuat latar belakang blur lebih mudah daripada lensa 28mm. Di mode macro, lensa ini bisa fokus sedekat 27cm. Lebih dekat daripada lensa-lensa 40-50mm yang pada umumnya hanya bisa fokus ke 50-70cm.

[continue reading…]
{ 2 comments }

Storage untuk file foto terutama video sering menjadi beban karena memory card memiliki kapasitas yang terbatas dan harganya relatif tinggi per Gigabyte-nya. Beberapa tahun terakhir sinematografer mulai melirik solusi penyimpanan external seperti SSD.

T-Create CinemaPr P31 adalah SSD external portable dari dari perusahaan Teamgroup yang berasal dari Taiwan. Perusahaan ini membuat solusi storage untuk berbagai pengguna dan alat, dan P31 ini ditujukan untuk creator, fotografer, videografer dan sinematografer.

Desain dan kelebihan SSD CinemaPr P31

Kelebihan utama menggunakan external storage SSD seperti ini cukup banyak, misalnya kinerja yang lebih tinggi dan kapasitas yang lebih besar dan lebih ekonomis per Gigabyte-nya.

Kelebihan lainnya adalah karena posisi SSD nya diluar kamera, maka kamera tidak cepat panas. Memory card adalah salah satu penyebab kamera jadi panas saat kita foto berturut-turut atau merekam video kualitas tinggi dalam waktu yang panjang.

Saat digunakan secara intensif, SSD ini bisa panas juga, tapi dengan transfer data yang begitu besar, SSD ini bisa panas juga, tapi konstruksi aluminum dan graphene ini bisa menyebarkan panas lebih cepat sehingga lebih cepat dingin kembali.

Yang spesial dari SSD ini adalah desainnya yang memiliki thread 1/4″ di bagian sisi dan bawah kamera. Jadi memudahkan untuk memasang SSD ini ke kamera atau ke cage kamera.

Cable USB-C juga sudah disediakan dan kecepatannya tinggi, yang kapasitas 1 dan 2 TB maksimum bisa 1GB/detik, dan yang 4TB bisa 2GB/detik.

SSD P31 ukurannya relatif compact, ringan, beratnya di bawah 100gram saja. Jadi mudah dibawa kemana-mana, termasuk untuk travel atau saat bekerja di lapangan. P31 tahan debu dan air, ip ratingnya 67. Bahannya dari aluminium unibody jadi terasa kokoh, tahan getaran dan tahan jatuh dari ketinggian dua meter. Sebagai tambahan, Teamgroup memberikan garansi lima tahun.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Leica M11-D kamera full frame 60MP tanpa layar

Leica kembali membuat kamera yang minimalis. Keunikan M11 D adalah tanpa layar dan tiadanya tombol-tombol yang biasanya menaburi bagian belakang kamera. Fotografer harus memotret dari jendela bidik rangefinder dan kalau mau playback fotonya bisa menggunakan ponsel.

M11D ini bersensor full frame 60MP dengan pilihan alternatif 18 dan 36MP. Di bagian atas kamera ada shutter speed, 1 tombol fungsi dan dibelakang ada roda untuk mengatur ISO.

Meskipun tanpa layar M11-D diproduksi dengan jumlah yang lebih terbatas sehingga harganya lebih tinggi daripada Leica M11 dan M11-P yaitu US$9395 atau sekitar Rp145 jutaan.

Spek Leica M11-D

  • 60MP Full Frame BSI CMOS Sensor
  • Leica Content Credentials Technology
  • Optical 0.73x Magnification Viewfinder
  • Internal 256GB Memory and SD UHS-II Slot
  • ISO 64-50000, 4.5 fps
  • Alumunium top plate
  • Electronic shutter, multi-field metering
[continue reading…]
{ 0 comments }

Lensa 85mm f/1.4 adalah salah satu lensa wajib fotografer profesional di bidang portrait karena jarak fokal-nya cocok untuk foto setengah badan, fotografer tidak perlu jarak yang terlalu jauh, dan tidak perlu terlalu dekat. Selain itu, bukaan f/1.4, sangat mudah untuk memisahkan subjek dari backgroundnya sehingga subjek foto lebih menonjol.

Lensa 85mm generasi Sony pertama kali diluncurkan di tahun 2016 dan saat itu resolusi kamera full frame hanya 24MP, saat ini banyak kamera Sony yang beresolusi tinggi, seperti 33MP, 42MP dan yang terbanyak 61MP.

Mungkin karena itulah, Sony merasa perlu untuk memperbaharui lensa wajib profesional ini supaya lebih optimal dengan kamera baru, yang resolusinya tinggi dan kinerja kameranya makin tinggi, terutama autofokusnya.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Lensa Tamron 28-300mm f/4-7.1 Diii VC VXD dirancang untuk kamera full frame dan tersedia untuk kamera mirrorless Sony seperti Sony Alpha 7, 9, 1 dan ZV-E1. Lensa ini bisa dipasang dan digunakan langsung di kamera APS-C seperti Sony A6000-an dan ZVE 10, tapi akan ada crop factor 1.5x menjadikan jarak fokal lensanya ekuivalen dengan 42-450mm.

