Hari ini FujiFilm global memperkenalkan penerus dari kamera seri X-T termurah X-T100 yang kini bernama Fuji X-T200. Masih dengan desain fisik yang sama, Fuji X-T200 kini memakai desain layar lipat yang sama dengan X-A7 termasuk sama-sama pakai layar sentuh 3,5 inci aspek rasio 16:9 yang lebih lebar. Sebagai kamera mirrorless kelas pemula, Fuji X-T200 juga tetap memakai sensor APS-C 24 MP Bayer (bukan X-Trans) meski kini ditingkatkan fiturnya dengan copper wiring di dalamnya, sehingga jalannya sinyal lebih cepat dan menekan rolling shutter saat rekam video.
Peningkatan yang diberikan Fuji lebih ke kinerja, bukan tampak luar. Misalnya kini titik pendeteksi fasa untuk auto fokus tersebar hampir di semua bidang gambar, lalu dalam perekaman video 4K kini tidak lagi mengalami crop. Kecepatan memotret dari dulunya 6 fps kini bisa 8 fps, lumayan untuk foto olahraga yang cepat. Kini juga dikenalkan fitur Gimbal digital berkat gyrosensor di kamera, sehingga video lebih stabil saat direkam sambil bergerak (meski videonya akan kena crop).
Fuji X-T200 ini baterainya bisa diisi daya via port baru USB-C, dan diberikan konverter headphone dari USB yang tentunya jadi bonus menarik. Sayangnya hal-hal yang dihilangkan dari X-T100 juga ada, misalnya tombol 4 arah diganti joytstick. Lalu tidak ada lagi mode 4K burst di X-T200. Di kesempatan ini juga Fuji meluncurkan lensa murah Fujinon XC 35mm f/2.
Opini saya :
Saya termasuk yang suka dengan konsep X-T100, sebuah kamera seri X-T yang terjangkau, tetap lengkap ada jendela bidik, ada flash hot-shoe. Tapi saat saya mereview X-A7, saya merasa aneh karena X-A7 yang lebih baru dari X-T100 memiliki beberapa hal yang lebih baik dari X-T100 misal dalam hal kinerja fokus (dan jumlah titik fokus) dan antarmuka menu dengan layar besar. Saya punya keyakinan kalau Fuji akan meneruskan fitur unggulan di X-A7 ini, dan ternyata benar. Fuji X-T200 bisa dibilang adalah berpadunya fitur auto fokus dan layar di X-A7 ke dalam bodi X-T100, lalu diberi sensor yang lebih baik dan kinerja yang lebih cepat. Fitur video banyak ditingkatkan di X-T200 dan itu tidak mengejutkan, karena Fuji juga pasti ingin X-T200 diminati oleh para konten kreator atau vlogger. Walau begitu, yang saya sukai di X-T100 tapi tidak diteruskan di X-T200 juga ada, yaitu desain layar lipat X-T100 yang unik bisa dilipat menghadap atas (enak untuk foto dengan low-angle) diganti layar lipat putar biasa seperti di X-A7. Apa pendapat anda, tulis di komentar ya..
Dear Mas Erwin, utk lensanya sendiri fujinion kan mahal2, ada rekomendasi gak utk lensa dari third party yg bagus buat XT200
Thanks
Paling lensa manual, seperti 7Artisans atau Meike dsb.
mas Enche, mohon masukannya, saya pemakai canon eos 6D dan berfikir untuk upgrade body ke 5D mark iv (SCnya masih 800 dan dibandrol 28 juta, sudah lewat garansi dan bukan datascript) apakah worth it? atau saya menunggu eos R5 yang rumornya terkuat akan ada ibis? terima kasih mas 🙂
Tergantung sudah punya banyak lensa Canon DSLR belum? Kalau sudah 5D sptnya mantap, kalau EOS R belum tau sih kapan keluarnya, kalau keluar mungkin harganya jauh dari 28jt.
Bukan comment sih,tp pertanyaan,kl boleh memilih antara XT 100 dan XA7?dg budget kisaran 7-8 juta?atau lebih baik menunggu XT 200 tiba di Indo?
X-T200 tentu lebih bagus dari keduanya ya, tinggal bisa diterima gak nanti harganya hehe..