Dari spek jarak fokal lensanya, saya bisa kategorikan lensa ini sebagai lensa sapujagat karena lensa ini mencakupi sudut yang lebar dan juga bisa di zoom ke telefoto. Yang perlu diperhatikan adalah bukaan maksimum lensa akan mengecil seiring dengan perubahan jarak fokal lensa.

Di jarak fokal 28mm, bukaan maksimumnya f/4, di 35mm f/4.5, di 50mm f/5, di 70mm f/5.6, di 100mm f/6.3 dan di 200mm sampai 300mm f/7.1. Bukaan lensa ini cukup kecil. Tapi dengan membatasi ukuran bukaan maksimum, Tamron bisa menjaga ukuran lensa supaya tetap enak dibawa kemana-mana dan  harganya tidak terlalu mahal.

Lensa ini tergolong cukup ringan dan compact untuk lensa yang bisa menjangkau 300mm. Beratnya 610g, panjangnya 12.6 cm dan filter threadnya 67mm, identik dengan lensa-lensa Tamron pada umumnya.

[continue reading…]
{ 0 comments }

Nikon Z6 III atau Nikon Z8 pilih mana?

Kehadiran Nikon Z6 III memang membuat penggemar fotografi dan videografi jadi bingung, bagusan Nikon Z8 yang lebih mahal atau Z6 III yang lebih baru?

Karena keduanya termasuk kamera Nikon yang cukup baru (Z8 rilis 2023, Z6 III rilis 2024), keduanya memiliki persamaan dari generasi processor, yaitu Expeed 7, dan sama-sama bersensor full frame.

Tapi banyak perbedaannya juga. Secara singkat, daftar kelebihan dan kelemahan kedua kamera antara lain:

Kelebihan Nikon Z6 III

  • Harga lebih murah (sekitar 15 juta)
  • Punya mechanical shutter
  • Layar LCD bisa diputar ke samping dan ke depan
  • Lebih ringan dan compact (760g vs 910g)
  • Lebih baik di kondisi ISO tinggi (ISO maks 64.000 vs 25600)
  • Autofokus di kondisi gelap lebih baik (-8.5 EV vs -6 EV)
  • Jendela bidik lebih detail dan kaya warna (5.7juta titik vs 3.7juta titik)

Kelebihan Nikon Z8

  • Resolusi lebih tinggi (45 vs 24MP)
  • Memiliki teknologi full stacked sensor, 0 rolling shutter/jello effect
  • Layar LCD 4 axis, bisa tilt atas bawah dan portrait mode
  • Dynamic range lebih tinggi di ISO rendah (64-800)
  • Sistem Autofokus lebih canggih, bisa deteksi burung dan areanya lebih banyak (493 vs 273)
  • Resolusi video lebih tinggi (8K vs 6K)
  • Maksimum electronic shutter lebih cepat (1/16000 vs 1/32000 detik)

Dari rangkuman diatas, boleh disimpulkan bahwa Nikon Z6 III kamera yang lebih handal dalam memotret di kondisi low light karena noise di ISO tingginya lebih sedikit, dan sistem autofokus di kondisi gelap bekerja lebih baik. Z6 III juga cocok untuk yang mencari kamera dengan body yang compact dan harga yang lebih terjangkau. Link pembelian Nikon Z6 III

Sedangkan Nikon Z8 lebih unggul di fotografi yang butuh detail tinggi, seperti landscape, komersial, produk, dan juga olahraga dan satwa liar karena sistem autofokusnya yang lebih akurat. Link pembelian Nikon Z8

Saksikan review Nikon Z6 III dan Z8 di channel youtube infofotografi:

{ 0 comments }

The Sony ZV-E10 II adalah generasi kedua dari Sony ZV-E10, kamera mirrorless bersensor APS-C yang sangat populer dan best selling di berbagai region. Di generasi kedua ini, ZV-E10 II mendapatkan beberapa peningkatan seperti image sensor baru dan baterai NP-FZ100 yang lebih besar. Kinerja video juga meningkat.

Spesifikasi utama Sony ZV-E10 II

  • 26MP APS-C BSI CMOS sensor
  • Full-width 4K at up to 30p
  • 4K/60p from a 1.1x crop (5.6K capture). Full HD 120fps
  • Up to 11-fps Shooting, ISO 100-32000
  • 10-bit video capture
  • S-Cinetone color mode and ‘Creative Look’ options
  • Imports LUTs for previewing, embedding or applying to S-Log3 footage
  • Three-capsule mic with automatic directional focus option
  • Headphone and Microphone Ports
  • No mechanical shutter
  • Baterai NP-FZ100

Sony ZV-E10 II akan tersedia di awal bulan Agustus dengan lensa kit baru 16-50mm f/3.5-5.6 OSS II yang berdesain compact dan ditenagai oleh power zoom. ZV-E10 II akan tersedia dalam warna hitam dan putih. Yang versi putih akan dipaketkan dengan lensa yang berwarna putih juga, yang tidak dijual secara terpisah. Harga kamera Sony ZV-E10 II di pasar Amerika Serikat adalah US$998 (+/- Rp16 juta)

Saksikan pembahasan Sony Z-VE 10 II di Live infofotografi
{ 0 comments }